Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari menjadi waktu yang berkah. Setiap individu biasanya memiliki ritual untuk memulai aktivitas di pagi hari, seperti mendengarkan lagu favorit atau minum kopi. Namun, sebagai umat muslim, salat adalah cara terbaik untuk menenangkan, maka dari itu sholat dhuha bisa menjadi cara tepat untuk memulai hari.
Advertisement
Sholat dhuha merupakan sholat sunnah yang dikerjakan pagi hari sebelum melakukan aktivitas, atau lebih tepatnya waktu pelaksanaan sholat dhuha adalah mulai dari matahari sedang naik setinggi 7 hasta atau sekitar pukul 7 pagi hingga sebelum salat dzuhur.
Adapun hukum sholat dhuha seperti yang disebutkan di atas adalah sunnah yang artinya apabila dikerjakan mendapat pahala dan apapila tidak dikerjaan tidak mendapat apa-apa.
Nabi Muhammad SAW sendiri telah mengingatkan pentingnya sholat dhuha. Dalam sebuah hadist Nabi Muhammad bersabda:
"Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir." (HR. Bukhari)
Selama ini, keutamaan sholat dhuha selalu dikaitkan dengan kemudahan seorang muslim mendapatkan rejeki di dunia. Namun, ternyata masih banyak lagi keutamaan sholat dhuha yang patut diketahui.
Melansir dari laman NU, keutamaan sholat dhuha yang pertama adalah dianggapnya ibadah sunnah tersebut sebagai pahala sedekah. Secara lebih terperinci, siapa pun yang mengerjakan sholat dhuha akan dianggap telah bersedekah atas seluruh anggota tubuhnya. Berikut sabda dari Rasulullah SAW,
عَنْ أَبِى ذَرٍّ عَنِ النَّبِىِّ ﷺ أَنَّهُ قَالَ: يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى. (رواه مسلم)
“Diriwayatkan dari Abu Dzar radliyallahu ‘anh, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat sholat dhuha mencukupi semuanya itu,” (HR Muslim).
Selain itu, keutamaan sholat dhuha yang berikutnya adalah siapa pun yang mengerjakannya tak akan dianggap sebagai orang lalai. Maka dari itu, dalam mencari rahmat Allah hendaknya kita senantiasa mengerjakan sholat dhuha agar terlepas dari sifat lengah dan lalai. Adapun hadist dari keutamaan tersebut ialah sebagai berikut,
"Orang yang mengerjakan sholat dhuha tidak termasuk orang lalai," (HR. Al-Baihaqi dan An-Nasa’i).
Keutamaan sholat dhuha yang berikutnya adalah diampuninya dosa-dosa di masa lampau. Siapa pun yang mengerjakan sholat dhuha secara rutin, maka dosa sebanyak buih di lautan pun akan diampuni Allah SWT. Berikut sabda dari Rasulullah SAW,
"Siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan."(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Barangsiapa yang secara rutin mengerjakan sholat dhuha juga akan mendapatkan istana megah di surga kelak kemudian hari. Adapun sabda mengenai keutamaan sholat dhuha ini yaitu sebagai berikut:
"Barang siapa sholat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Selain itu, menunaikan sholat dhuha setidaknya dalam 2 rakaat juga dapat menyehatkan tubuh. Semua anggota tubuh hendaknya senantiasa mengagungkan Allah SWT. Cara itu dapat ditempuh dengan mengerjakan sholat dhuha seperti sabda Nabi sebagai berikut,
"Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar maruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan sholat dhuha sebanyak 2 rakaat." (HR. Muslim no. 720).
Berikut niat dan bacaan setelah selesai sholat dhuha:
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Niat Sholat Dhuha
اُصَلِّى سُنَّةَ الضَّحٰى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اَدَاءً ِللهِ تَعَالَى
Ushalli Sunntadh-dhuha rak'ataini lillahi ta'ala
Artinya,
"Aku niat sholat dhuha dua rakaat, karena Allah ta'ala."
Advertisement
Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha
اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ
Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka.
Artinya,
"Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu".
Doa lainnya
اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin.
Artinya,
"Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih."
Penulis:
Ulwanul Askan
UIN Jakarta
Advertisement