Liputan6.com, Washington D.C - Rencana kontroversial berhembus dari pemerintahan Donald Trump: penutupan hingga 27 misi diplomatik di berbagai negara. Informasi ini mengejutkan banyak pihak, mengingat dampaknya yang luas terhadap hubungan internasional Amerika Serikat.
Laporan MSN yang diperoleh "The New York Times" dan dikutip Selasa (22/4/2025) menyebut, penutupan misi diplomatik asing AS meliputi 10 kedutaan besar dan 17 konsulat termasuk yang berada di Indonesia. Upaya ini dianggap sebagai bagian dari upaya efisiensi dan pemotongan anggaran Departemen Luar Negeri AS hingga hampir 50%.
Advertisement
Baca Juga
Dokumen memo internal yang diperoleh The New York Times menyebut isinya mengusulkan agar tugas-tugas kedutaan besar yang ditutup diambil alih oleh kantor-kantor negara tetangga. The New York Times melaporkan bahwa penulis catatan tersebut juga mengusulkan untuk mengurangi atau menghilangkan keberadaan kedutaan besar AS di Mogadishu, Somalia, dan menutup Pusat Dukungan Diplomatik Baghdad di Irak, serta mengurangi biaya untuk kantor-kantor diplomatik di Baghdad dan Erbil. Mereka juga mengusulkan untuk menggabungkan kantor-kantor ke satu lokasi di negara-negara dengan banyak konsulat, seperti Jepang dan Kanada.
Advertisement
Juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce menolak mengomentari dokumen internal dan rencana pemotongan drastis di Departemen Luar Negeri.
Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi mengenai tanggal penutupan, namun rumor ini telah memicu spekulasi dan kekhawatiran di berbagai negara.
Berikut ini daftar 27 misi yang dikabarkan jadi target penutupan oleh pemerintah Donald Trump, mengutip FirstPost.com:
- Afrika: Republik Afrika Tengah
- Afrika: Eritrea
- Afrika: Gambia
- Afrika: Lesotho
- Afrika: Republik Kongo
- Afrika: Sudan Selatan
- Eropa: Luksemburg
- Eropa: Malta
- Karibia: Grenada
- Kawasan Samudra Hindia: Maladewa
- Prancis: Bordeaux
- Prancis: Lyon
- Prancis: Marseille
- Prancis: Rennes
- Prancis: Strasbourg
- Jerman: Düsseldorf
- Jerman: Leipzig
- Bosnia-Herzegovina: MostarÂ
- Bosnia-Herzegovina:Â Banja Luka
- Thessaloniki (Yunani)
- Florence (Italia)
- Ponta Delgada (Portugal)
- Edinburgh (Skotlandia)
- Douala (Kamerun)
- Medan (Indonesia)
- Durban (Afrika Selatan)
- Busan (Korea Selatan)
Pemotongan 10% Jaringan Diplomasi AS
Menurut Lowy Institute’s Global Diplomacy Index, AS saat ini mengoperasikan 271 misi diplomatik (kedutaan dan konsulat) di seluruh dunia pada 2023. Jika usulan ini disetujui, akan terjadi pemotongan sekitar 10% dari total kantor perwakilan AS di luar negeri.
The Times melaporkan bahwa penutupan kedutaan dan konsulat akan "menghambat kerja sebagian besar lembaga federal," termasuk CIA, yang biasanya menempatkan agennya di kedutaan dengan kedutan diplomatik.
"Kedutaan menjadi markas bagi perwakilan militer, intelijen, penegak hukum, kesehatan, perdagangan, keuangan, dan lembaga lainnya," jelas laporan tersebut.
Kekhawatiran terbesar adalah "kehilangan ruang diplomatik vital yang bisa diambil alih oleh China," yang saat ini mengoperasikan 274 misi luar negeri menurut data Lowy Institute.
Â
Advertisement
