Liputan6.com, Jakarta Berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan tentu akan menjadi kebiasaan. Namun terkadang, ada kebiasaan berbahaya yang harus segera kita hilangkan dari kehidupan kita. Dan semakin cepat kita beralih ke kebiasaan yang lebih baik, semakin baik kualitas hidup kita.
Berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa berdampak buruk bagi kesehatan, seperti melansirdari Bright Side, Senin (13/6/2022).
1. Menggunakan alarm
Advertisement
Suara sentakan dari jam alarm tentu akan membangunkanmu secara tiba-tiba, yang bisa berbahaya bagi jantungmu. Ini bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah dan meningkatkan tingkat stres karena adrenalin.
Bangun secara tiba-tiba juga bisa menyebabkan inersia tidur, atau keadaan merasa grogi dan mengalami penurunan kinerja mental dan fisik.
Untuk itu, para ahli merekomendasikan untuk membangun rutinitas tidur yang konsisten dengan mencoba untuk tertidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, tanpa alarm.
Anda juga bisa berlatih secara bertahap bangun dengan cahaya alami. Membuka tirai dan gorden, atau menempatkan tempat tidur Anda di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
Jika Anda perlu bangun sebelum matahari terbit, Anda bisa membeli jam alarm dengan suara yang lebih menenangkan (seperti peluit dan lonceng angina), atau jam berbasis cahaya untuk menirukan kecerahan matahari.
Meninggalkan jam alarm bahkan diklaim bisa meningkatkan penampilanmu. Seorang wanita mencoba mengunjinya dengan bagun sendiri tanpa alarm selama seminggu.
Setelah eksperimennya, dia mengatakan wajahnya terlihat lebih segar, dan bayangan gelap di bawah matanya menhilang.
2. Memotong kutikula
Sebagian besar sesi manikur dan pedikur melibatkan pengeroposan kutikulamu, atau lapisan kulit bening di sepanjang tepi jari tangan dan kaki.
Memotongnya bisa membuat kuku Anda terlihat lebih menarik, tapi Anda juga menghilangkan salah satu bentuk perlindungan alami tubuh Anda.
Kutikula membantu melindungi kuku baru dari bakteri, dan mengotak-atik area tersebut bisa menyebabkan kerusakan kulit, kekeringan, atau infeksi.
Kebiasaan kuku lain yang perlu dihentikan yakni menggunakan kuku sebagai alat untuk membuka kaleng atau stoples, melepas stiker, atau membuka gantungan kunci.
Kegiatan ini bisa dengan mudah mematahkan kuku Anda, jadi seorang ahli menyarankan untuk menggunakan instrumen yang tepat, seperti gunting atau perangkat lain.
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
3. Terlalu banyak mengonsumsi vitamin dan suplemen
Kebanyakan individu yang mengonsumsi multivitamin melakukannya untuk mengisi kekosongan nutrisi. Namun menurut penelitian, mengonsumsi suplemen ini tidak menambah manfaat apa pun bagi kesehatan.
Mereka tidak mengurangi risiko penyakit jantung atau kanker, dan mereka tidak membantu mencegah kehilangan Ingatan atau penurunan kemampuan mental.
Namun, satu suplemen yang terbukti efektif adalah asam folat (diminum sebelum atau selama kehamilan), yang membantu melawan cacat tabung saraf pada bayi.
Para ahli juga memperingatkan tentang mengonsumsi vitamin yang larut dalam lemak dan larut dalam air dalam dosis besar.
Terlalu banyak vitamin C yang larut dalam air bisa menyebabkan batu ginjal, dan vitamin A yang larut dalam lemak dalam jumlah yang berlebihan bisa mempengaruhi hati.
Sangat ideal untuk berkonsultasi dengan dokter Anda jika Anda memiliki kekurangan vitamin yang perlu ditangani dengan obat-obatan. Dan daripada bergantung pada suplemen, lebih baik mendapatkan nutrisi yang sangat dibutuhkan dari diet seimbang.
Advertisement
4. Memakai sepatu hak tinggi setiap hari
Pompa atau stiletto bisa menambah beberapa inci tinggi badanmu, tapi pemakaiannya untuk jangka waktu yang lama bisa menyakitkan bagi tubuhmu.
Sebuah studi menemukan bahwa wanita yang mengenakan sepatu hak tinggi setiap hari menunjukkan kualitas hidup yang lebih buruk dalam hal kesehatan kaki.
5. Makan terlalu cepat
Di dunia yang serba cepat ini, kita cenderung terburu-buru dalam segala hal, termasuk waktu makan. Tapi ini bisa menjadi praktik yang merugikan, yang bisa menyebabkan penambahan berat badan.
Menurut sebuah penelitian, 60 persen anak-anak yang mengunyah makanan mereka dengan cepat juga makan berlebihan. Sementara itu, kelompok penelitian yang berbeda menemukan bahwa pemakan cepat mengambangkan faktor risiko obesitas di sekitar lingkar pinggang, tekanan darah tinggi, dan kadar gula darah dan lemak jahat yang tinggi.
Makan cepat juga memakan lebih banyak gigitan dan mengunyah lebih sedikit, yang bisa menyebabkan pencernaan yang buruk.
Makan lambat, di sisi lain, bisa membantu Anda merasa lebih puas dengan makananmu, dan memungkinkan Anda untuk mengunyah makananmu lebih teliti.
Sebuah penelitian lama juga mencatat bahwa mengendalikan kecepatan makan bisa menjadi sarana untuk mengatur berat badan dan mencegah obesitas.