Hari Menopause Sedunia, Yuk Kenali Menopause Lebih Dalam

Memperingati Hari Menopause Sedunia, Ini Fakta Menopause yang Perlu Kamu Ketahui

oleh Hani Safanja diperbarui 18 Okt 2022, 16:08 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2022, 16:07 WIB
4 Tanda Menopause Dini yang Anda Harus Tahu
4 Tanda Menopause Dini yang Anda Harus Tahu

Liputan6.com, Jakarta - Hari Menopause Sedunia setiap tahunnya jatuh pada, 18 Oktober. Melansir IMSociety, hari ini ditetapkan oleh International Menopause Society (IMS) sebagai Hari Menopause Sedunia untuk meningkatkan kesadaran akan menopause dan untuk meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan bagi wanita di usia paruh baya.

Adapun untuk tema yang diangkat pada Hari Menopause Sedunia 2022 ini, International Menopause Society mengangkat topik mengenai akses gratis klimaterik. Sementara pada tahun sebelumnya, tema yang diangkat mengenai kesehatan tulang yang terjadi pada masa menopause.

Dikutip dari Pubmed, Selasa (18/10/2022), klimakterik adalah periode kehidupan yang dimulai dari menurunnya aktivitas ovarium sampai setelah berakhirnya fungsi ovarium. Adapun klimakterik dianggap sebagai perubahan reproduksi yang dapat disertai dengan berbagai implikasi kesehatan yaitu gejala menopause, osteoporosis, penyakit jantung koroner, atau penyakit Alzheimer.

Meskipun istilah menopause sering terdengar, nyatanya masih banyak hal yang perlu diketahui oleh masyarakat mengenai kondisi ini. Kondisi menopause tidak hanya berbicara mengenai wanita dan proses reproduksinya, tetapi juga gejala, diagnosis, serta penyebab mengapa menopause dapat terjadi.

Dilansir Jab Acommodation Network, menopause alami adalah berakhirnya menstruasi secara permanen dan karena menopause adalah dampak yang sepenuhnya normal dari penuaan manusia, maka menopause bukanlah suatu gangguan yang perlu dikhawatirkan.

Tetapi, menopause karena penuaan berbeda dengan menopause yang terjadi akibat kehilangan atau gangguan awal melahirkan anak akibat penyakit atau gangguan pada usia subur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menopause Juga Dapat Terjadi Pada Pria

Menopause pada Pria, Benarkah Adanya?
Menopause pada Pria, Benarkah Adanya?

Tidak hanya terjadi pada wanita, menopause juga dapat terjadi pada pria. Istilah menopause pada pria dikenal dengan andropause. Mengutip dari NHS, gejala yang terjadi pada pria meliputi depresi, kehilangan gairah seks, disfungsi ereksi, dan gejala-gejala fisik dan emosional lainnya ketika mereka mencapai usia akhir 40-an hingga awal 50-an.

Pengurangan hormon testosteron yang terjadi pada pria turun seiring dengan bertambahnya usia. Adapun penurunannya stabil kurang dari 2% per tahun dari sekitar usia 30 hingga 40 tahun.

Namun, kekurangan testosteron yang berkembang di kemudian hari, juga dikenal sebagai onset hypogonadism akhir dan terkadang menjadi penyebab atas gejala-gejala yang mirip dengan kondisi andropause. Sementara kondisi ini tidak dipengaruhi oleh hormon, gaya hidup diyakini menjadi faktor utama perubahan testosteron.


Apa yang Terjadi Bila Wanita Mengalami Menopause?

Menopause dini
Usia pertama kali haid atau menstruasi menjadi pengaruh besar soal kapan wanita akan memasuki fase menopause.

Lebih dari sekedar mengalami penurunan estrogen dan berhentinya siklus menstruasi, dampak lain yang terjadi pada wanita meliputi gejala psikis dan psikologis.

Melansir Healthline, sekitar 75 persen wanita mengalami rasa semburan panas (hot flashes) selama menopause yang menjadikannya gejala paling umum yang dialami oleh wanita.

Adapun efek semburan panas dapat terjadi di siang maupun malam hari. Beberapa dampak yang dapat dirasakan mungkin juga nyeri otot dan sendi, yang dikenal sebagai arthralgia hingga perubahan suasana hati.

Dikutip dari Womens Health, wanita yang telah mengalami menopause memiliki kadar estrogen yang sangat rendah. Rendahnya kadar estrogen dan progesteron kemudian dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan yang juga terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Contoh masalah kesehatan yang rentan terjadi pada tahun-tahun setelah menopause meliputi penyakit struk, penyakit jantung, kolesterol, osteoporosis, dan kesulitan menahan kencing.


Menopause Dini, Dapatkah Terjadi?

Menopause - Vania
Ilustrasi Menopause/https://unsplash.com/Edward Cisneros

Perimenopause atau yang dikenal dengan menopause dini terjadi ketika seseorang tidak mengalami menstruasi selama lebih dari setahun semenjak menstruasi terakhir.

Melansir Health Harvard, perimenopause sangat bervariasi dari satu wanita ke wanita berikutnya. Tetapi, durasi terjadinya perimenopause tidaklah permanen.

Rata-rata durasi yang terjadi adalah tiga sampai empat tahun, tetapi juga dapat berlangsung hanya beberapa bulan dan bila memang sudah memasuki masa menopause dapat terjadi selama 10 tahun. Adapun gejala awalnya yang paling sering terjadi adalah ketika siklus menstruasi tidak terjadi secara teratur karena fungsi ovarium yang menurun.

Melansir dari Klikdokter, perimenopause merupakan fase normal, tetapi terdapat beberapa hal yang dapat membuat seorang wanita mengalami perimenopause lebih awal dibandingkan dengan orang lainnya.

Faktor risiko yang menyebabkan terjadinya perimenopause beragam yang meliputi penyakit kanker, riwayat keluarga, histerektomi, hingga kebiasaan merokok.

Namun, komplikasi lain yang terjadi pada sebagian wanita dapat berlangsung cukup berat dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Tidak jarang bahkan keluhan yang terjadi berpotensi menyebabkan depresi.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya