Liputan6.com, Jakarta - Bersin merupakan respons tubuh ketika merasakan sesuatu berada di dalam hidung yang seharusnya tidak ada di sana.
Partikel-partikel seperti debu, kotoran, asap, sampai bakteri di dalamnya membuat hidung terasa gatal sehingga menyebabkan bersin.
Proses ini terjadi ketika sensor tubuh merasakan sesuatu di dalam hidung, sensor akan mengirim sinyal ke otak mengenai informasi tersebut dan memerintahkan bagian tubuh untuk membantu menyingkirkan partikel tersebut.
Advertisement
Melansir www.healthline.com, tubuh akan membangun tekanan udara di paru-paru saat bersiap untuk bersin. Oleh karena dorongan ini, udara tersebut perlu keluar melalui suatu tempat. Jika kita menahan bersin keluar dari hidung, pilihan terakhir untuk keluar adalah melalui telinga.
Meskipun kondisi ini langka, tetapi risikonya cukup parah jika mereka berusaha menahan bersin. Risikonya di antaranya kerusakan pembuluh darah, gendang telinga pecah, gangguan pendengaran, sampai vertigo.
Bersin merupakan salah satu refleks tubuh yang kuat. Ketika bersin, tubuh kita menghasilkan tekanan terhadap sistem pernapasan. Ini termasuk bagian sinus, rongga hidung, dan bagian tenggorokan ke paru-paru.
Menahan bersin berpotensi meningkatkan tekanan di dalam sistem pernapasan dari 5 sampai 24 kali lipat. Para ahli juga mengatakan, menahan bersin dapat menyebabkan potensi cedera yang serius.
Beberapa cedera biasanya akan memengaruhi sistem pendengaran manusia. Cedera tersebut di antaranya pecahnya gendang telinga, infeksi telinga bagian tengah, pembuluh darah yang pecah pada bagian mata, hidung, atau telinga, sampai cedera diafragma.
Kenapa Kita Menutup Mata Saat Bersin?
Saat mempersiapkan bersin, otot dada, diafragma, abdomen, dan otot yang belakang tenggorokan akan berkontraksi untuk bekerja sama mendorong udara keluar dari tubuh, lalu mengeluarkan partikel asing dari hidung.
Mengutip www.health.qld.gov.au, ketika bersin, kita akan menutup mata kita secara otomatis. Hal ini merupakan refleks yang juga diperintahkan otak kepada mata saat bersin.
Dorongan refleks tersebut cukup kuat, jadi ketika kita mencoba membuka mata waktu bersin, mengartikan kita sedang melawan refleks natural tubuh.
Tidak ada data klinis yang menjawab alasan mengapa kita menutup mata saat sedang bersin. Namun, beberapa orang berpikir bahwa respons ini terjadi sebagai refleks tubuh, untuk melindungi mata dari iritasi yang dikeluarkan tubuh ketika kita bersin.
Selain itu, seseorang juga bisa bersin lebih dari sekali. Hal ini disebabkan karena bersin yang pertama belum terlalu kuat untuk menyingkirkan partikel yang menempel di permukaan lubang hidung. Biasanya ini akan membutuhkan beberapa saat untuk mengeluarkan iritan tersebut.
Advertisement
Cara Bersin dengan Benar
Tetesan dikeluarkan dari hidung dan mulut menyembur hingga sejauh dua meter. Tetesan ini dapat mendarat ke berbagai permukaan seperti meja, pakaian, dan benda lain yang dapat disentuh.
Droplet yang menempel tersebut bisa menjadi penyebab menyebarnya bakteri atau virus yang sebelumnya menempel di rongga hidung. Beginilah salah satu cara orang terjangkit flu dan penyakit lainnya.
Beberapa orang secara refleks akan menutup mulut dengan hidung ketika bersin. Namun, bahaya seperti penularan virus membuat cara ini bukan menjadi cara terbaik untuk mengeluarkan bersin.
Ada lima hal yang bisa dilakukan ketika ingin bersin dengan baik, di antaranya adalah mempersiapkan tisu. Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, untuk menghindari partikel menempel di tangan juga permukaan lain.
Jika tidak ada tisu, kita bisa menggunakan bagian dalam siku untuk menutup mulut dan hidung saat bersin. Hindari bersin di depan wajah orang untuk menjaga transfer bakteri ke orang lain.
Bersin Akibat Udara Dingin
Bersin memicu selaput lendir pada hidung dan tenggorokan teriritasi. Meskipun iritasi pada saluran hidung merupakan pemicu utama terjadinya bersin, udara dingin yang menyebabkan kedinginan, juga bisa menjadi faktor bersin.
Hidung dan mulut yang melakukan pelepasan udara secara eksplosif tersebut, merupakan proses neurologis yang dimulai dari rangsangan fisik pada saraf trigeminal yang luas.
Cabang-cabang saraf tersebut bertanggung jawab atas sensasi pada wajah dan area sekitar tengkorak.
Cabang-cabang yang berada di dalam kulit wajah ini sensitif terhadap rangsangan kimiawi, mekanis, dan termasuk sensasi menggigil akibat suhu rendah.
Dari sinilah suhu rendah akhirnya memicu bagian otak medula lateral untuk melakukan bersin, dengan cara memerintahkan saraf yang mengontrol pernapasan untuk mendorong udara keluar.
Selain itu, respons terhadap alergi juga dapat menjadi salah satu penyebab seseorang bersin lebih dari sekali.
Advertisement