Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan perkembangan pengguna media sosial (medsos), maka kemajuan masyarakat dalam mengakses informasi pun juga ikut terus meningkat.
Media sebagai salah satu pihak yang berperan dalam diseminasi informasi dan edukasi masyarakat harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat tersebut, termasuk dalam hal perkembangan dalam aspek digitalisasi.
Baca Juga
Oleh karena itu, Danone Indonesia ikut berkontribusi dalam Local Media Summit 2022. Acara tersebut merupakan pertemuan para pengelola media lokal pertama dan terbesar di Indonesia sebagai bentuk dukungan Danone Indonesia dalam pemberdayaan media lokal.
Advertisement
"Saat ini kita bisa melihat bahwa banyak gap dari sisi usia, gaya hidup, budaya, pengetahuan dan penyerapan sebuah informasi. Cara masyarakat untuk mendapatkan dan mengkonsumsi informasi saat ini, tidaklah memandang lokasi asal dari informasi tersebut berada baik itu lokal/nasional," ujar perwakilan Dewan Pers Sapto Anggoro dalam Sharing Ideas Session saat Local Media Summit 2022 melalui keterangan tertulis, Selasa (1/11/2022).
"Karena masyarakat tidak tahu lokasi pembuatannya, dan mereka dapat mengakses dimana pun berada. Untuk itu, utamanya sebuah media saat ini harus memiliki konten yang berumur panjang dan harus bertransformasi ke model bisnis online yang berbasis teknologi," jelas dia.
Sementara itu, menurut Managing Partner Inventure, Yuswohady, perubahan akan model bisnis media saat ini juga terjadi di Indonesia.
"Awalnya media di Indonesia hadir dalam bentuk vertical. Saat ini produksi konten juga bisa dilakukan oleh semua orang, semakin murah, dapat dilakukan dimana saja dan masyarakat mengalami overloaded information karena kita ingin menangkap semua informasi akibat hadirnya media sosial. Untuk itu perubahan generasi harus diimbangi oleh digitalisasi," papar Yuswohady.
Â
Perlu Diberi Kesempatan
Yuswohady mengatakan, melihat tantangan yang ada, maka media lokal memerlukan kesempatan untuk dapat memperkenalkan berbagai produk dan layanannya pada berbagai kalangan lebih luas.
"Untuk memastikan media lokal dapat bertahan dan berkembang di era perkembangan teknologi saat ini, media lokal juga membutuhkan kesempatan untuk dapat berjumpa dengan para pakar dalam memecahkan berbagai masalah dan tantangan yang mereka hadapi dalam pengembangan newsroom dan bisnisnya," terang dia.
Untuk itu, lanjut dia, diperlukan aspek collaborative journalism yang bertujuan untuk melengkapi sumber daya masing-masing organisasi.
"Baik dari sisi media maupun organisasi lainnya seperti pemerintah atau sektor swasta, dan memaksimalkan dampak konten yang dihasilkan dan pengembangan bisnis media lokal di Indonesia," jelas Yuswohady.
Â
Advertisement
Tak Ada Lagi Batasan
Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menambahkan, saat ini tidak ada lagi batasan antara media lokal, nasional, maupun global.
Karena, lanjut dia, semua informasi bisa diakses dan dicari secara online atau daring.
"Yang terpenting dari dari sebuah media dari kacamata korporasi adalah media harus memiliki keunikannya masing-masing dan dapat diakses oleh audiens yang besar. Sebagai entitas bisnis, saat ini korporasi tidak hanya memikirkan kepentingan dari sisi bisnis dengan pemegang saham namun juga dengan para pemangku kepentingan seperti regulator, media, konsumen termasuk dengan media," papar Arif.
"Sejalan dengan visi kami yakni One Planet One Health, Danone Indonesia tentunya membutuhkan peran media dalam aspek edukasi dan komunikasi untuk beberapa area yang menjadi fokus kami seperti hal insiatif keberlanjutan dan korporasi," sambung dia.
Dalam hal dukungan pengembangan kemampuan jurnalis, menurut Arif, Danone Indonesia juga secara aktif memberikan rangkaian kelas edukasi pada 2022 ini.
"Baik dalam aspek edukasi yang bernama Danone Journalist Skill Up: Kelas Kebal Hoaks bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) beserta rangkaian kelas akademi untuk media lokal bersama Asosiasi Media Cyber Indonesia (AMSI) yang menghadirkan edukasi seputar kesehatan dan nutrisi bersama para pakar di bidangnya," jelas Arif.
Â
Media Perlu Pembenahan
Pemimpin Redaksi Radar Selatan Sunarto Sain menambahkan, dalam menghadapi tantangan saat ini, media perlu melakukan pembenahan internal dengan memastikan kekuatan kerja tim dan didukung jaringan yang luas.
"Kita bisa membuat media lokal yang kecil menjadi media kuat yang besar. Sampai hari ini saya percaya, lokalitas adalah sebuah kekuatan bukan kekurangan jadi kita tidak perlu merasa kurang kalau kita tidak bisa sebanding dengan media yang lainnya," ucap dia.
"Justru ini sebagai kekuatan kita dimana media nasional tidak bisa seperti kita yang sangat sering menghadapi pasang surut yang berat dan saat ini kita bisa menjadi media yang kuat," tegas Sunarto.
Advertisement