Sejarah dan Makna Peristiwa Isra Miraj yang Umat Islam Wajib Ketahui

Umat Islam akan memperingati peristiwa Isra Mi'raj pada Sabtu, 18 Februari 2023. Berikut ini ulasan mengenai sejarah dan makna peristiwa Isra Mi'raj yang bisa umat Islam ketahui

oleh Putri Annisa diperbarui 17 Feb 2023, 12:03 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2023, 12:03 WIB
[Bintang] Isra Miraj
Ilustrasi Isra Miraj. (via. islamicity.org)

Liputan6.com, Jakarta - Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa yang penting dalam perjalanan sejarah umat Islam. Isra Miraj diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia setiap tahunnya.

Isra Miraj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Sebab, pada peristiwa ini Nabi Muhammad SAW mendapat perintah untuk menunaikan sholat lima waktu sehari semalam.

Umumnya, Isra Miraj diperingati setiap tanggal 27 Rajab. Tahun ini, Isra Miraj diperingati bertepatan pada Sabtu, 18 Februari 2023.

Dikutip dari laman NU Online, Jumat (17/2/2023), peristiwa Isra Miraj merupakan salah satu mukjizat agung yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW. Betapa tidak, hanya dalam satu malam Rasulullah melakukan perjalanan ke Makkah menuju Baitul Maqdis di Palestina dan dilanjut bertolak ke langit sampai ke Sidratul Muntaha.

Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut Al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Miraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 Masehi.

Umat Islam penting untuk mengetahui makna dan sejarah Isra Miraj sebagai upaya mempertebal keimanan.

Berikut ulasan mengenai sejarah dan makna peristiwa Isra Miraj yang dirangkum dari berbagai sumber:

Sejarah Isra Miraj

[Bintang] Isra Miraj
Ilustrasi Isra Miraj. (via. officeholidays.com)

Dikutip dari laman Kementerian Agama RI, Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Menurut Al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Miraj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.

Menurut Al-Allamah Al-Manshurfuri, Isra Miraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.

Namun, Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah ra meninggal pada bulan Ramadhan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu.

Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Miraj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Miraj.

Allah swt menjelaskan peristiwa Isra dan Mi'raj dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 1:

 

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

"Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat."

Isra Miraj merupakan dua peristiwa luar biasa dalam Islam, di mana Allah SWT memperjalankan Nabi Muhamad dari Masjidilharam Makkah, menuju Masjidil Aqsha Paletina, kemudian nabi pergi melintasi lapisan-lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau pengetahuan malaikat, manusia, maupun jin, dengan mengendarai Buraq.

Diriwayatkan bahwa ukuran tubuh kendaraan tersebut lebih kecil daripada kuda dan lebih besar dari bada bagal. Buraq melangkah sejauh matanya memandang.

Makna Peristiwa Isra Miraj

Ilustrasi Islam, Muslim
Ilustrasi Islam, Muslim. (Sumber: Pixabay)

Pengertian Isra Miraj tentunya perlu dipahami seluruh umat Islam. Makna Isra Miraj ini bisa dilihat dari kedua katanya. Isra adalah perjalanan Rasulullah SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina.

Alquran telah menempatkan Masjid Al-Aqsha dalam kemuliaan. Terlebih saat peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.

"Maha suci Allah, yang telah memberi jalan hambanya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah maha mendengar lagi maha melihat." (QS. Al-Isra: 1)

Sementara itu, Miraj merupakan kisah perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) untuk menerima perintah Allah SWT menjalankan salat lima waktu dalam sehari semalam.

Awalnya, jumlahnya 50 kali sehari. Namun, setiap kali Rasulullah turun, Nabi Musa mengingatkan beliau bahwa jumlah tersebut terlalu besar. Nabi diminta meminta keringanan, hingga tersisa 5 rakaat sehari semalam, dan beliau malu untuk memohon lebih sedikit lagi.

Hikmah Isra Miraj

ilustrasi sholat dhuha. ©2020 Merdeka.com
ilustrasi sholat dhuha. ©2020 Merdeka.com

Banyak sekali pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari perjalanan Nabi Muhammad ini. Isra dan Miraj adalah perkara yang sangat jelas dan eksplisit disebutkan dalam Alquran, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, dan tak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkaunya.

Sebelum perjalanan Isra Miraj dimulai, Rasulullah SAW terlebih dahulu dibedah hatinya oleh malaikat Jibril dan Mikail untuk selanjutnya dicuci dengan air zam-zam tiga kali dan diisinya hati mulia itu dengan hikmah dan iman.

Pembedahan ini dilakukan sebelum memasuki inti cerita perjalanan Nabi Muhamamad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, untuk selanjutnya diteruskan hingga Shidratul Muntaha.

Dari pembedahan hati Nabi Muhammmad SAW ini, kita mendapatkan pelajaran bahwa hati adalah hal terpenting dalam diri manusia. Hati merupakan pusat metabolism keimanan dan ketaqwaan. Sedangkan sekarang banyak orang hanya mengandalkan otaknya dengan logika dan rasio, dan melupakan peran hati yang sangat penting ini. Padahal berbagai pertimbangan keadilan dan kebenaran sumbernya adalah hati, bukan otak.

Jika hati membawa kita kepada kebaikan universal, sedangkan otak hanya akan mengantarkan kita kepada kebaikan parsial, kebaikan yang telah tercampur dengan berbagai kepentingan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya