Liputan6.com, Jakarta - Inner child merujuk pada bagian diri seseorang yang mencerminkan pengalaman dan perasaan yang terbentuk sejak masa kecil. Hal ini menggambarkan pengalaman masa kecil kita, baik yang positif maupun negatif, yang dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan dunia dan orang lain.
Pengalaman masa kecil ini, seperti hubungan dengan orangtua, teman sebaya, atau peristiwa traumatis, dapat menumbuhkan rasa takut, ketidakamanan, dan ketidakpuasan dalam diri seseorang. Inner child mewakili tahap awal perkembangan emosional kita, dan luka yang kita alami pada masa itu bisa tetap terpendam sampai kita dewasa. Luka-luka yang belum terselesaikan ini sering muncul dalam hubungan kita dan dapat memengaruhi perilaku, emosi, serta interaksi kita dengan orang lain.
Advertisement
Baca Juga
Penting untuk menyadari dan menyembuhkan luka-luka inner child agar kita dapat menjalani hidup dengan lebih sehat dan membangun hubungan yang positif. Berikut adalah lima dampak negatif dari inner child yang bisa memengaruhi hubungan Anda dengan pasangan, seperti yang dilansir dari Times of India, Jumat (31/1/2025).
Advertisement
1. Pengabaian
Luka pengabaian akan muncul ketika Anda pernah mengalami pengabaian, penolakan, atau kurangnya dukungan emosional selama masa kanak-kanak. Sebagai orang dewasa, individu dengan luka pengabaian mungkin takut ditinggalkan atau ditolak oleh pasangan mereka. Ketakutan ini dapat membuat mereka menjadi terlalu lengket atau posesif dalam hubungan, mencari kepastian yang konstan untuk mengurangi kecemasan mereka tentang ditinggalkan lagi.
2. Penolakan
Pengalaman penolakan di masa kecil yang meliputi perasaan tidak dicintai atau tidak diinginkan dapat menciptakan bekas luka emosional yang mendalam. Orang dewasa mungkin bergumul dengan rasa rendah diri dan terus-menerus mencari validasi dan persetujuan dari pasangannya. Mereka juga mungkin sangat sensitif terhadap tanda-tanda penolakan yang dirasakan. Hal ini sering kali mengarah pada kecenderungan untuk mendorong orang lain untuk menjauh sebelum mereka ditolak.
Advertisement
3. Pengkhianatan
Pengkhianatan di masa kecil, seperti mengingkari janji atau pelanggaran kepercayaan, dapat mengakibatkan masalah kepercayaan di masa dewasa. Mereka yang memiliki luka pengkhianatan merasa sulit untuk mempercayai pasangan mereka sepenuhnya, takut akan dikecewakan atau disakiti lagi. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membentuk hubungan yang intim dan kecenderungan untuk menjaga jarak dalam hubungan.
4. Pengabaian
Pengabaian secara emosional atau fisik selama masa kanak-kanak dapat membuat individu merasa tidak mampu dan tidak berharga. Sebagai orang dewasa, mereka mungkin kesulitan untuk percaya bahwa mereka layak mendapatkan cinta dan perhatian dalam hubungan mereka. Hal ini dapat mengarah pada pola mencari pasangan yang tidak tersedia secara emosional atau memperlakukan mereka dengan buruk, yang semakin memperkuat keyakinan bahwa mereka tidak layak mendapatkan cinta.
5. Over Protektif
Hal ini terjadi ketika batasan-batasan seorang anak tidak dihormati, dan mereka menjadi terlalu bergantung pada pengasuhnya. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam membentuk batasan yang sehat dalam hubungan orang dewasa. Mereka yang memiliki luka pengasuhan mungkin berjuang untuk tidak terlalu bergantung pada pasangannya atau memiliki ketakutan akan keintiman karena pengalaman masa lalu yang dibekap atau dikendalikan oleh orang lain.
Advertisement