Mengenal Konflik Batin, Mulai dari Pengertian, Penyebab, dan Jenis-jenisnya

Konflik batin merupakan pertarungan tiada henti yang menghalangi kamu dalam mengambil keputusan dengan baik.

oleh Wanda Andita Putri diperbarui 30 Nov 2023, 17:12 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2023, 17:11 WIB
self love 2
Ilustrasi./Copyright pexels.com/@soldiervip

Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu membayangkan bagaimana hidupmu bila masih dihantui dengan konflik batin masa lalu? Konflik batin merupakan beban manusia yang paling menyakitkan dan melelahkan secara mental dengan menyibukkan hati yang paling tenang sekalipun. Gejolak dalam diri yang kamu ciptakan sendiri itu disebut sebagai konflik batin.

Konflik batin merupakan pertarungan tiada henti yang menghalangi kamu dalam mengambil keputusan dengan baik. Ini adalah pikiran dan emosi kamu yang mencoba mengesampingkan apa yang kamu tahu benar atau salah secara moral. Perasaan konflik ini bisa menjadi rasa takut, kemarahan, kebingungan, kesepian, dan sebagainya. Lantas, apa sebenarnya konflik batin itu? Berikut ulasannya, seperti yang dilansir dari halaman Life Hack pada Kamis (30/11/23).

Apa Itu Konflik Batin?

Konflik batin adalah peperangan yang berkecamuk dalam dirimu sendiri. Umumnya, kebanyakan orang melihat konflik sebagai energi negatif atau serangan emosi yang tidak dapat diatasi saat itu juga. Akibatnya, banyak orang yang menderita konflik batin cenderung menekan, menyangkal, atau menarik diri dari keadaan yang sebenarnya serta meyakini bahwa situasi tersebut tidak ada. Meskipun konflik batin terasa menghambat, tetapi ada hasil positif yang dihasilkan dari konflik tersebut.

Namun, ketika kamu memutuskan untuk mengatasi konflik batinmu, kamu akan menang. Bahkan, bila kamu kalah, itu adalah sebuah kemenangan karena kamu mengakuinya. Jangan pernah berasumsi bahwa mengatasi konflik batin membuatmu menjadi pemenang. Tidak, hal itu tidak selalu terhadi. Itu hanya berarti kamu meerima dan mencari saluran yang tepat untuk menghilangkan perasaan dalam dirimu.

Pada akhirnya, konflik dengan apa pun jenis dan sumbernya, akan menantang kamu untuk menjadi lebih kreatif dan cerdas dalam menghadapi masalah. Contoh konflik batin adalah seseorang yang meyakini hak-hak perempuan, tetapi menganggap dirinya harus tunduk atau rendah dalam suatu hubungan.

Apa Penyebab Konflik Batin?

Gambar Ilustrasi Wanita Sedang Murung
Sumber: Freepik

Memahami definisi konflik batin akan membantu kamu memahami penyebab dan cara menghindarinya. Pertarungan antara apa yang kamu ketahui dan apa yang kamu rasakan adalah pertarungan kuno yang akan terjadi selamanya. Perbedaan pendapat antara hati dan pikiranmu memang nyata. Kepala kamu akan selalu menjadi faktor penentu keberadaan dirimu.

Namun, selama kamu melekatkan perasaan pada sesuatu, hati kamu akan ikut mengambil peran. Terlebih lagi, kamu hidup dalam masyarakat yang lebih dipengaruhi oleh emosi daripada pikiran sehingga menjadi awal munculnya konflik batin. Keinginan kamu untuk memenuhi kebutuhan sekitarmu juga merupakan penyebab munculnya konflik batin.

Lantas, apa yang menyebabkan konflik batin? Ketidakmampuan untuk menemukan keseimbangan antara hati dan pikiranmu dapat mengakibatkan munculnya konflik batin. Ketika tindakan kamu sudah sejalan dengan nilaimu, itu merupakan suatu kemenangan. Namun, ketika kamu gagal menyelaraskan diri, hal itu akan menimbilkan rasa malu.

Apa Asal-Usul Konflik Batin?

Manusia mengalami konflik batin karena berbagai penyebab, tetapi menelusurinya pada satu sumber saja tidaklah mungkin. Beberapa faktor yang menjadi pemicu konflik batin ini adalah sebagai berikut:

  • Latar belakang dan pendidikanmu;
  • Keyakinan, doktrin, dan budayamu;
  • Masyarakat dan nilai-nilai yang kamu pelajari atau adopsi hingga dewasa.

Kenyatannya adalah semakin kamu terikat secara mental pada salah satu hal di atas atau apa pun dalam hidup, semakin besar pula kemungkinan konflik batin yang akan kamu alami.

Bagaimana Mengetahui Konflik Batin itu Muncul?

Kamu akan tahu konflik batin sedang terjadi ketika kamu mendapati dirimu menentang nilai-nilai atau keyakinan kamu untuk memilih pilihan yang kurang signifikan. Misalnya, berjuang keras untuk menjaga keperawanan sambil meyakinkan pasanganmu agar mengerti bahwa kamu mencintai dan menghargai hubunganmu.

Seringkali, ketika pemikiran negatif lambat laun menguasai suatu perbuatan baik, timbullah konflik batin. Ketika kamu merasakan beban dalam jiwamu atau kegelisahan pada dirimu, waspadalah karena konflik batin mungkin saja akan segera terjadi. Lebih jauh lagi, ketika kamu mendapati dirimu dengan paksa berubah dan menekan kebutuhan untuk memuaskan kebutuhan yang buruk atau menganggapnya penting maka akan muncul suatu masalah batin.

Jenis-jenis Konflik Batin

Ilustrasi sedih, kecewa, malas
Ilustrasi sedih, kecewa, malas. (Photo by Aleksandra Sapozhnikova on Unsplash)

1. Konflik Seksual

Konflik seksual terjadi katika kepentingan evolusioner laki-laki dan perempuan berbeda. Ini adalah salah satu konflik batin yang berkaitan dengan konflik-konflik lainnya. Contoh konflik seksual adalah penyangkalan identitas seksual kamu karena apa yang dipikirkan dunia. Misalnya, saat ini, kamu melihat orang-orang terjebak dalam keadaan yang tidak bahagia karena kegagalan menerima dan mengakui bagian dirimu tersebut.

2. Konflik Moral

Hal ini muncul ketika etika pribadimu dan nilai-nilai diuji. Misalnya, seseorang percaya pada kebenaran dan kejujuran. Namun, mereka rela berbohong demi menyelamatkan nyawa atau teman. Konflik moral muncul ketika kamu terjebak di antara dua pihak yang berlawanan dan berusaha memenuhi keduanya tanpa mempedulikan konsekuensinya.

3. Konflik Keagamaan

Ini adalah jenis konflik batin paling umum yang melanda pikiran manusia saat ini. Atas nama kepercayaan kepada Tuhan, banyak orang menjadi ekstremis hanya untuk menunjukkan kesetiaan mereka. Contohnya adalah menerima bahwa transfusi darah dapat menyembuhkan orang yang dicintai, tetapi mengabaikannya karena bertentangan dengan keyakinanmu.

4. Konflik Citra Diri

Hal ini terjadi dalam berbagai bentuk, tetapi ini terjadi ketika suatu keyakinan bertentangan dengan gambaran yang kamu ciptakan dalam pikiranmu. Misalnya, seseorang mengabaikan orang gemuk karena penampilannya dan percaya bahwa berat badannya adalah penyebab masalahnya. Lalu, suatu hari, mereka bertemu dengan seorang pria besar yang percaya diri dan mencintai dirinya sendiri. Tiba-tiba, mereka terjebak dalam melepaskan keyakinan tersebut dan menerima sudut pandang baru. Studi penelitian menunjukkan bahwa orang dengan banyak konflik interpersonal cenderung memiliki harga diri yang rendah.

5. Konflik Cinta

Hal ini terjadi ketika kamu mengasihi orang lain, tetapi tidak berpikir dua kali untuk menyakiti mereka. Contohnya, kita menyayangi pasangan kita, tetapi tidak bisa menoleransi kekurangannya. Inilah penyebab pernikahan berakhir dengan perceraian, bahkan orang yang kamu cintai pun terkadang harus kamu lepaskan hanya untuk mencari kedamaian.

Infografis Fakta Fenomena Ngemis Online di Media Sosial
Infografis Fakta Fenomena Ngemis Online di Media Sosial. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya