Liputan6.com, Jakarta - Adaptasi vidio gim ke dalam film adalah hal yang besar berikutnya dalam industri film. Hollywood telah mencoba membawa beberapa franchise video gim yang dicintai para penggemar ke layar lebar selama beberapa dekade.
Beberapa dari mereka ada yang berhasil, ada yang juga kurang berhasil menarik perhatian para gamers. Dan dalam beberapa tahun terakhir ini Hollywood mulai memperbaiki formula adaptasi video game menjadi lebih baik.
Baca Juga
Contohnya kesuksesan film The Last of Us dari HBO, adaptasi dari video gim terbaru ini sedang menjadi tren di mana-mana. Tahun ini saja, Prime Video akan merilis serial Fallout, Arcane Season 2, Knuckles, Sonic the Hedgehog 3, dan masih banyak lagi.
Advertisement
Aktor populer seperti Jack Black juga akan membintangi film adaptasi video gim yaitu film Borderlands karya Eli Roth. Film ini menghidupkan karakter vidio gim didalamnya, humor-humor yang dilontarkan oleh para karakter, dan aksi mendebarkan dari franchise gim FPS yang populer ini.
Jack Black juga terkenal sebagai seorang gamer, karena sebelumnya ia memiliki saluran YouTube gaming sendiri.
Namun, di antara sekian banyak film adaptasi video game yang telah diumumkan, ada dua vidio gim yang sangat besar dan populer tetapi belum kunjung juga diadaptasi ke dalam bentuk live-action, yaitu vidio gim dari Rockstar Games yang kita semua kenal yaitu GTA dan Red Dead Redemption.
Tetapi mengapa demikian? berikut ialah alasan kuatnya.
Film GTA atau Red Dead Redemption yang buruk akan merusak reputasi mereka
Sementara industri video game perlahan-lahan berkembang menuju video gim '”sinematik” selama beberapa dekade terakhir, satu perusahaan gim telah merangkul gaya tersebut sejak awal.
Rockstar Games adalah pengembang terkenal dari dua franchise video gim paling terkenal yang pernah dibuat Grand Theft Auto (GTA) dan Red Dead Redemption.
Jika Anda mengenal seseorang yang telah memainkan entri terbaru dari kedua franchise ini, mereka mungkin telah membicarakan kedua gim tersebut beberapa kali dikarenakan betapa bagusnya sinematik dalam gim yang telah mereka buat itu.
Berbicara kepada The Guardian pada tahun 2013, salah satu pendiri Rockstar Games yaitu Dan Houser, berbicara tentang tawaran untuk membuat film GTA di masa lalu. "Kami telah ditawari berkali-kali, dan tidak pernah menarik. Uang yang ditawarkan tidak pernah sebanding dengan mempertaruhkan permata mahkota yang telah kami buat ini,” jelasnya.
Pada akhirnya, keputusan Rockstar Games untuk menghindari adaptasi film live-action harus dipuji. Komentar Houser menunjukkan sikap protektif perusahaan terhadap IP (Intelectual Property atau kita kenal sebagai kekayaan intelektual) yang paling sukses ini.
Di era reboot dan sekuel yang tidak perlu, sebuah perusahaan menolak untuk menjual jiwanya kepada Hollywood dengan sangat terhormat dan tidak terduga oleh sebagian orang.
Tentu saja, komentar Houser tidak semata-mata berasal dari sudut pandang artistik, dengan ini pula ia menyiaratkan bahwa film GTA yang buruk akan berpotensi menghancurkan reputasi franchise ini di mata para penggemarnya.
Pada saat diterbitkan, GTA V adalah video gim terlaris ketiga sepanjang masa, dengan sekitar 195 juta kopi terjual, hanya kalah dari Minecraft dan Tetris. Dan Rockstar Games ingin memecahkan rekor tersebut saat GTA VI yang kabarnya akan dirilis pada tahun 2025.
Pemberitaan negatif apa pun seputar franchise GTA, termasuk adaptasi film yang buruk, berpotensi menurunkan perkiraan penjualan GTA VI dan secara drastis mengurangi popularitas dan reputasi franchise ini.
Advertisement
Rockstar Games inginkan kontrol penuh terhadap kreativitas GTA dan Red Dead Redemption
Bukan berarti film (atau serial) GTA atau Red Dead Redemption tidak akan pernah terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya.
Menurut Movieweb bahwasannya dengan reputasi dua kekayaan intelektual terbesar mereka yang dipertaruhkan, Rockstar Games pasti menginginkan kontrol kreatif penuh atas potensi adaptasi apa pun untuk memastikan menghasilkan kualitas tertinggi.
Pada tahun 2019, Strauss Zelnick, CEO Take-Two Interactive (perusahaan induk Rockstar Games), berbicara kepada The Wrap tentang potensi adaptasi film dari Rockstar Games.
Menambahkan komentar Houser tentang melindungi reputasi kekayaan intelektual mereka, Zelnick berkata, "Anda memiliki kekayaan intelektual paling berharga yang pernah diciptakan oleh umat manusia: Grand Theft Auto. Apakah kita benar-benar akan melepaskannya dan berharap seseorang, tidak peduli seberapa berbakatnya mereka, apakah mereka akan melakukan pekerjaan yang sangat baik dengan itu?"
Meskipun membuat frustasi para penggemar ketika mendengar bahwa film GTA atau Red Dead Redemption (mungkin) tidak akan pernah terwujud, tetapi seperti halnya pernyataan Houser pada tahun 2013 lalu, hal ini harus dihormati.
Namun, sebagian dari basis penggemar Rockstar Games percaya bahwa setiap upaya untuk membuat film GTA atau Red Dead Redemption akan mubazir apabila mereka tidak mencobanya.
Entri terbaru dari kedua franchise ini yaitu GTA V dan Red Dead Redemption 2, secara luas dianggap sebagai dua video game paling sinematik yang pernah diproduksi, dengan cerita yang luar biasa.
Meskipun berlatar dunia terbuka, plot dan potongan adegan mereka berada di level yang sama dengan beberapa film Hollywood terbaik dalam beberapa dekade terakhir.