Kenapa 70 Persen Penderita Diabetes Tidak Menyadari Kondisinya? Ini Penjelasan dari Ahli

Sebanyak 70% orang tidak menyadari mereka terkena diabetes. Simak gejala dan cara pencegahannya di sini.

oleh Tri Muhammad Mahesa diperbarui 19 Nov 2024, 14:20 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2024, 14:19 WIB
Kenapa 70% Penderita Diabetes Tidak Menyadari Kondisinya? Ini Penjelasan dari Ahli
Ilustrasi diabetes. (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes melitus tipe 2 adalah salah satu penyakit yang seringkali tidak terdeteksi sejak dini. Profesor Dr. dr. Pradana Soewondo SpPD-KEMD mengungkapkan dalam acara Kemencast Kementerian Kesehatan pada 17 Juli 2024 bahwa sekitar 70 persen individu dengan kadar gula darah tinggi tidak menyadari bahwa mereka sudah menginjak fase diabetes. Kondisi ini terjadi karena diabetes seringkali tidak menampilkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang melanjutkan kehidupan mereka tanpa merasa khawatir.

“Sebanyak 70 persen orang tidak mengetahui bahwa mereka terkena penyakit diabetes, karena kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga mereka dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari tanpa menyadari risiko yang mengintai,” kata Prof. Soewondo seperti yang dikutip, Selasa (19/11/2024). Walaupun begitu, sekitar 30 persen lainnya dapat merasakan gejala yang bisa dikenali, yang menjadi tanda bahwa mereka sudah terkena diabetes.

Melihat fenomena ini, penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala diabetes lebih awal. Berikut adalah beberapa gejala yang sering muncul dan dapat membantu individu untuk segera melakukan pemeriksaan.

Gejala Diabetes yang Tidak Terlihat

Prof. Soewondo menjelaskan bahwa sebagian besar penderita diabetes tipe 2 tidak merasakan gejala yang mencolok. Hal ini membuat mereka cenderung tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Namun, ada beberapa gejala klasik yang perlu diwaspadai, yang dapat muncul secara bertahap.

Di antaranya adalah sering buang air kecil, yang disebabkan oleh kadar gula tinggi dalam darah yang dikeluarkan melalui urine. Selain itu, mulut kering dan rasa haus berlebihan juga merupakan tanda-tanda awal yang seringkali terabaikan oleh banyak orang. Terkadang, gejala ini dianggap wajar, padahal bisa menjadi indikator diabetes.

Gejala Lain yang Perlu Diketahui

Selain gejala klasik, Soewondo juga menyebutkan beberapa gejala lain yang dapat mengindikasikan seseorang mengidap diabetes. Rasa lemah atau tidak bertenaga adalah salah satunya, karena tubuh kesulitan mengubah gula darah menjadi energi. Selain itu, penurunan berat badan yang tidak wajar serta rasa lapar yang terus-menerus meskipun sudah makan juga harus diwaspadai.

Penyakit diabetes juga dapat mempengaruhi kondisi fisik lainnya, seperti luka yang sulit sembuh atau gangguan penglihatan. Bahkan, bagi wanita, munculnya keputihan yang berlebihan juga menjadi tanda bahwa kadar gula darah mereka perlu diperiksa lebih lanjut.

Pentingnya Pemeriksaan Dini

Menurut Prof. Soewondo, salah satu cara paling efektif untuk menangani diabetes adalah dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. “Tidak perlu khawatir. Dengan mengetahui lebih awal, proses pengobatan menjadi lebih mudah dan biaya obat-obatan pun bisa lebih terjangkau,” ujarnya. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius di kemudian hari.

Melalui pemeriksaan awal, seseorang dapat menerima penanganan yang lebih cepat, yang juga akan mengurangi biaya perawatan yang biasanya lebih tinggi pada tahap lanjut. Pemeriksaan kesehatan rutin sangat dianjurkan agar risiko diabetes dan komplikasinya dapat diminimalisir.

Manfaat Pemeriksaan Dini

Selain mempermudah pengobatan, pemeriksaan dini juga memiliki manfaat besar dalam pencegahan komplikasi. Dengan mendeteksi diabetes sejak tahap awal, dokter dapat merencanakan langkah pengobatan yang tepat dan mengurangi risiko penyakit yang lebih parah seperti gangguan jantung atau kerusakan ginjal.

Biaya pengobatan untuk diabetes yang diketahui lebih awal juga cenderung lebih rendah dibandingkan dengan pengobatan pada tahap lanjut. Hal ini tentu menjadi pertimbangan penting, karena pengobatan lebih awal memungkinkan pengelolaan diabetes dengan lebih baik.

Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes

Diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan pola hidup sehat. Prof. Soewondo mengingatkan pentingnya menjaga berat badan ideal, rutin beraktivitas fisik, serta memilih makanan yang sehat dan seimbang. Pemeriksaan kadar gula darah secara rutin juga sangat dianjurkan untuk deteksi dini.

Selain itu, seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes, atau yang mengalami obesitas dan kurang bergerak, berisiko tinggi terkena penyakit ini. Oleh karena itu, melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat merupakan langkah preventif yang efektif.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Diabetes

Apa yang menyebabkan diabetes melitus tipe 2?

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin atau produksi insulin yang tidak mencukupi. Faktor genetik, obesitas, dan gaya hidup yang kurang sehat menjadi penyebab utamanya.

Apa saja gejala awal yang harus diwaspadai?

Gejala klasik diabetes tipe 2 antara lain sering buang air kecil, mulut kering, rasa haus berlebihan, kelelahan, dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.

Bagaimana cara mencegah diabetes?

Pencegahan diabetes dapat dilakukan dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, serta memeriksa kadar gula darah secara rutin.

Apakah diabetes bisa sembuh?

Diabetes tipe 2 tidak dapat sembuh total, namun dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya