Liputan6.com, Jakarta - Hypefast, pelopor house of brands berbasis teknologi menggelar acara bertajuk "Key Growth Driver for Local Brands in 2025."
Acara yang berlangsung di Jakarta ini menghadirkan sejumlah pembicara yang berkompeten di dunia brand lokal dan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), antara lain Achmad Alkatiri (CEO Hypefast), Diah Minarni (Pit. Retail Store Group Head Sarinah), dan Budi Thomas (CEO Jacquelle Beauty).
Advertisement
Acara ini bertujuan untuk membahas tantangan dan strategi utama dalam mendukung pertumbuhan brand lokal di Indonesia, yang semakin berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Advertisement
CEO Hypefast, Achmad Alkatiri, mengatakan, berdasarkan survei 6 dari 10 konsumen mengira bahwa produk Tiongkok adalah brand lokal.
“4 dari 10 marketing memasarkan produk kosmetik di bulan Ramadhan dengan produk Tiongkok. Dan brand asal Tiongkok ini baru masuk dan mejadi insecurity,” ucap Achmad dalam press conference Key Growth Driver for Local Brands in 2025, Kamis (28/11/2024).
Dengan data yang ada, Met---panggilan Achmad mengatakan bahwa pelaku brand lokal dan UMKM perlu bersiap dalam menghadapi tantangan masuknya brand impor pada 2025 mendatang. Dirinya juga menambahkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan menyelesaikan masalah dan mencari solusi.
"Dalam dua hingga tiga tahun mendatang kemungkinan brand Tiongkok akan bergerak lebih cepat bahkan agresif dalam menguasai pasar Indonesia," sambungnya.
Menanggapi hal ini, Budi selaku CEO pemegang brand lokal kosmetik terbesar di Indonesia menyakini bahwa makin banyak brand-brand asing yang masuk ke pasar Indonesia akan mendukung kemajuan ekonomi secara luas pada 2045 mendatang.
“Tentunya ekonomi kita juga akan makin besar, value power juga akan makin besar, bidang transformasi juga akan makin besar. Jadi memang target market empuk sekali gitu. Tapi, karena besarnya market itu, sebenarnya segmen masingnya juga layering-nya itu sangat banyak. Nah, kelemahan kita di Indonesia, salah satunya adalah sebenarnya inovasi,” ucap Budi.
Perlu adanya dukungan dari pemerintah dalam menangani inovasi industri lokal di Indonesia serta memperbaiki ekosistem di dalamnya.
Sebagai pasar lokal Indonesia yang menaungi UMKM di Indonesia dan di bawah naungan pemerintah, Sarinah diharuskan untuk terus melakukan ekspansi. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya pelaku UMKM yang membutuhkan tempat. Namun, yang menjadi tantangan adalah perlu adanya penyesuaian lokasi dengan brand lokal yang dijual.
“Sarinah itu harus menyediakan tempat untuk produsen punya landing berjualan. Para UMKM pun jangan semuanya antri mau ke Sarinah Thamrin. Hal semacam ini engga baik juga,” ucap Diah.
Dirinya juga menambahkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan market terbesar dan yang paling menguntungkan yaitu customer Indonesia yang expander. Meskipun gaji rata-rata para customer setara dengan UMR, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus berbelanja.
Market yang semacam ini sangat disukai oleh pasar asing seperti Tiongkok. Mereka berupayah menjual produk dengan harga murah dan kualitas yang baik.
Agar dapat bersaing dengan pasar asing, para pelaku brand lokal penting untuk melakukan stategi yang menarik para customer. Seperti mengembangkan produk dengan memperhatikan target pasar Indonesia dan menyesuaikan kriteria serta kebutuhan dari customer di Indonesia.
Strategi yang Harus Dipersiapkan Brand Lokal untuk Menghadapi Kemajuan 2025
”Kita harus mulai tetap percaya diri dan optimis, tapi kita juga memang harus mengatasi awareness, mengenai online competition. Karena secara praktikalitas dan teknikalitas produk-produk segala macam sudah sangat terlalu terlampau banget di-copy. Yang harus kita lakukan adalah micro-local,” kata Met.
Dirinya juga menambahkan bahwa para pelaku brand lokal harus benar-benar memperhatikan berbagai sektor baik dari segi marketing, komunitas, pencarian solusi, koneksi, hingga startegi distribusi.
Selain itu, kualitas produk menjadi kunci untuk mengembangkan produk lokal dan UMKM Indonesia.
“Kami terus berkomitmen menciptakan produk yang berkualita bagus dengan memperhatikan bahan-bahan yang benar. Kami juga melakukan riset produk yang baik dan tentunya mengimplementasikan ke pasar lokal,” ucap Budi.
Para pelaku usaha brand lokal juga harus melakukan inovasi dalam pengembangan produk dengan menyesuaikan pasar dan memanfaatkan komunikasi dengan para customer. Strategi lainnya yang dapat diikuti adalah tidak hanya menyediakan online store, tetapi juga offline store.
Advertisement
Pentingnya Kolaborasi KOL Lokal untuk Memasarkan Produk
Pemasaran produk dengan melibatkan Key Opinion Leader (KOL) penting untuk dilakukan oleh brand lokal. Sebagian besar produk lokal menggunakan artis dari luar negara untuk menarik pada customer.
Berbeda dengan Jaquelle yang memanfaatkan artis lokal untuk melakukan endorse produk. Dengan memperhatikan kesesuain KOL yang digunakan serta kualitas produk. Menjadi kunci bagi brand lokal kecantikan yang satu ini unuk bertahan.
“Kami juga percaya sebenarnya ada loh, market-market Indonesia yang sebenarnya kreatif, dan mereka punya testing yang besar loh. Dan itu bisa di export. Dari sana kami pikir of one day, kami juga bisa kolaborasi dengan brand lokal, misalnya seperti itu,” ungkap Budi.