Liputan6.com, Jakarta Tahun Baru Imlek adalah salah satu perayaan terbesar dan terpenting bagi masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Tidak hanya menjadi momen berkumpul bersama keluarga, Imlek juga memiliki makna mendalam sebagai waktu untuk bersyukur, memohon keberuntungan, dan memulai tahun baru dengan semangat yang segar.
Di balik kemeriahan Imlek, perayaan ini juga menjadi waktu penting untuk menjaga tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Berbagai ritual dilakukan, mulai dari membersihkan rumah, memasang dekorasi khas, hingga menyiapkan hidangan spesial. Semua ini memiliki makna simbolis untuk mengundang keberuntungan dan menyingkirkan kesialan.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, Imlek juga menjadi kesempatan emas untuk mempererat hubungan kekeluargaan. Tradisi seperti makan malam bersama atau membagikan angpao menjadi momen istimewa yang tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga mengingatkan akan pentingnya solidaritas dan rasa syukur.
Advertisement
Warga Tionghoa di Indonesia juga melibatkan banyak persiapan menjelang Imlek. Dengan beragam tradisi unik yang tetap lestari di tengah modernitas, Imlek menjadi perayaan yang memadukan kebudayaan, spiritualitas, dan harapan. Berikut adalah beberapa kebiasaan yang dilakukan masyarakat Tionghoa menjelang Tahun Baru Imlek:
1. Membersihkan Rumah: Menyapu Kesialan, Mengundang Keberuntungan
Tradisi membersihkan rumah menjelang Imlek bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi memiliki makna mendalam. Rumah yang bersih melambangkan kesiapan untuk menyambut hal-hal baik di tahun baru.
Pembersihan rumah dilakukan secara menyeluruh, mulai dari mengepel lantai, mengelap perabotan, hingga membersihkan sudut-sudut rumah yang jarang tersentuh. Hal ini dianggap sebagai simbol mengusir kesialan dan energi buruk dari tahun sebelumnya. Dalam budaya Tionghoa, dipercaya bahwa kesialan bisa "tersangkut" di rumah, sehingga perlu dibersihkan sebelum tahun baru tiba.
Namun, ada aturan ketat terkait aktivitas membersihkan rumah. Setelah tahun baru tiba, khususnya pada hari pertama Imlek, tidak diperbolehkan menyapu atau membuang sampah. Hal ini dianggap dapat "membuang" keberuntungan yang baru saja masuk ke dalam rumah.
2. Memasang Dekorasi Merah: Warna Keberuntungan yang Menyala
Warna merah mendominasi dekorasi Imlek, melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan perlindungan dari roh jahat. Lentera merah, kertas berisi kaligrafi, dan ornamen-ornamen tradisional menghiasi rumah dan tempat umum.
Salah satu hiasan yang paling populer adalah kertas bertuliskan karakter “福” (Fu) yang berarti keberuntungan. Kertas ini sering dipasang terbalik di pintu rumah, yang secara simbolis bermakna "keberuntungan telah datang" (福到/Fu Dao). Lentera merah juga digantung di depan rumah atau tempat usaha sebagai penanda kebahagiaan.
Dekorasi lainnya adalah ornamen berbentuk naga atau bunga plum, yang melambangkan harapan baru dan kekuatan. Tidak hanya di rumah, pusat-pusat perbelanjaan dan tempat umum juga ramai dihiasi dengan nuansa merah untuk menyemarakkan suasana Imlek.
Advertisement
3. Belanja dan Memasak Hidangan Spesial: Menyambut Tahun Baru dengan Kehangatan Keluarga
Makanan memiliki peran penting dalam tradisi Imlek. Warga Tionghoa membeli bahan-bahan makanan spesial jauh-jauh hari untuk memastikan semuanya tersedia menjelang Reunion Dinner, makan malam bersama keluarga yang diadakan pada malam tahun baru.
Hidangan yang disiapkan memiliki makna simbolis. Ikan, misalnya, melambangkan kelimpahan, sementara pangsit yang berbentuk seperti emas batangan melambangkan kekayaan. Kue keranjang atau dodol Cina juga menjadi hidangan wajib karena melambangkan hubungan keluarga yang erat dan kehidupan manis di tahun baru.
Selain itu, persiapan makanan ini juga menjadi waktu bagi keluarga untuk bersama-sama berbagi cerita dan kenangan. Aroma masakan khas Imlek menciptakan suasana hangat yang tak tergantikan.
4. Membagikan Angpao: Simbol Harapan dan Keberuntungan
Tradisi memberikan angpao menjadi salah satu yang paling dinanti, terutama oleh anak-anak. Angpao, yang berisi uang dalam amplop merah, adalah simbol keberuntungan dan doa untuk kesejahteraan.
Angpao biasanya diberikan oleh orang tua atau pasangan yang sudah menikah kepada anak-anak atau anggota keluarga yang lebih muda. Selain sebagai bentuk kasih sayang, tradisi ini juga mencerminkan harapan agar penerima angpao mendapatkan berkah sepanjang tahun.
Menariknya, jumlah uang dalam angpao biasanya berupa angka genap, karena angka genap dianggap membawa keberuntungan. Sebaliknya, angka ganjil dihindari karena sering diasosiasikan dengan pemakaman.
Advertisement
5. Berdoa dan Mengunjungi Kelenteng: Memohon Berkah di Tahun Baru
Mengunjungi kelenteng untuk berdoa adalah tradisi yang dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur dan memohon berkah di tahun yang baru. Warga Tionghoa membakar hio dan berdoa kepada dewa-dewa, memohon keberuntungan, kesehatan, dan kedamaian.
Tradisi ini biasanya dilakukan bersama keluarga, menciptakan momen kebersamaan yang bermakna. Selain itu, beberapa keluarga juga menyempatkan diri untuk menyekar ke makam leluhur sebagai bentuk penghormatan dan rasa terima kasih atas jasa mereka.
Berdoa di kelenteng juga dianggap sebagai cara untuk menguatkan harapan dan keyakinan, bahwa tahun yang baru akan membawa kehidupan yang lebih baik bagi seluruh keluarga.