Menariknya, orasi dalam aksi ini disampaikan dalam tiga bahasa. Orator pertama dalam bahasa Jawa menyampaikan bahwa Miss World akan ditolak kehadirannya di Yogyakarta. "Kedahipun umat Islam serempak bergerak nolak Miss World ( harusnya umat Islam serempak bergerak menolak Miss World )," tegasnya.
Ust. Pedyanto dalam orasi berbahasa Inggris menyampaikan, "We have to reject miss world because it againsts our aqidah, it againsts our syariah, it dishounered women, and it degradates morality." Sementara itu, orator selanjutnya yaitu Ust. Titok Priastomo memaparkan bahwa ketika Allah melarang menampakkan aurat dan melarang bertabarruj, pada saat itu Miss World justru memamerkan kecantikan mereka.
"Ketika Allah memerintahkan untuk menundukkan pandangan dari aurat, justeru Miss World menjadi tontonan yang memanjakan syahwat. Pada saat Allah mengutamakan perempuan sebagai istri dan ibu pendidik anak, Miss World malah menjadikan wanita sebagai komoditas, tempat pemajang produk kecantikan," ujarnya. Menurut Titok, HTI dan ormas Islam menganggap hal ini sebagai kemungkaran nyata dan penentangan kepada syariat Allah swt.
Ketua HTI DPD I DIY Ust. Rosyid Supriyadi menutup rangkaian orasi dengan menyitir Ayat dari Kitab Suci. "HTI menunaikan amar ma'ruf nahi munkar agar umat Islam dituntun oleh dinul Islam yang memuliakan manusia termasuk perempuan. Acara Miss World adalah wujud perusakan moral generasi kaum muslimin di Indonesia," jelasnya.
Ust. Rosyid menambahkan bahwa HTI DIY tidak hanya melakukan aksi, tetapi juga audiensi ke beberapa instansi terkait. Di antara instansi yang dikunjungi yaitu Dinas kebudayaan, Dinas Pariwisata, dan Dikpora, semua menyatakan ketidaksetujuan terhadap pelaksanaan kontes Miss World. Bahkan Dikpora DIY tidak hanya menolak tapi juga mengajukan surat keberatan. Di akhir orasi, Rosyid menyerukan agar semua berjuang untuk isti'nafil hayatil islam ( melanjutkan kehidupan Islam )dalam naungan khilafah yang disambut oleh pekik takbir seluruh peserta. (Puspita Satyawati/kw)
Puspita Satyawatiadalah pewarta warga
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan,wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Advertisement