Citizen6, Jakarta: Saat ini sains dan teknologi manusia sudah bisa membedakan Pluto yang sejauh 5,7 triliun kilometer dari Bumi itu sebagai bukan planet. Tapi apakah kita sudah memiliki sains dan teknologi untuk meneropong ke dalam relung hati agar bisa membedakan suka, sayang, dan cinta? Lalu bagaimana caranya agar teknologi itu bisa dipakai untuk menghindari trauma, KDRT dan perceraian? Mungkinkah kita menggunakan logika dalam bercinta agar percintaan tidak perlu jadi momok kasus kriminal di media massa? Itulah segelintir poin yang menjadi fokus dan minat dari komunitas Hitman System.
Tujuh tahun yang lalu saya bersama dua sahabat terbaik saya menyadari akan hal itu. Tepatnya tanggal 13 Februari 2006, kami mulai bergerilya menyebarkan edukasi romansa Hitman System lewat berbagai online mailing lists, forum dan juga blog. Hasilnya persis seperti dugaan, banyak orang merespon edukasi itu dan memperbaiki diri jadi pribadi yang lebih baik dalam hal cinta. Mereka tidak mau lagi tutup mata dan mengandalkan hati saja dalam bercinta, tapi juga melibatkan logika dan akal sehat.
Walau berawal dari sekedar komunitas sharing dan pelatihan pengembangan romansa, namun seluruh edukasi romansa ini mengendap jadi sebuah subkultur kegerakan dengan ciri khas tersendiri: pria wanita Indonesia yang berani memandang hubungan cinta secara cerdas dan realistis, tidak lagi galau menye-menye seperti ide keromantisan yang disuapkan oleh media populer. Para pria mengidentifikasikan dirinya dengan dengan istilah Glossy Guy (Pria Yang Berkualitas) dan para wanita dengan istilah Lovable Lady (Wanita Yang Dicintai).
Selain sebagai komunitas, Hitman System juga dikenal sebagai think tank pencerah kehidupan romansa Indonesia. Misalnya kami tidak tidak pernah absen bersuara setiap tahunnya dalam kegiatan massa seperti Social Media Festival di Jakarta, termasuk SocMedFest tanggal 12 & 13 Oktober 2013 mendatang. Sampai hari ini, sudah tercatat lebih dari 2.000 orang mengikuti kelas Hitman System yang tersebar seluruh Indonesia, termasuk hingga ke Singapura, Australia, Amerika, Jepang, dan negara-negara lainnya.
Itu sebabnya tidak bisa tercatat berapa ribu, atau mungkin ratusan ribu, pembelajar dan simpatisan lainnya yang sangat setia menyebarkan semangat ‘karena cinta bisa dipelajari’ lewat obrolan sehari-hari maupun lewat media sosial. Mereka bertumbuh dalam sel-sel (unit komunitas regional yang berdiri independen) di hampir setiap kota besar di Indonesia dengan agenda mingguan masing-masing, mulai dari sekedar kopdar, sharing pengalaman, bahkan sampai mengkoordinasikan bagi-bagi coklat anti galau gratis ke masyarakat sekitar tepat pada hari Valentine 2013 yang lalu.
Realitanya agak sulit juga mengkategorikan Hitman System sebagai sekedar komunitas ataupun sekedar sekolah pelatihan, karena sejujurnya kami tidak pernah secara langsung menginstruksikan agenda pertemuan dan aktivitas bersama. Kami hanya menanamkan ide bahwa cinta bisa dipelajari, ide itu sangat diminati sehingga menyebar dari satu orang ke orang lainnya dengan sangat cepat. Sebuah ide kecil dari tiga orang di tahun 2006 itu sudah bertumbuh menjadi sebuah kesadaran kolektif ribuan orang yang mengidamkan hubungan cinta yang bahagia dan minim luka derita.
Tapi bagi banyak orang di luar sana, sayangnya urusan cinta masih dipandang sebelah mata. Untuk itu, Hitman System kini mengembangkan social platform KelasCinta.com untuk mempermudah para anggota komunitas dan simpatisan untuk menyebarkan ide-ide revolusioner mereka tentang cinta dan romansa. Sharing dan diskusi tidak lagi hanya terjadi dalam jam-jam tertentu saat pertemuan offline, tapi sepanjang hari secara online tanpa ada batasan jarak dan waktu. Jika banyak orang bisa bekerjasama saling mengedukasi dan mengoreksi pemahaman cinta satu sama lain, bukan tidak mungkin kita melihat penurunan drastis tingkat perceraian dalam satu hingga dua tahun mendatang.
Anda punya ide-ide baru yang bisa memperindah wacana hubungan cinta manusia Indonesia? Mari bergabung dan mulai berbagi! (Lex dePraxis/Arn)
*Lex dePraxis adalah pewarta warga
Tujuh tahun yang lalu saya bersama dua sahabat terbaik saya menyadari akan hal itu. Tepatnya tanggal 13 Februari 2006, kami mulai bergerilya menyebarkan edukasi romansa Hitman System lewat berbagai online mailing lists, forum dan juga blog. Hasilnya persis seperti dugaan, banyak orang merespon edukasi itu dan memperbaiki diri jadi pribadi yang lebih baik dalam hal cinta. Mereka tidak mau lagi tutup mata dan mengandalkan hati saja dalam bercinta, tapi juga melibatkan logika dan akal sehat.
Walau berawal dari sekedar komunitas sharing dan pelatihan pengembangan romansa, namun seluruh edukasi romansa ini mengendap jadi sebuah subkultur kegerakan dengan ciri khas tersendiri: pria wanita Indonesia yang berani memandang hubungan cinta secara cerdas dan realistis, tidak lagi galau menye-menye seperti ide keromantisan yang disuapkan oleh media populer. Para pria mengidentifikasikan dirinya dengan dengan istilah Glossy Guy (Pria Yang Berkualitas) dan para wanita dengan istilah Lovable Lady (Wanita Yang Dicintai).
Selain sebagai komunitas, Hitman System juga dikenal sebagai think tank pencerah kehidupan romansa Indonesia. Misalnya kami tidak tidak pernah absen bersuara setiap tahunnya dalam kegiatan massa seperti Social Media Festival di Jakarta, termasuk SocMedFest tanggal 12 & 13 Oktober 2013 mendatang. Sampai hari ini, sudah tercatat lebih dari 2.000 orang mengikuti kelas Hitman System yang tersebar seluruh Indonesia, termasuk hingga ke Singapura, Australia, Amerika, Jepang, dan negara-negara lainnya.
Itu sebabnya tidak bisa tercatat berapa ribu, atau mungkin ratusan ribu, pembelajar dan simpatisan lainnya yang sangat setia menyebarkan semangat ‘karena cinta bisa dipelajari’ lewat obrolan sehari-hari maupun lewat media sosial. Mereka bertumbuh dalam sel-sel (unit komunitas regional yang berdiri independen) di hampir setiap kota besar di Indonesia dengan agenda mingguan masing-masing, mulai dari sekedar kopdar, sharing pengalaman, bahkan sampai mengkoordinasikan bagi-bagi coklat anti galau gratis ke masyarakat sekitar tepat pada hari Valentine 2013 yang lalu.
Realitanya agak sulit juga mengkategorikan Hitman System sebagai sekedar komunitas ataupun sekedar sekolah pelatihan, karena sejujurnya kami tidak pernah secara langsung menginstruksikan agenda pertemuan dan aktivitas bersama. Kami hanya menanamkan ide bahwa cinta bisa dipelajari, ide itu sangat diminati sehingga menyebar dari satu orang ke orang lainnya dengan sangat cepat. Sebuah ide kecil dari tiga orang di tahun 2006 itu sudah bertumbuh menjadi sebuah kesadaran kolektif ribuan orang yang mengidamkan hubungan cinta yang bahagia dan minim luka derita.
Tapi bagi banyak orang di luar sana, sayangnya urusan cinta masih dipandang sebelah mata. Untuk itu, Hitman System kini mengembangkan social platform KelasCinta.com untuk mempermudah para anggota komunitas dan simpatisan untuk menyebarkan ide-ide revolusioner mereka tentang cinta dan romansa. Sharing dan diskusi tidak lagi hanya terjadi dalam jam-jam tertentu saat pertemuan offline, tapi sepanjang hari secara online tanpa ada batasan jarak dan waktu. Jika banyak orang bisa bekerjasama saling mengedukasi dan mengoreksi pemahaman cinta satu sama lain, bukan tidak mungkin kita melihat penurunan drastis tingkat perceraian dalam satu hingga dua tahun mendatang.
Anda punya ide-ide baru yang bisa memperindah wacana hubungan cinta manusia Indonesia? Mari bergabung dan mulai berbagi! (Lex dePraxis/Arn)
*Lex dePraxis adalah pewarta warga
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Mulai 10-20 September ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Komunitasku Keren!". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.