Ancaman Politisasi DPT

Permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) telah menjadi isu politik yang cukup serius namun menjemukan.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Nov 2013, 11:22 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2013, 11:22 WIB
131113bdpt.jpg
Citizen6, Jakarta - Permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) telah menjadi isu politik yang cukup serius namun menjemukan.  Beberapa detail penyusunan DPT oleh KPU ini, apabila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan hilangnya jutaan suara penduduk yang secera teoritis berhak memilih tetapi tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
 
DPT adalah salah satu proses pemilu yang sangat penting.  DPT bukan hanya modal dasar membangun demokrasi yang berkualitas, melainkan juga modal penting bagi masa depan Indonesia. Dalam DPT terkandung aspirasi rakyat yang wajib diaktualisasikan pemimpin dan para wakil terpilih dalam menyusun program-program pemerintahan.
 
Menurut Badan Pengawas Pemilu terdapat beberapa permasalahan soal daftar pemilih. Masih ada nomor identitas kependudukan (NIK) ganda, nama pemilih tanpa NIK dan nomor kartu keluarga, serta nama pemilih tanpa alamat yang berjumalah lebih dari 1,2 juta
 
Itulah keseriusan DPT, namun menjadi menjemukan ketika  permasalahan DPT terlalu masuk dalam wilayah politik.
 
Kita ingin membangun negara demokrasi  dan menjaga Pemilu 2014 bersih dari segala tudingan dan kecurigaan manipulasi.  Untuk KPU, Kemendagri, Bawaslu, dan partai politik peserta pemilu harus duduk bersama menuntaskan DPT bermasalah dan tidak sibuk dengan manuver-manuver politik.
 
Masyarakat Indonesia sebaiknya  juga tidak melakukan aksi golput pada Pemilu 2014 mendatang. Sikap  warga yang memilih golput saat Pemilu sama halnya dengan tidak menentukan masa depan bangsa negara kita tercinta ini.
 
Seluruh lembaga yang berkepentingan dengan DPT yang ada di tanah air sebaiknya juga tidak berlebihan mempolitisasi DPT Pemilu 2014. Kedepankan kepentingan seluruh penduduk Indonesia yang berhak memilih agar dapat menggunakan hak pilihnya.
 
Dampak mempolitisasi DPT oleh sejumlah kalangan yang marak diwartakan media akan membuat rakyat jemu dan bersyakwasangka bahwa Pemilu hanya mainan elit dan masyarakat sekedar penonton dan komoditas.
 
Jika hal ini sampai terjadi, bukan hanya pemilu 2014 yang hanya menjadi agenda rutin tanpa makna, namun juga demokrasi yang tengah kita perjuangkan akan menguap pelan-pelan dan cuma slogan. (Teguh Pujonugroho/kw)

Teguh Pujonugroho adalah pewarta warga

Mulai 6 November-15 November ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Jika Aku Punya Startup". Dapatkan 3 tiket masuk ke acara Startup Asia Jakarta 2013, yang masing-masing tiketnya bernilai Rp 3,3 jutaan ditambah merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.

Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya