Citizen6, Mojokerto: Guru adalah sorotan dalam dunia pendidikan. Seorang yang akan menjadi pembimbing semua murid yang diajarnya. Definisi guru juga telah dijelaskan dalam undang-undang Nomor 14 tahun 2005 yang menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Guru memiliki tanggung jawab bukan hanya sebagai seorang pengajar saja, melainkan peranan guru juga penting dalam menentukan karakter peserta didiknya. Pasalnya, sekolah adalah faktor kedua dari pada pembentukan karakter seseorang, setelah faktor utama yakni keluarga. Paradigma saat ini bahwa guru adalah profesi, berbeda dengan guru zaman dulu yang diposisikan sebagai sebuah pilihan hidup. Dengan berbagai pantangan, yang salah satunya adalah minimnya gaji yang didapat setiap bulannya. Namun, para guru zaman dulu tidaklah mementingkannya. Yang mereka inginkan hanyalah sebuah pengabdian pada negara. Mencerdaskan generasi muda adalah tujuan utama yang harus mereka capai.
Namun bukan berarti guru zaman sekarang tidak seperti guru zaman dulu. Meskipun hanya sedikit, tapi masih ada yang meneruskan budaya baik ini. Guruku panutanku. Inilah kenyataan yang tak begitu tersorot. Seolah guru hanyalah seorang pengajar. Namun, kenyataan itu berbeda ketika saya memandang seorang pengajar yang tak kunjung kering semangatnya untuk membimbing kami. Inilah guruku, Bu Diah. Beliau adalah guru yang hebat. Guru yang selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Sebuah kenyataan yang harus kami hadapi untuk meraih mimpi-mimpi kami.
Bu diah adalah sosok teladan yang baik, setiap kata yang beliau ucapkan adalah emas bagiku. Yang susah untuk mendapatkannya, namun ketika telah termiliki, seolah ada sisi yang terindah dengan nilai yang tinggi. Perhatian yang beliau berikan kepada kami sangantlah kami rasakan. Guru yang baik bukan hanya sekedar memberikan ilmunya. Tapi juga memperhatikan setiap murid-muridnya. Memang bukan sebuah tuntutan. Namun siapa yang dapat melakukannya, dialah guru yang hebat. Mengingat guru adalah orang tua ke-2 bagi anak didiknya. Perhatian semakin terlihat nyata ketika beliau berikan pengertian kepadaku. Hubungan yang dekat itu, membuktikan padaku beta tulusnya pengabdian beliau pada bangsa ini.
Nasihat-nasihat yang beliau berikan merupakan pelajaran hidup untuk bekal kami di medan perang usia ramaja. Yang beliau tegaskan kepada kami adalah kejujuran. Sebuah sikap yang tentunya tidak semua orang memilikinya. Beliau selalu menegaskan bahwa Kejujuran adalah sikap yang harus dimiliki setiap orang. Dengan bekal kejujuran, seseorang akan mudah mendapat kepercayaan dari orang lain.
Inilah sedikit rasa yang terungkap pada seorang pendidik yang tak pernah lelah memajukan bangsa ini. Sebuah pelangi yang digenggamnya kini, telah warnai masa depan kami. Tak perlu lagi kami merenungkan betapa susahnya menjadi dewasa. Karena beliau telah warnai langit kami dengan pelangi yang begitu indah. Terimakasih bu Diah. Semoga kami dapat menjaga pelagi itu, agar tak pernah luntur hiasi langit kami. (Viyayanti Vatmala/mar)
Viyayanti Vatmala adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Guru memiliki tanggung jawab bukan hanya sebagai seorang pengajar saja, melainkan peranan guru juga penting dalam menentukan karakter peserta didiknya. Pasalnya, sekolah adalah faktor kedua dari pada pembentukan karakter seseorang, setelah faktor utama yakni keluarga. Paradigma saat ini bahwa guru adalah profesi, berbeda dengan guru zaman dulu yang diposisikan sebagai sebuah pilihan hidup. Dengan berbagai pantangan, yang salah satunya adalah minimnya gaji yang didapat setiap bulannya. Namun, para guru zaman dulu tidaklah mementingkannya. Yang mereka inginkan hanyalah sebuah pengabdian pada negara. Mencerdaskan generasi muda adalah tujuan utama yang harus mereka capai.
Namun bukan berarti guru zaman sekarang tidak seperti guru zaman dulu. Meskipun hanya sedikit, tapi masih ada yang meneruskan budaya baik ini. Guruku panutanku. Inilah kenyataan yang tak begitu tersorot. Seolah guru hanyalah seorang pengajar. Namun, kenyataan itu berbeda ketika saya memandang seorang pengajar yang tak kunjung kering semangatnya untuk membimbing kami. Inilah guruku, Bu Diah. Beliau adalah guru yang hebat. Guru yang selalu mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Sebuah kenyataan yang harus kami hadapi untuk meraih mimpi-mimpi kami.
Bu diah adalah sosok teladan yang baik, setiap kata yang beliau ucapkan adalah emas bagiku. Yang susah untuk mendapatkannya, namun ketika telah termiliki, seolah ada sisi yang terindah dengan nilai yang tinggi. Perhatian yang beliau berikan kepada kami sangantlah kami rasakan. Guru yang baik bukan hanya sekedar memberikan ilmunya. Tapi juga memperhatikan setiap murid-muridnya. Memang bukan sebuah tuntutan. Namun siapa yang dapat melakukannya, dialah guru yang hebat. Mengingat guru adalah orang tua ke-2 bagi anak didiknya. Perhatian semakin terlihat nyata ketika beliau berikan pengertian kepadaku. Hubungan yang dekat itu, membuktikan padaku beta tulusnya pengabdian beliau pada bangsa ini.
Nasihat-nasihat yang beliau berikan merupakan pelajaran hidup untuk bekal kami di medan perang usia ramaja. Yang beliau tegaskan kepada kami adalah kejujuran. Sebuah sikap yang tentunya tidak semua orang memilikinya. Beliau selalu menegaskan bahwa Kejujuran adalah sikap yang harus dimiliki setiap orang. Dengan bekal kejujuran, seseorang akan mudah mendapat kepercayaan dari orang lain.
Inilah sedikit rasa yang terungkap pada seorang pendidik yang tak pernah lelah memajukan bangsa ini. Sebuah pelangi yang digenggamnya kini, telah warnai masa depan kami. Tak perlu lagi kami merenungkan betapa susahnya menjadi dewasa. Karena beliau telah warnai langit kami dengan pelangi yang begitu indah. Terimakasih bu Diah. Semoga kami dapat menjaga pelagi itu, agar tak pernah luntur hiasi langit kami. (Viyayanti Vatmala/mar)
Viyayanti Vatmala adalah pewarta warga.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.