MicroStrategy Rugi Rp 2,1 Triliun dalam Kepemilikan Bitcoin

MicroSrategy memiliki total 125.051 bitcoin, senilai sekitar USD 4,8 miliar dengan harga Bitcoin saat ini sekitar USD 38.700.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2022, 19:42 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2022, 19:42 WIB
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Amerika yang menyediakan intelijen bisnis, perangkat lunak seluler, dan layanan berbasis cloud serta pemilik Bitcoin terbesar, MicroStrategy, melaporkan biaya penurunan nilai aset digital non-tunai sebesar USD 146,6 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun pada kuartal keempat 2021.

Dilansir dari CoinDesk, Rabu (2/2/2022), biaya tersebut naik dari USD 65,2 juta pada kuartal sebelumnya, menurut pernyataan pendapatan perusahaan terbaru. Penurunan nilai tersebut mencerminkan penurunan harga Bitcoin dengan harga saat Bitcoin diperoleh.

Berdasarkan aturan akuntansi standar, nilai aset digital seperti cryptocurrency harus dicatat biayanya dan kemudian disesuaikan jika nilainya terganggu atau turun. Namun, jika harga naik, itu tidak akan tercermin sampai aset dijual.

Pada 2021, MicroStrategy membukukan total kerugian penurunan nilai aset digital sebesar USD 831 juta, dibandingkan pada 2020 yang hanya sebesar USD 71 juta.

Sebanyak 124.391 Bitcoin perusahaan yang disimpan pada akhir 31 Desember 2021, dibeli seharga USD 3,752 miliar, itu menunjukkan biaya rata-rata per Bitcoin sekitar USD 30.159, menurut laporan perusahaan.

Meskipun mengalami kerugian, MicroStrategy melaporkan pada Selasa pagi waktu setempat bahwa mereka membeli sekitar 660 bitcoin tambahan seharga sekitar USD 25 juta antara 30 Desember 2021 dan 31 Januari 2022.

Dengan demikian MicroSrategy memiliki total 125.051 bitcoin, senilai sekitar USD 4,8 miliar dengan harga Bitcoin saat ini sekitar USD 38.700.

Pada panggilan pendapatan perusahaan, Selasa waktu setempat, CFO MicroStrategy Phong Le mengatakan perusahaan mengharapkan biaya penurunan nilai tambahan yang signifikan selama kuartal pertama 2022 mengingat tingginya volatilitas Bitcoin. 

Le menambahkan bahwa MicroStrategy sedang bekerja dengan perusahaan lain dan berbagai agensi untuk menentukan kerangka kerja akuntansi yang lebih tepat untuk aset digital.

Le juga mengatakan neraca MicroStrategy dapat mengatasi hambatan apapun karena tidak ada utang yang jatuh tempo hingga Desember 2025.

Sejak laporan pendapatan perusahaan, saham MicroStrategy turun sekitar 1 persen dalam perdagangan setelah jam kerja. Saham MicroStrategy juga telah jatuh sekitar 33 persen selama bulan lalu.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


MicroStrategy Beli 660 Bitcoin

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Sebelumnya, pasar kripto mengawali awal Februari dengan menunjukkan grafik yang menghijau. Mayoritas jajaran teratas kripto menunjukkan penguatan yang membuat banyak investor kembali berinvestasi di pasar berisiko ini. 

Tak hanya investor ritel yang kembali, tetapi perusahan seperti MicroStrategy yang merupakan perusahaan publik pemegang Bitcoin terbesar juga memanfaatkan kesempatan ini.

CEO dan juga salah satu pendiri MicroStrategy, Michael J. Saylor dalam tweet hari ini mengumumkan perusahaannya telah membeli 660 BTC lagi dengan harga rata-rata USD 37.865. Ini membawa jumlah total Bitcoin yang dimilikinya menjadi 125, 051 yang bernilai sekitar USD 3,78 miliar.

"MicroStrategy telah membeli 660 bitcoin tambahan seharga $25,0 juta tunai dengan harga rata-rata $37.865 per #bitcoin.” isi cuitan Saylor, Selasa (1/2/2022). 

Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (2/2/2022), ini adalah pembelian besar kedua MicroStrategy dalam 2 bulan terakhir, karena pada Desember lalu, perusahaan telah membeli 1.914 Bitcoin lainnya seharga USD 94 juta ketika Bitcoin diperdagangkan sekitar USD 46.000. 

Meskipun banyak whale (orang yang memiliki banyak Bitcoin) baru-baru ini sangat aktif dalam memperoleh Bitcoin. Menurut analis “whalemap,” dalam beberapa hari terakhir lebih dari 330.000 BTC telah diakuisisi oleh whale ini ketika koin terbesar itu diperdagangkan antara USD 36.000 dan USD 38.000.

Faktanya, beberapa dari whale ini telah begitu merajalela dalam akumulasi. Bahkan whale Bitcoin terbesar ketiga melampaui akumulasi MicroStrategy karena saat ini memegang 126.164 BTC yang secara kumulatif bernilai lebih dari USD 4,9 miliar.

Awal pekan ini, seorang whale berhasil memperoleh hingga 28.931 BTC dengan membeli hampir 30 kali per hari.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya