Gadis 13 Tahun Jadi Miliarder dalam 1 Tahun dari Jualan NFT

Ketika pertama kali menjual NFT, dia tidak pernah berpikir bisnisnya akan sukses seperti sekarang.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 11 Apr 2022, 11:46 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2022, 11:46 WIB
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Liputan6.com, Jakarta Nyla Hayes, gadis berumur 13 tahun telah menemukan rahasia sukses yang membuatnya jadi kaya raya, yaitu dengan menjual karya seninya sebagai Non Fungible Token (NFT).

Hayes menggambar sosok wanita yang merupakan beberapa tokoh mulai dari mantan Hakim Agung AS Ruth Bader Ginsburg, hingga aktris Lucille Ball.

Gambar-gambar miliknya tersebut kemudian diubah menjadi NFT dan menjualnya di situs penjualan NFT. 

"Saya suka menggambar wanita dari seluruh dunia karena saya sangat menyukai budaya yang berbeda dan latar belakang yang berbeda," kata Nyla Hayes dikutip dari Today.com, Senin (11/4/2022). 

Koleksi NFT yang dibuat Hayes dinamai “long neckies” atau leher panjang. Hal tersebut sesuai detail karya gambarnya yang menunjukkan sosok seorang wanita dengan leher yang panjang. 

Penggambaran leher yang panjang ternyata muncul karena kesukaan Hayes terhadap dinosaurus Brontosaurus, jadi dia memberi mereka nama panggilan yang lucu.

"Saya tidak tahu harus menyebutnya apa. Jadi saya hanya menganggap mereka sebagai 'long neckies'. Awalnya saya hanya ingin menyatukan dua hal yang saya sukai, yaitu Brontosaurus dan wanita. Saya ingin menunjukkan betapa cantik dan kuatnya wanita, dan saya juga memikirkan brontosaurus,” jelas Hayes. 

 

Harga NFT yang Dijual

Ilustrasi NFT
Ilustrasi NFT. Dok: unsplash

Pada Maret, Hayes menjual potret "Long Neckie Lady" miliknya seharga USD 6.621 atau sekitar RP 65 juta di Instagram. Lalu pada bulan sebelumnya, dia menjual lukisan lain seharga USD 3.920 atau sekitar Rp 56,3 juta. 

Ibu Hayes, Latoya, mengatakan dia memberikan putrinya sebuah smartphone pada usia 9 tahun karena dia sangat tertarik pada seni.

“Saya bisa melihat betapa bersemangatnya dia tentang seninya dan saya hanya berpikir, jika saya bisa mendukungnya dengan cara apa pun. Itulah tepatnya yang akan saya lakukan, ”kata Latoya.

Sebelum Hayes mulai menghasilkan banyak uang, dia akan menggambar potretnya di ponsel cerdasnya dan hanya menunjukkannya kepada keluarga dan teman-temannya. Dia gugup karena orang tidak akan menyukainya atau menganggapnya aneh.

Tetapi dengan sedikit dorongan dari pamannya, Hayes dan ibunya memutuskan untuk melihat ke NFT untuk melihat apakah itu bisa menjadi pasar yang menguntungkan baginya.

 

Potret Sampul Time

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Pada 2021, Hayes dinobatkan sebagai "Artist-in-Residence" pertama Time Magazine, sebuah kehormatan yang diberikan kepada mereka yang memajukan karir mereka melalui NFT. 

Sebagai artis-in-residence mereka, dia membuat koleksi fenomenal di mana dia menciptakan kembali potret sampul Time dari franchise "Women of the Year".

Ketika dia pertama kali mulai menjual NFT, dia tidak pernah berpikir bisnisnya akan sukses seperti sekarang.

"Saya hanya berpikir akan keren untuk menempatkan karya seni saya di luar sana dan menunjukkannya kepada orang-orang, tetapi untuk melihat bagaimana orang bereaksi terhadapnya. Saya tidak pernah menyangka akan meledak seperti ini." ujar Hayes.

Hayes mengatakan itu semua tidak akan terjadi tanpa dukungan ibunya, menggambarkannya sebagai "luar biasa."

Infografis: 5 pesohor dunia yang terjun ke bisnis NFT (Liputan6.com / Abdillah)
Infografis: 5 pesohor dunia yang terjun ke bisnis NFT (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya