Sony Soneium Rilis Koleksi NFT Musik Pertama

Sony meluncurkan koleksi NFT musik pertamanya melalui platform blockchain-nya, Soneium, bekerja sama dengan label Web3, Coop Records. Koleksi ini menampilkan lagu-lagu yang belum pernah dirilis dari produser asal Tokyo, NUUUSD HI.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 08 Feb 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2025, 15:00 WIB
Ilustrasi kripto (Foto By AI)
Ilustrasi kripto. Sony meluncurkan koleksi NFT musik pertamanya melalui platform blockchain-nya, Soneium, bekerja sama dengan label Web3, Coop Records. Koleksi ini menampilkan lagu-lagu yang belum pernah dirilis dari produser asal Tokyo, NUUUSD HI. (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Sony meluncurkan koleksi NFT musik pertamanya melalui platform blockchain-nya, Soneium, bekerja sama dengan label Web3, Coop Records. Koleksi ini menampilkan lagu-lagu yang belum pernah dirilis dari produser asal Tokyo, NUUUSD HI.

NFT ini tersedia di marketplace Sonova dengan harga 0.000777 ETH (sekitar USD 2,11) dan akan dijual hingga akhir bulan. Saat ini, sekitar 124 dari 999.999 NFT telah dicetak.

Soneium adalah blockchain Layer-2 berbasis Ethereum yang dikembangkan oleh Sony Block Solutions Labs. Platform ini ditujukan untuk distribusi konten digital, meskipun adopsinya masih dalam tahap awal.

Sementara itu, Coop Records, yang didirikan oleh pengusaha kripto Cooper Turley, telah membawa lebih dari 600 lagu ke dalam blockchain. Label ini pernah bekerja sama dengan artis seperti Zeds Dead, San Holo, dan Barry Can’t Swim.

Coop Records mempromosikan kepemilikan musik berbasis NFT sebagai alternatif dari model industri musik tradisional. Namun, monetisasi musik di Web3 masih sulit untuk diadopsi secara luas.

Tantangan Pasar NFT Musik

Turley mengakui bahwa monetisasi bagi kreator di ekosistem kripto masih menjadi tantangan. “Saat ini, hampir mustahil bagi kreator dengan profil tinggi untuk meluncurkan token tanpa mengalami masalah di pasar,” tulisnya dalam sebuah unggahan di X, dikutip dari DeCrypt

Ia juga menyebutkan bahwa belum ada model monetisasi berbasis token yang benar-benar berkelanjutan, dan harapan pendapatan dari Web3 masih belum selaras dengan perilaku investor.

NFT musik awalnya sempat populer, seperti album NFT Kings of Leon yang menghasilkan USD 2 juta pada 2021. Namun, pasar NFT sejak itu mengalami penurunan dan belum menunjukkan pertumbuhan yang stabil.

 

Promosi 1

Ekspansi Sony ke Web3

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sony semakin aktif dalam membangun infrastruktur blockchain, tetapi Soneium masih dalam tahap eksperimen. Platform ini secara resmi meluncurkan mainnet-nya pada 14 Januari 2025, setelah menjalani fase uji coba selama empat bulan sejak Agustus 2024.

Selama uji coba, Soneium mencatat lebih dari 14 juta akun pengguna dan memproses 47 juta transaksi. Namun, belum jelas apakah Sony akan memperluas platform ini ke bisnis hiburan atau musiknya secara lebih luas. Sony belum memberikan komentar terkait rencana masa depan Soneium dalam distribusi musik berbasis blockchain.

Sony Luncurkan Mainnet Soneium untuk Industri Hiburan

Sony resmi meluncurkan platform Layer-2 Ethereum bernama Soneium setelah fase uji coba yang melibatkan lebih dari 14 juta pengguna. Dikembangkan oleh anak perusahaannya, Sony Block Solutions Labs (Sony BSL), Soneium dirancang untuk mempermudah interaksi kreator dan audiens dengan teknologi blockchain. Beberapa fitur yang ditawarkan termasuk sistem keterlibatan penggemar berbasis NFT dan program inkubasi bernama Soneium Spark.

Selama uji coba sejak Agustus 2024, platform ini memproses sekitar 50 juta transaksi. Puncaknya terjadi pada 6 November 2024, dengan 667.508 transaksi dalam satu hari. Selain itu, Soneium mencatat 12.600 kontrak pintar yang diverifikasi, menunjukkan tingginya minat pengembang dalam membangun ekosistem di platform ini.

Menggunakan teknologi Ethereum Layer-2 dari Optimism Foundation, Soneium mengandalkan OP Stack dan Superchain untuk menciptakan “blockchain yang membangkitkan emosi dan memberdayakan kreativitas,” menurut pernyataan resminya.

 

Masa Depan Soneium dalam Industri Hiburan

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)... Selengkapnya

Sony BSL mengatakan bahwa mereka tidak hanya fokus pada NFT atau koleksi digital, tetapi juga ingin membangun infrastruktur yang mendukung ekonomi kreator secara lebih luas. Mereka berencana menggunakan platform Soneium di berbagai anak perusahaan Sony untuk industri film, musik, dan game.

Program inkubasi Soneium Spark telah menerima 32 aplikasi dari lebih dari 1.700 pendaftar, menunjukkan minat besar dalam pengembangan blockchain untuk hiburan. Ke depannya, Sony BSL ingin mengeksplorasi cara untuk melindungi hak kreator dan menciptakan mekanisme distribusi nilai yang lebih adil antara kreator dan penggemar.

Sony BSL adalah hasil kerja sama antara Sony Group Corporation dan Startale Group Pte. Ltd., yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini awalnya bernama Sony Network Communications Labs Pte. Ltd. sebelum berganti nama menjadi Sony Block Solutions Labs pada Agustus 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya