Biaya Transaksi Bitcoin Meningkat 92% dalam 4 Hari

Lonjakan biaya dapat dikaitkan dengan transfer keuangan yang sering disiarkan di seluruh rantai blockchain

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Jun 2023, 23:55 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2023, 06:00 WIB
Biaya Bitcoin telah meningkat sebesar 92 persen selama empat hari terakhir, seperti yang dilaporkan oleh bitinfocharts pada 22 Juni 2023.
Biaya Bitcoin telah meningkat sebesar 92 persen selama empat hari terakhir, seperti yang dilaporkan oleh bitinfocharts pada 22 Juni 2023.

Liputan6.com, Jakarta Biaya Bitcoin telah meningkat sebesar 92 persen selama empat hari terakhir, seperti yang dilaporkan oleh bitinfocharts pada 22 Juni 2023. Menurut data tersebut, biaya rata-rata Bitcoin masih atas ambang USD 1,00 atau setara Rp 14.944 sejak 23 April.

Dilansir dari Bitcoin.com, Sabtu (24/6/2023), pada 8 Mei, biaya rata-rata mencapai level tertinggi 2023 sebesar USD 31 atau setara Rp 463.264 per transaksi.

Lonjakan biaya dapat dikaitkan dengan transfer keuangan yang sering disiarkan di seluruh rantai dan masuknya prasasti Ordinal, yang menghasilkan peningkatan jumlah transfer.

Biaya transfer ukuran rata-rata juga meningkat, bitinfocharts menunjukkan biaya median on-chain pada 22 Juni 2023, adalah 0,000053 BTC atau USD 1,60 per transfer atau sekitar Rp 23.908. 

Ini mengikuti level terendah USD 0,694 atau setara Rp 10,370 per transaksi yang tercatat pada 18 Juni, yang menunjukkan lonjakan lebih dari 130 persen dalam biaya ukuran rata-rata dalam empat hari. 

Selain itu, statistik yang diarsipkan dari mempoolspace, menunjukkan ada sekitar 339.936 transaksi yang belum dikonfirmasi sejak Kamis siang.

Sementara itu, mempoolspace mengungkapkan biaya transfer jaringan prioritas tinggi saat ini adalah USD 1,59 atau setara Rp 23.759 per transaksi.

 Sedangkan biaya prioritas menengah adalah USD 1,17 atau setara Rp 17.483, biaya prioritas rendah adalah USD 0,92 atau setara Rp 13.747, dan biaya tanpa prioritas adalah USD 0,50 atau setara Rp 7.471. 

Selanjutnya, metrik yang diarsipkan dari 19 Juni 2023 mengungkapkan dalam kurun waktu tiga hari, kapasitas Lightning Network meningkat dari 5.408,88 BTC menjadi 5.427,05 BTC saat ini, mewakili pertumbuhan sebesar 0,33 persen.


Reli Pasar Kripto Melambat, Apa Penyebabnya?

Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Ilustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Laju pergerakan pasar kripto dan Bitcoin (BTC) sedikit melambat dan cenderung sideways pada Jumat, 23 Juni 2023 pagi. Sebelumnya kenaikan signifikan terjadi pada Bitcoin hingga akhirnya menembus level USD 30.000 atau sekitar Rp  449 juta (asumsi kurs Rp 14.998 per dolar AS) untuk pertama kali sejak April lalu.

Trader Eksternal Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengungkapkan perlambatan ini terjadi akibat, data makroekonomi AS terbaru sedikit menahan laju pasar. Data klaim pengangguran AS tetap stabil atau tidak berubah di angka 264.000 dengan ekspektasi pasar sebelumnya akan terjadi penurunan tipis menjadi 260.000. 

“Data ini membuat pasar kembali melambat untuk menimbang kembali strategi ke depan dan memprediksi gerak kebijakan The Fed di masa mendatang,” kata Fyqieh dalam siaran pers, Jumat (23/6/2023).

Komentar Ketua The Fed

Fyqieh menambahkan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, di hadapan Komite Perbankan Senat AS pada Kamis juga sedikit berdampak ke pasar.

Dalam pidatonya, dia telah mengesampingkan kemungkinan pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, menyatakan inflasi dalam perekonomian secara konsisten lebih kuat dari yang diharapkan. 

 

The Fed kemungkinan besar tidak akan memangkas suku bunga setidaknya pada tahun 2023, sementara tanda-tanda penurunan inflasi yang konsisten dapat memacu penurunan suku bunga di akhir 2024.

Dia menyatakan kurangnya kepercayaan dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

 


Sentimen Industri Kripto

Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer
Kripto atau Crypto. Foto: Unsplash/Traxer

Di luar kalender ekonomi AS, sentimen pasar terhadap pasar kripto terus membaik. Mulai dari banyak perusahaan layanan keuangan tradisional yang masuk ke industri kripto, seperti BlackRock yang mengajukan ETF Bitcoin terus mendorong harapan masuknya uang institusional ke pasar kripto.

Laporan IMF tentang Mata Uang Digital Bank Sentral (CBDC) kemungkinan berkontribusi pada penguatan Bitcoin IMF mengatakan ini, beberapa negara telah sepenuhnya melarang aset kripto karena risikonya, pendekatan ini mungkin tidak efektif dalam jangka panjang.

Sentimen aset kripto berdasarkan indeks "Bitcoin Fear and Greed Index" saat ini berada pada level 65, yang menunjukkan adanya ketamakan atau serakah (Greed). 

Dalam 24 jam terakhir, pasar aset kripto telah menunjukkan tingkat serakah pada poin 65, yang mengindikasikan adanya kecenderungan FOMO (Fear of Missing Out) dan diprediksi akan mengalami koreksi di masa mendatang. 

“Sebaliknya, data yang diberikan oleh Bitcoin Fear and Greed Index minggu lalu menunjukkan angka 47, yang menunjukkan adanya ketakutan (Fear) dalam pasar Bitcoin,” pungkas Fyqieh.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya