Merawat Batik dengan Attack, Inovasi Jepang untuk Warisan Budaya Indonesia

Peran serta masyarakat dalam melestarikan batik tak hanya sebatas mengenakan kain khas ini, tapi juga merawatnya dengan benar.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 02 Okt 2024, 18:05 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 18:05 WIB
Merawat Batik dengan Attack, Inovasi Jepang untuk Warisan Budaya Indonesia
Merawat Batik dengan Attack, Inovasi Jepang untuk Warisan Budaya Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, Indonesia merayakan 15 tahun pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Peran serta masyarakat dalam melestarikan batik tak hanya sebatas mengenakan kain khas ini, tapi juga merawatnya dengan benar. 

Batik bukan hanya busana untuk acara formal, melainkan gaya hidup sehari-hari yang memerlukan perawatan khusus. Sebagai kain yang melalui proses pembuatan rumit, batik membutuhkan perhatian ekstra, dan inilah yang dipahami oleh Attack yang merilis produk terbaru mereka, Attack Batik & Delicate Care.

Produk ini diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dalam merawat batik dan pakaian berbahan halus seperti kebaya, abaya, serta hijab. Dilengkapi dengan teknologi Natural Care yang menggunakan Essential Oil, produk ini menjaga warna alami batik dan pakaian tetap terlindungi dari kerusakan selama pencucian.

Perawatan Canggih untuk Batik Indonesia

Susilowati, Vice President Marketing Kao Indonesia, menyampaikan, “Attack memahami betul kebutuhan masyarakat Indonesia dalam merawat batik dan pakaian halus. Dengan pembaruan Attack Batik & Delicate Care, masyarakat dapat menikmati hasil cucian yang bersih maksimal, sekaligus menjaga warna batik tetap alami dan terlindung dari kerusakan. Produk ini memungkinkan konsumen untuk mencuci batik di rumah tanpa harus ke laundry.”

Sebagai bentuk komitmen untuk melestarikan batik, Attack Batik & Delicate Care menggandeng Rumah Batik Palbatu (RBP), sebuah rumah batik yang berperan dalam edukasi serta pelestarian batik. Kolaborasi ini melibatkan pengrajin yang merupakan penyintas kanker dan tuna rungu, dengan target memproduksi 2.024 kain batik secara mandiri. Inisiatif ini tidak hanya meningkatkan perekonomian komunitas pengrajin, tetapi juga kualitas hidup mereka.

Kolaborasi Bersama Pengrajin untuk Pelestarian Budaya

Merawat Batik dengan Attack, Inovasi Jepang untuk Warisan Budaya Indonesia
Merawat Batik dengan Attack, Inovasi Jepang untuk Warisan Budaya Indonesia

Budi Dwi Hariyanto, pendiri Rumah Batik Palbatu, menuturkan, “Kami sangat antusias dengan kolaborasi bersama Attack Batik & Delicate Care. Ini sangat membantu memperkenalkan dan melestarikan batik sebagai warisan budaya. Dengan keterlibatan langsung, kami merasa semakin bersemangat, terutama dalam memberdayakan pengrajin penyintas kanker dan tuna rungu yang sudah menjadikan batik sebagai mata pencaharian sehari-hari.”

Melalui kolaborasi ini, Attack Batik & Delicate Care menghadirkan motif Kain Batik Kirei yang akan diperkenalkan pada Hari Batik Nasional 2024. Motif ini menggabungkan nilai-nilai Kirei Lifestyle dengan unsur batik tradisional Indonesia, serta simbol komunitas penyintas kanker dan tuna rungu, mencerminkan kontribusi para pengrajin.

 

Promosi Gaya Hidup Berkelanjutan

Kao Indonesia juga mengadakan serangkaian workshop dan kegiatan membatik bagi karyawan serta komunitas eksternal sebagai upaya nyata untuk melestarikan batik. Tidak hanya lewat perawatan yang ditawarkan oleh Attack Batik & Delicate Care, tetapi juga dengan menumbuhkan rasa cinta dan bangga pada batik.

“Kao Indonesia terus berinovasi melalui Kirei Lifestyle yang mendukung gaya hidup bersih, sehat, dan indah dalam lingkungan berkelanjutan. Attack Batik & Delicate Care adalah bagian dari komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, serta membawa dampak positif bagi konsumen dan komunitas di Indonesia,” tutup Susilowati.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya