Liputan6.com, Jakarta - Lloyds Bank, bank ritel dan komersial terkemuka di Inggris, mengeluarkan peringatan mendesak mengenai meningkatnya ancaman penipuan kripto pada Jumat, 1 Desember 2023.
Bank Inggris tersebut mencatat penipuan investasi kripto telah meningkat sebesar 23 persen tahun ini, dengan korban kehilangan rata-rata USD 13.343 atau setara Rp 207,5 juta (asumsi kurs Rp 15.553 per dolar AS), lebih banyak daripada jenis penipuan konsumen lainnya.
Baca Juga
"Semakin banyak investor Inggris yang berisiko ditipu oleh gelombang iklan palsu yang diposting di media sosial. Sebanyak 66 persen dari semua penipuan investasi dimulai dari media sosial, dengan Instagram dan Facebook menjadi sumber yang paling umum,” kata Lloyds Bank, dikutip dari Bitcoin.com, Selasa (5/12/2023).
Advertisement
Bank juga memperingatkan penipu akan berusaha sekuat tenaga untuk meyakinkan investor mereka adalah pelaku sebenarnya. Hal ini dapat mencakup mendirikan perusahaan palsu, profil media sosial, dan situs web untuk mengkloning perusahaan asli. Mereka bahkan mungkin menghasilkan literatur investasi yang terlihat profesional.
"Penting untuk diingat pembayaran mata uang kripto juga dapat menjadi bagian dari jenis penipuan lainnya, seperti penipuan percintaan atau penipuan peniruan identitas. Jika seseorang meminta pembayaran menggunakan mata uang kripto, hal itu akan segera memicu peringatan,” jelas Bank tersebut.
Direktur Pencegahan Penipuan di Lloyds Bank, Liz Ziegler menuturkan berinvestasi bisa menjadi cara yang bagus untuk menghasilkan uang, namun investor perlu memastikan uang disalurkan ke perusahaan yang tepercaya dan asli.
"Kripto adalah kelas aset yang sangat berisiko dan sebagian besar masih tidak diatur, menjadikannya area yang menarik untuk dieksploitasi oleh penipu. Jika terjadi kesalahan, kemungkinan besar uang Anda tidak akan kembali,” pungkas Ziegler.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
SEC Bikin Edaran Baru Soal Risiko Investasi Kripto,Termasuk Banyaknya Penipuan
Sebelumnya diberitakan, Kantor Pendidikan dan Advokasi Investor (OIEA) SEC menerbitkan Buletin Investor pada 29 September sebagai bagian dari Pekan Investor Dunia tahun ini.
Kampanye global ini, yang dipromosikan oleh Organisasi Internasional Komisi Sekuritas (IOSCO), bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan perlindungan investor.
Tiga tema World Investor Week 2023 adalah Aset Kripto, Ketahanan Investor, dan Keuangan Berkelanjutan. Mengenai aset kripto, buletin ini menyoroti beberapa risiko terkait investasi kripto.
“Investasi dalam aset kripto bisa sangat fluktuatif dan spekulatif, dan platform tempat investor membeli, menjual, meminjam, atau meminjamkan investasi ini mungkin tidak memiliki perlindungan yang penting,” isi buletin tersebut memperingatkan, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (5/10/2023).
Investor yang menyetor dana atau aset kripto ke entitas aset kripto mungkin tidak lagi memiliki kepemilikan sah atas aset tersebut dan mungkin tidak bisa mendapatkan kembali aset tersebut saat mereka menginginkannya.
Selain itu, buletin tersebut merinci investor aset kripto menghadapi sejumlah risiko, termasuk penawaran yang tidak terdaftar, kurangnya perlindungan Securities Investor Protection Corporation (SIPC), dan penipuan.
Penipu terus mengeksploitasi meningkatnya popularitas aset kripto untuk memikat investor ritel ke dalam penipuan, yang sering kali menyebabkan kerugian besar.
Regulator lebih lanjut menjelaskan untuk mengetahui apakah portofolio investor, termasuk program pensiun dan akun investasi, memiliki investasi terkait aset kripto, Investor harus secara aktif meneliti dan mengajukan pertanyaan.
Menurut SEC, risiko kerugian bagi investor individu yang berpartisipasi dalam transaksi yang melibatkan aset kripto, termasuk sekuritas aset kripto, masih tetap besar. Satu-satunya uang yang harus dipertaruhkan dalam investasi spekulatif adalah uang yang mampu ditanggung kerugiannya seluruhnya.
Advertisement
Investor Kripto Rugi Rp 10,6 Triliun Akibat Kasus Penipuan dan Peretasan
Sebelumnya diberitakan, berdasarkan sebuah laporan baru dari platform layanan keamanan, Immunefi kuartal ketiga 2023 menjadi kuartal terburuk terkait kerugian akibat peretasan dan penipuan kripto.
Investor kripto kehilangan USD 685,5 juta atau setara Rp 10,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.542 per dolar AS) sepanjang kuartal tiga 2023, naik 59 persen sekitar USD 428 juta atau setara Rp 6,6 triliun dari tahun ke tahun, menurut laporan oleh Immunefi.
Jumlah yang dicuri menandai peningkatan 55,7 persen dari kuartal satu 2023 dan lonjakan 158,2 persen dibandingkan kuartal kedua. Dua peretasan terbaru di Mixin Network dan Multichain menyumbang hampir setengah dari jumlah total yang dicuri, dengan total USD 326 juta atau setara Rp 5 triliun.
Selain itu, pada kuartal satu 2023, 40,5 persen dari jumlah yang dicuri diperoleh kembali melalui dua contoh spesifik Euler Finance dan SperaxUSD. Tingkat pemulihan turun drastis pada kuartal terakhir menjadi 8,9 persen dari total kerugian pada kuartal tiga 2023, dengan hanya USD 61,1 juta atau setara Rp 949,5 miliar yang berhasil dipulihkan.
Peretas Korea Utara, Lazarus Group, bertanggung jawab atas pencurian senilai USD 208.600.000 atau setara Rp 3,2 triliun, mewakili 30 persen dari total kerugian pada kuartal 2023, dalam laporan Immunefi. Kelompok ini diduga berada di balik serangan tingkat tinggi terhadap CoinEx, Alphapo, Stake, dan CoinsPaid.
"Aktor-aktor yang didukung negara memainkan peran penting karena mereka diduga berada di balik beberapa kasus pada kuartal ini. Fokus khusus mereka pada CeFi menyebabkan lonjakan tajam kerugian di sektor ini,” kata pendiri dan CEO Immunefi, Mitchell Amador dalam laporannya, dikutip dari Decrypt, Selasa (3/10/2023).
Sektor DeFi terkena dampak yang lebih parah dibandingkan sektor terpusat, dengan DeFi mewakili 72,9 persen dari total kerugian, sementara peretasan CeFi seperti CoinEx dan Aplhapo menyumbang 27,1 persen dari total kerugian.
Ketua SEC Sebut Kripto Penuh Penipuan, Penyalahgunaan, dan Pelanggaran
Sebelumnya, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gensler bersaksi di depan Komite Perbankan Senat, menyatakan bahwa kripto adalah bidang yang penuh dengan penipuan, penyalahgunaan, dan pelanggaran.
Dia juga menyatakan bahwa regulator sekuritas masih meninjau permohonan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF).
Melansir Bitcoin, Gary Gensler angkat bicara soal cryptocurrency selama kesaksiannya di hadapan Komite Senat AS untuk Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan pada Selasa.
Mengulangi pandangannya bahwa sebagian besar token kripto adalah sekuritas, Gensler mengatakan kepada anggota parlemen soal perantara kripto juga harus mematuhi undang-undang sekuritas.
“Tanpa berprasangka buruk pada satu token pun, sebagian besar token kripto kemungkinan besar memenuhi uji kontrak investasi. Mengingat sebagian besar token kripto tunduk pada undang-undang sekuritas, maka sebagian besar perantara kripto juga harus mematuhi undang-undang sekuritas," ujar dia.
Dia mengaku, pihaknya telah berkecimpung di bidang keuangan selama 44 tahun sekarang dan belum pernah melihat bidang yang penuh dengan pelanggaran. Hanya saja kripto ini menakutkan.
"Saat ini, sayangnya, terdapat ketidakpatuhan yang signifikan dan ini adalah bidang yang penuh dengan penipuan, penyalahgunaan, dan pelanggaran," kata dia.
Senator Bill Hagerty (R-TN) bertanya kepada Gensler selama sidang apa yang perlu dilihat SEC dari emiten untuk menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) menyusul keputusan pengadilan baru-baru ini yang mendukung Grayscale Investments.
Pengadilan menemukan bahwa penolakan regulator sekuritas terhadap aplikasi ETF bitcoin spot Grayscale adalah “sewenang-wenang dan berubah-ubah.”
"Kami masih meninjau keputusan itu. Kami memiliki banyak pengajuan seputar produk yang diperdagangkan di bursa bitcoin, jadi bukan hanya produk yang Anda sebutkan saja, tetapi juga beberapa produk lainnya. Kami sedang meninjaunya dan saya menantikan rekomendasi staf," kata Ketua SEC.
Advertisement