Investor Kripto Bakal Amati Suku Bunga AS dan ETF Bitcoin pada 2024

Pasar telah didukung oleh ekspektasi menurunnya inflasi AS akan memungkinkan bank sentral secara global untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Des 2023, 10:02 WIB
Diterbitkan 12 Des 2023, 10:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto mencatatkan kinerja baik menjelang akhir 2023. Saat ini investor kripto akan memperhatikan suku bunga The Fed dan keputusan peraturan AS mengenai produk bitcoin baru.

Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (12/12/2023), cryptocurrency mengalami pemulihan tahun ini setelah pada 2022 yang terik di mana krisis pasar dan serangkaian skandal, termasuk runtuhnya FTX dan tuduhan penipuan terhadap CEO-nya, Sam Bankman-Fried, merusak kredibilitas industri.

Harga bitcoin, mata uang kripto terbesar dan barometer utama pasar, telah meningkat lebih dari dua kali lipat tahun ini, mencapai level tertinggi dalam 20 bulan pada November sebesar USD 42.000 atau setara Rp 658,2 juta (asumsi kurs Rp 16.675 per dolar AS) per token. 

Pasar telah didukung oleh ekspektasi menurunnya inflasi AS akan memungkinkan bank sentral secara global untuk tidak menaikkan suku bunga lebih lanjut dan mulai melakukan pelonggaran pada tahun depan, sehingga membuat aset-aset berisiko menjadi lebih menarik. 

Langkah yang telah lama dinantikan oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) juga menjadi pendorongnya.

Tema-tema tersebut, bersama dengan perkiraan halving bitcoin pada April 2024. Ini adalah sebuah proses yang mengurangi pasokan token dan akan terus berdampak positif bagi pasar tahun depan, meskipun beberapa orang memperingatkan pasar tidak mungkin untuk mengubah skala rekor tertingginya pada 2021.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Pasar Kripto Kembali Koreksi Awal Pekan Kedua Desember 2023, Ini Penyebabnya

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Andre Francois M.)

Sebelumnya diberitakan, pasar kripto mengalami penurunan tajam pada Senin, 11 Desember 2023, dengan total kapitalisasi pasar turun lebih dari 4 persen. Penyebab utamanya adalah harga Bitcoin yang tiba-tiba merosot 5 persen menjadi USD 41.300 atau setara Rp 644,9 juta (asumsi kurs Rp 15.616 per dolar AS).

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, pekan kedua Desember 2023 ini memberikan kabar kurang menggembirakan bagi para pelaku pasar kripto. Pasar kripto dan Bitcoin mengalami koreksi tajam yang merupakan penurunan terbesar dalam lebih dari sebulan terakhir, setelah sebelumnya mengalami kenaikan lebih dari 12 persen selama 30 hari terakhir.

“Ada kemungkinan besar investor mulai mengambil sikap wait and see, yang mengakibatkan aksi jual besar-besaran dan likuidasi pasar secara luas. Ini bisa disebabkan oleh situasi makroekonomi di AS yang menjadi fokus perhatian para investor dalam pekan ini,” kaya Fyqieh dalam siaran pers, Senin (11/12/2023).

Fyqieh menambahkan, mereka sedang mempersiapkan diri untuk dua peristiwa ekonomi besar yang masih akan terjadi pada tahun 2023.

Pasar kripto tengah bersiap menghadapi minggu yang penuh tantangan karena semua mata tertuju pada berita mengenai CPI (Consumer Price Index) dan FOMC (Federal Open Market Committee) yang akan datang. 

Pada Selasa, perhatian akan difokuskan pada rilis laporan inflasi harga konsumen AS untuk bulan November. Prediksi awal menunjukkan perlambatan terus-menerus dalam tingkat inflasi tahunan.

“Data mengenai inflasi CPI AS minggu ini semakin penting, terutama karena investor sedang semakin mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan Maret mendatang,” ujar Fyqieh.

Data Inflasi

Kripto
Kemampuan industri kripto bertahan, bahkan secara perlahan kembali tumbuh setelah mengalami kejatuhan beberapa waktu lalu telah menimbulkan optimisme bagi para investor dan menganggap investasi kripto masih cukup menjanjikan.

Jika data inflasi menunjukkan tingkat inflasi sebesar 3 persen atau bahkan lebih rendah dari perkiraan, hal ini kemungkinan akan meningkatkan harapan akan penurunan suku bunga. Dalam skenario ini, investor mungkin akan mencari peluang di pasar kripto, mengingat potensi keuntungan yang lebih besar dalam aset berisiko seperti mata uang kripto.

Sebaliknya, jika tingkat inflasi tiba-tiba melonjak, itu dapat mendorong The Fed untuk melanjutkan upaya mereka dalam menangani inflasi. The Fed akan mengumumkan keputusan tentang suku bunga. 

Konsensus di kalangan investor saat ini adalah The Fed kemungkinan besar akan mempertahankan kebijakan saat ini, karena banyak yang percaya mereka telah mencapai langkah-langkah pengetatan moneternya.

Dengan semua faktor ini dalam permainan, diperkirakan minggu ini akan membawa fluktuasi signifikan pada harga Bitcoin dan pasar kripto secara keseluruhan, dengan efek yang mungkin akan dirasakan dalam beberapa bulan ke depan.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Bank Sentral Inggris Usulkan Peraturan Lebih Ketat untuk Stablecoin

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Sebelumnya diberitakan, stablecoin telah mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi volatilitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto seperti Bitcoin.

Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (7/12/2023), ada kekhawatiran mengenai stabilitas dan keamanan Stablecoin telah mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk mempertimbangkan kembali pendirian mereka mengenai penerbitan dan pengelolaannya. 

Proposal baru Bank Sentral Inggris (BoE) mencerminkan sentimen hati-hati yang diungkapkan oleh Federal Reserve awal tahun ini ketika memperingatkan terhadap model bisnis stablecoin tertentu. 

Model yang dimaksud melibatkan stablecoin yang didukung oleh sekumpulan aset, termasuk mata uang tradisional dan sekuritas. Sedangkan pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai mata uang digital. Hal ini juga menimbulkan kompleksitas dan potensi risiko yang dianggap mengkhawatirkan oleh regulator.

Inti masalahnya terletak pada sifat stablecoin yang didukung aset ini, di mana penerbitnya memiliki cadangan aset untuk menjamin nilai stablecoin tersebut.

Proposal Bank Sentral Inggris berupaya untuk memperketat pengawasan peraturan terhadap penerbit stablecoin dengan mewajibkan persyaratan cadangan dan praktik manajemen risiko yang lebih ketat. 

Peraturan yang diusulkan akan menuntut peningkatan transparansi dari penerbit stablecoin mengenai komposisi cadangan aset mereka. BoE berpatokan terhadap mata uang tradisional tetap aman. 

Selain itu, BoE bertujuan untuk menerapkan stress test dan audit rutin untuk menilai ketahanan penerbit stablecoin terhadap fluktuasi pasar. Sementara beberapa pihak berpendapat peraturan yang diusulkan ini merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.  

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya