Emas dan Bitcoin Melonjak Bersama, Apa Artinya?

Keterlibatan institusional baru-baru ini, termasuk dari perusahaan seperti Strategy dan Tether, dapat memainkan peran penting dalam lintasan harga Bitcoin.

oleh Arthur Gideon Diperbarui 22 Apr 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 14:00 WIB
Emas Vs Bitcoin
Ilustrasi perbandingan antara aset safe haven emas dengan aset digital Bitcoin. (Foto by AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Terjadi peristiwa menarik yang jarang terlihat di pasar keuangan yaitu harga emas dan Bitcoin (BTC) naik bersamaan. Ini menandakan konvergensi narasi safe haven di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan melemahnya dolar AS.

Dikutip dari coinmarketcap, Selasa (22/4/2025), dalam analisis The Kobeissi Letter, harga emas telah 55 kali menyentuh angka tertinggi sepanjang masa dalam 12 bulan terakhir, yang terbaru mencapai tertinggi baru sepanjang masa di USD 3.384 per ons.

Sementara itu, Bitcoin secara resmi telah bergabung dalam reli, melampaui USD 87.000, memposisikan BTC dengan kuat di samping emas dalam sentimen investor sebagai penyimpan nilai.

Pergerakan paralel ini menandai momen langka dalam sejarah keuangan modern ketika aset tradisional dan digital yang dianggap sebagai "safe haven" telah naik bersamaan.

Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan memangkas suku bunga dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

Di aset kripto, token digital yang didukung emas juga kembali diminati. PAX Gold (PAXG) dan Tether Gold (XAUT), yang masing-masing dipatok pada satu ons emas, telah mengalami peningkatan volume perdagangan harian hingga melebihi USD 100 juta beberapa kali dalam beberapa minggu terakhir.

Aset yang ditokenisasi ini menawarkan investor eksposur emas berbasis blockchain dengan menggabungkan stabilitas logam mulia dengan aksesibilitas pasar kripto.

Analis pasar Brickken, platform tokenisasi aset, Enmanuel Cardozo mengatakan bahwa meskipun momentum Bitcoin kuat, investor tetap harus berhati-hati.

"Meskipun Bitcoin telah menunjukkan ketahanan, saya pikir pengalaman masa lalu, ketidakpastian ekonomi saat ini, dan tekanan jual di pasar masih membuat investor menunggu sinyal masuk yang lebih jelas," kata Cardozo.

Cardozo juga mencatat bahwa keterlibatan institusional baru-baru ini, termasuk dari perusahaan seperti Strategy dan Tether, dapat memainkan peran penting dalam lintasan harga Bitcoin, terutama karena pasar merespons siklus halving tradisional selama empat tahun.

“Pemotongan suku bunga Fed pada bulan Mei atau Juni dapat menyuntikkan lebih banyak uang ke dalam sistem dan membuat Bitcoin naik lebih cepat,” tambah Cardozo.

Harga Emas Dunia Hari Ini Kembali Cetak Rekor Termahal di USD 3.450

Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, harga emas dunia memulai pekan ini dengan lonjakan tajam pada perdagangan hari Senin 21 April 2024 dengan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level USD 3.430 per troy ons sebelum terkoreksi ke kisaran USD 3.419. Lonjakan ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar, menyusul komentar kontroversial dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang menyerang The Fed.

Seprti diketahui, pada akhir pekan lalu Presiden Trump menyerang independensi Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dengan menyebut Ketua The Fed, Jerome Powell, sebagai pecundang besar karena lambat dalam menurunkan suku bunga. Pernyataan trump ini menjadi pemicu utama meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (22/4/2025), harga emas sempat kembali menguat dan menyentuh level tertinggi baru di USD 3.450, mencerminkan respons pasar terhadap tekanan politik yang terus memanas di AS.

Permintaan bullion meningkat tajam seiring meningkatnya ketidakpercayaan pasar terhadap arah kebijakan moneter The Fed, yang dinilai terlalu berhati-hati dalam merespons tantangan ekonomi saat ini.

Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, kombinasi candlestick yang terbentuk serta posisi indikator Moving Average menunjukkan tren bullish yang semakin solid pada harga emas dunia.

“Tekanan beli yang kuat masih mendominasi pasar. Jika tren ini berlanjut, maka proyeksi harga emas berpeluang menyentuh target psikologis berikutnya di level $3.500,” ujar Andy dalam keterangan tertulis, Selasa (22/4/2025).

Namun demikian, Andy juga mengingatkan adanya potensi koreksi teknikal jika harga gagal mempertahankan momentum bullish.

“Jika terjadi reversal, maka penurunan wajar berpotensi mengarah ke area support terdekat di USD 3.374,” tambahnya.

Pelemahan Dolar AS

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Selain tekanan politik, pelemahan dolar AS turut memperkuat posisi emas. Indeks Dolar AS jatuh ke posisi terendah tiga tahun di 97,92 akibat kekhawatiran pasar terhadap arah kebijakan moneter AS yang semakin tidak pasti.

Dalam pernyataan terbarunya, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengakui potensi skenario stagflasi dan menyatakan bahwa saat ini bank sentral berada dalam mode ‘tunggu dan lihat’.

Hal ini menciptakan ketidakpastian tambahan, memperkuat daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap risiko inflasi dan gejolak ekonomi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya