Liputan6.com, Jakarta - Presiden milenial El Salvador, Nayib Bukele mengatakan kepemilikan bitcoin (BCT) di negaranya telah naik lebih dari 40 persen. Dalam sebuah unggahan pada laman X, Bukule mengatakan bahwa banyak pihak memandang sebelah mata investasi besar negara tersebut dalam mata uang kripto terbesar di dunia, bitcoin.
Namun sekarang, bitcoin telah melonjak lebih dari 38 persen pada awal 2024, dan Bukele mengatakan El Salvador dapat memperoleh keuntungan besar jika melakukan aksi jual sekarang.
Baca Juga
“Jika kami menjualnya, kami akan mendapat untung lebih dari 40 persen hanya dari pembelian pasar, dan sumber utama BTC kami sekarang adalah program kewarganegaraan kami,” tulis Bukele, mengacu pada percepatan penawaran kewarganegaraan negara tersebut untuk investor bitcoin asing.
Advertisement
Melansir, Business Insider, Senin (3/3/2024), unggahan Bukele muncul pada hari yang sama ketika bitcoin menembus ambang batas USD 60.000 untuk pertama kalinya sejak November 2021. Kenaikan itu sebagian besar dipicu oleh minat terhadap ETF bitcoin spot yang baru-baru ini diluncurkan dan acara halving bitcoin pada musim semi ini, yang akan mengurangi jumlah bitcoin yang diberikan kepada para penambang.
Sehingga mendorong kenaikan harga bitcoin. narasi kelangkaan yang merupakan faktor mendasar dalam bull case jangka panjang untuk cryptocurrency.
Menurut analisis CoinDesk, El Salvador memiliki total 2.381 bitcoin, dibeli dengan harga rata-rata USD 44.292. Bukele membuat heboh pada 2021 lalu ketika dia menjadikan El Salvador negara pertama yang mengadopsi cryptocurrency sebagai alat pembayaran yang sah.
Setelah menjabat, ia juga memperkenalkan dompet kripto untuk menyebarkan adopsi dan mulai membeli token sebagai investasi, yang menuai kritik dari pengamat pasar dan komentator, termasuk dari Dana Moneter Internasional.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga BTC Menguat di Atas 40 Persen Sepanjang Februari 2024
Sebelumnya, harga bitcoin (BTC) mencapai USD 64.000 atau sekitar Rp 1 miliar (asumsi kurs Rp 15.721 per dolar AS) pada Rabu, 28 Februari 2024 untuk pertama kalinya BTC berada level tersebut sejak puncak pasar bullish terakhir pada November 2021.
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan, kenaikan Bitcoin ini sekaligus memperpanjang reli lebih dari 40% sepanjang Februari. Adapun, Ethereum (ETH) juga mengalami hal yang serupa dengan kenaikan mencapai 46% sepanjang Februari.
Panji mengungkapkan reli pekan ini bertepatan dengan arus masuk besar ke ETF Bitcoin spot yang diperdagangkan di AS, dengan dana baru menambahkan lebih dari 12.000 Bitcoin pada Selasa setelah menambahkan sekitar 10,000 pada Senin.
“Kenaikan Bitcoin juga dilatarbelakangi menjelang peristiwa penting yang disebut sebagai halving bitcoin pada April, peristiwa yang terjadi sekitar empat tahun sekali dan biasanya disertai dengan kenaikan yang kuat seiring dengan melambatnya penerbitan Bitcoin baru,” kata Panji dalam siaran persnya, dikutip Jumat (1/3/2024).
Lebih lanjut, Panji menjelaskan, bitcoin halving dimaksudkan untuk memastikan kelangkaan penerbitan BTC dari waktu ke waktu. Dengan semakin menipisnya BTC yang diterbitkan, harga Bitcoin telah melonjak dibandingkan halving sebelumnya yang terjadi pada tahun 2020, 2016, dan 2012.
Adapun Ethereum dan sebagian besar altcoin lainnya juga mengikuti jejak Bitcoin. Pergerakan Ethereum terjadi sekitar dua minggu sebelum peningkatan yang disebut Dencun, yang diharapkan membuat blockchain lebih murah dan lebih cepat.
Advertisement