Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Minggu (23/6/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat tipis. Bitcoin naik 0,23 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 2,81 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 64.279 atau setara Rp 1,0 miliar (asumsi kurs Rp 16.477 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) masih melemah. ETH anjlok 0,55 persen sehari terakhir dan 1,87 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 57,6 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) menguat tipis. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,82 persen, tetapi masih melemah 2,,75 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,72 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona hijau. ADA naik 2,36 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih melemah 6,53 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 6.358 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih lesu. SOL merosot 0,40 persen dalam sehari dan 7,62 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,21 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP merosot 0,62 persen dalam 24 jam dan 0,83 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.026 per koin.
Koin Meme Dogecoin
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 0,09 persen, tetapi masih melemah 9,16 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 2.044 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,34 triliun atau setara Rp 38.557 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Analis Ramal Harga Bitcoin Menguat pada Akhir 2025, Segini Nilainya
Sebelumnya, Analis prediksi nilai Bitcoin akan berangsur meningkat hingga akhir 2025. Bahkan, Analisis perusahaan riset dan pialan Bernstein memprediksi nilai Bitcoin bisa mencapai USD 200.000 atau setara Rp 3,2 miliar (kurs: Rp 16.400).
Prediksi optimistis ini mengikuti arus masuk yang kuat ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin Amerika Serikat (AS) sejak disetujui pada Januari 2024. Sebelumnya, Bernstein telah menetapkan target USD 150.000 untuk Bitcoin.
Proyeksi para analis didasarkan pada asumsi ETF Bitcoin spot akan menyumbang sekitar 7 persen dari total pasokan Bitcoin yang beredar pada akhir tahun 2025.
“Kami melihat ETF Bitcoin berada di titik puncak persetujuan di wirehouse besar dan platform bank swasta besar. pada kuartal ketiga dan keempat,” tulis analis Bernstein Gautam Chhugani dan Mahika Sapra dalam catatannya, memgutip Yahoo Finance, Sabtu (22/6/2024).
Mereka menggambarkan perdagangan berbasis institusional sebagai 'Kuda Troya' untuk diadopsi, dengan investor institusional saat ini sedang mengevaluasi posisi buy. Saat ini, mereka mencatat hampir 80 persen aliran spot Bitcoin ETF berasal dari investor ritel mandiri melalui platform broker, sementara integrasi institusional dengan wirehouse masih dalam tahap awal.
Menurut Bernstein, gabungan ETF telah menarik sekitar USD 15 miliar arus bersih baru. Para analis memperkirakan ETF Bitcoin akan mewakili sekitar 7 persen dari Bitcoin yang beredar pada 2025 dan sekitar 15 persen pada 2033.
Mereka memproyeksikan ETF Bitcoin akan mencapai sekitar USD 190 miliar dalam aset yang dikelola (AuM) pada puncak pasar pada 2025 dan USD 3 triliun pada 2033.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Anak Muda AS Pilih Investasi Kripto
Sebelumnya, Bank investasi asal Amerika Serikat (AS), Bank of America mengungkapkan orang-orang muda kaya di Amerika Serikat lebih cenderung berinvestasi dalam mata uang kripto dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Hal itu diungkapkan dalam laporan studi terbaru Bank of America bertajuk "Studi Bank Swasta Bank of America 2024 tentang Orang Amerika Kaya"
Dikutip dari News.bitcoin.com, Kamis (20/6/2024) studi tersebut menyoroti tren penting dan mengkaji bagaimana dinamika generasi, serta transfer kekayaan yang akan datang di AS dalam membentuk strategi keuangan.
Bank of America menemukan, investor muda cenderung menyukai portofolio yang terdiversifikasi, mengalokasikan sebagian besar aset kripto dan investasi alternatif.
Pendekatan ini kontras dengan fokus tradisional pada saham dan obligasi yang biasanya diminati oleh generasi yang lebih tua.
"Investor yang lebih tua memiliki lebih banyak ekuitas tradisional, sementara kelompok yang lebih muda memiliki lebih banyak kripto dan lebih banyak investasi alternatif," tulis Bank of America dalam laporannya.
Tak Bisa Andalkan Saham dan Obligasi
Sebelumnya, Bank investasi asal Amerika Serikat (AS), Bank of America mengungkapkan orang-orang muda kaya di Amerika Serikat lebih cenderung berinvestasi dalam mata uang kripto dibandingkan dengan generasi yang lebih tua.
Hal itu diungkapkan dalam laporan studi terbaru Bank of America bertajuk "Studi Bank Swasta Bank of America 2024 tentang Orang Amerika Kaya"
Dikutip dari News.bitcoin.com, Kamis (20/6/2024) studi tersebut menyoroti tren penting dan mengkaji bagaimana dinamika generasi, serta transfer kekayaan yang akan datang di AS dalam membentuk strategi keuangan.
Bank of America menemukan, investor muda cenderung menyukai portofolio yang terdiversifikasi, mengalokasikan sebagian besar aset kripto dan investasi alternatif.
Pendekatan ini kontras dengan fokus tradisional pada saham dan obligasi yang biasanya diminati oleh generasi yang lebih tua.
"Investor yang lebih tua memiliki lebih banyak ekuitas tradisional, sementara kelompok yang lebih muda memiliki lebih banyak kripto dan lebih banyak investasi alternatif," tulis Bank of America dalam laporannya.
Advertisement