Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Jumat (23/8/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah. Bitcoin merosot 1,23 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 4,80 persen sepekan.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 60.423 per koin atau setara Rp 951,7 juta (asumsi kurs Rp 15.751 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) kembali melemah. ETH terkoreksi 0,35 persen sehari terakhir, tetapi masih menguat 1,92 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 41,2 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB tumbuh 2,65 persen dan 12,32 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,20 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona hijau. ADA terbang 1,99 persen dalam 24 jam terakhir dan 15,40 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.931 per koin.
Adapun Solana (SOL) juga menguat. SOL naik tipis 0,18 persen dalam sehari, tetapi masih melemah 0,34 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,25 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP turun 0,38 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 6,48 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9.414 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE)
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE merosot 0,96 persen, tetapi masih menguat 4,90 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.658 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,14 triliun atau setara Rp 33.707 triliun, melemah sekitar 0,66 persen dalam sehari terakhir
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mantan Bos Kripto Ini Prediksi Harga Bitcoin Kembali ke Harga Rp 1 Miliar, Kok Bisa?
Salah satu pendiri dan mantan CEO perusahaan kripto BitMEX, Arthur Hayes kembali memberikan pandangannya terhadap pasar kripto khususnya Bitcoin. Hayes memberikan komentar penting tentang masa depan pasar.
Hayes membagikan sebuah posting blog yang menyatakan musim altcoin atau altcoin season tidak akan kembali hingga Bitcoin melampaui USD 70.000 atau setara Rp 1,10 miliar (asumsi kurs Rp 15.567 per dolar AS) dan Ethereum melampaui USD 4.000 atau setara Rp 63 juta.
Ia juga menyebutkan Solana akan naik di atas USD 250. Dengan diperkenalkannya likuiditas dolar AS, ia memperkirakan mata uang kripto akan keluar dari lintasan penurunannya mulai September dan seterusnya.
"Ketika lelucon plafon utang AS berakhir, likuiditas akan mengalir deras dari Departemen Keuangan dan mungkin Fed, dan pasar akan kembali ke jalurnya. Kemudian pasar bull akan benar-benar dimulai. Bitcoin senilai USD 1 juta masih menjadi skenario dasar saya,” kata Hayes dalam postingan blognya, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (22/8/2024).
Pada awal 2023, banyak komentar di seluruh dunia yang menyatakan kepopuleran mata uang kripto mungkin sudah berakhir. Namun, pada Januari 2024, persetujuan ETF Bitcoin spot memicu gelombang aktivitas baru, yang berpuncak pada Bitcoin yang mencapai puncak historisnya pada Maret.
Selanjutnya, tren penurunan dimulai lagi, dengan harga Bitcoin baru-baru ini turun menjadi USD 48.800. Meskipun demikian, keyakinan pelaku pasar pada 2024 dan 2025 tampaknya tetap utuh. Dalam konteks ini, Arthur Hayes, salah satu tokoh terkenal di dunia mata uang kripto.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Goldman Sachs Pangkas Kemungkinan Resesi AS, Apa Artinya bagi Bitcoin?
Sebelumnya, ekonom di perusahaan investasi global Goldman Sachs telah memangkas kemungkinan resesi di Amerika Serikat dalam tahun depan menjadi 20%. Landasan penurunan risiko resesi AS berdasarkan realisasi data penjualan ritel dan pengangguran terkini.
Dikutip dari cointelegraph, Selasa (20/8/2024), ekonom Goldman yang dipimpin oleh Jan Hatzius memperkirakan kemungkinan terjadi resesi turun menjadi 20% dari perkiraan sebelumnya sebesar 25%Lalu, jika laporan pekerjaan AS untuk Agustus yang akan diterbitkan pada 6 September terlihat cukup baik maka kemungkinan terjadi resesi di AS tersebut kembali dipangkas 15%.
Lalu apa artinya bagi Bitcoin?
Analis IG Markets Tony Sycamore mengatakan kepada Cointelegraph bahwa pemotongan probabilitas Goldman hanya sedikit perubahan dan tidak mungkin mendorong ledakan arus pencarian risiko yang baik di berbagai kelas aset, termasuk kripto.
Kepala penelitian 10x Research Markus Thielen mengatakan kepada Cointelegraph bahwa pedagang Bitcoin dapat menyambut baik pemotongan suku bunga tetapi ada juga risiko bahwa ini menyiratkan resesi mungkin akan datang.
"Dan dalam hal itu, kami memperkirakan Bitcoin akan terkoreksi lebih rendah, seperti yang terjadi pada tahun 2019." jelas dia.
Dia mencontohkan ketika Fed memangkas suku bunga pada Juli 2019. Bitcoin awalnya melonjak sebesar 20% dalam reli jangka pendek.
Thielen menambahkan meskipun Federal Reserve menerapkan dua pemotongan suku bunga tambahan akhir tahun itu, Bitcoin mengakhiri 2019 dengan penurunan 35% dari puncaknya setelah pemotongan suku bunga pertama.