Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Rabu (28/8/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) lanjutkan penurunan. Bitcoin merosot 5,76 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 0,57 persen sepekan.
Baca Juga
Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 59.507 per koin atau setara Rp 921,2 juta (asumsi kurs Rp 15.481 per dolar AS).
Advertisement
Ethereum (ETH) masih melemah. ETH terkoreksi 8,49 persen sehari terakhir dan 4,45 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 38,1 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih terkoreksi. Dalam 24 jam terakhir BNB anjlok 3,16 persen dan 6,88 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 8,25 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) masih berada di zona merah. ADA merosot 5,40 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 1,72 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.429 per koin.
Adapun Solana (SOL) juga melemah. SOL turun 6,88 persen dalam sehari, tetapi masih menguat 3,28 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,28 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP turun 3,66 persen dalam 24 jam dan 4,37 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.794 per koin.
Koin Meme Dogecoin
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali melemah. Dalam satu hari terakhir DOGE merosot 6,29 persen dan 4,20 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.394 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 2,08 triliun atau setara Rp 32.199 triliun, melemah sekitar 5,74 persen dalam sehari terakhir
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bitcoin Hadapi Pekan Krusial, Sentimen Ini Wajib Dicermati Investor
Harga Bitcoin (BTC) masih berjuang bertahan di atas level USD 64.000 atau setara Rp 989,1 juta (asumsi kurs Rp 15.455 per dolar AS). Pergerakan harga Bitcoin masih dibayangi oleh data ekonomi AS yang menimbulkan kekhawatiran akan resesi, sehingga berdampak pada sentimen investor.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan sentimen lain yaitu potensi penjualan besar dari kepemilikan BTC senilai USD 13 miliar oleh pemerintah AS menambah risiko pasokan yang dapat mempengaruhi harga BTC.
Permintaan untuk ETF BTC spot mungkin akan menurun akibat kekhawatiran akan resesi, meskipun lonjakan permintaan bisa mendorong BTC menuju USD 70.000.
Pekan Krusial Pasar Kripto
Minggu ini bisa menjadi pekan yang krusial bagi pasar kripto dan pasar global setelah meredanya ketegangan pasca Simposium Jackson Hole. Kekhawatiran terhadap ekonomi AS akan menguji minat investor terhadap aset berisiko saat mereka menunggu data ekonomi penting dari AS.
Pada Kamis, 29 Agustus, data klaim pengangguran awal di AS akan memberikan petunjuk tentang kondisi pasar tenaga kerja. Jika angka klaim pengangguran melonjak tak terduga, hal ini bisa memicu kekhawatiran resesi dan mempengaruhi permintaan BTC.
“Jika pasar tenaga kerja melemah, hal ini bisa memaksa The Fed untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga yang lebih agresif guna mendukung ekonomi AS,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (27/8/2024).
Advertisement
Kekhawatiran Resesi
Namun, kekhawatiran akan resesi mungkin akan mengurangi dampak positif dari kebijakan moneter yang lebih longgar terhadap pasar.
Selain itu, laporan Pendapatan dan Pengeluaran Pribadi AS yang akan dirilis pada Jumat juga akan mempengaruhi arah suku bunga The Fed.
Penurunan tak terduga dalam pendapatan dan pengeluaran pribadi bisa membuat investor semakin khawatir. Lebih jauh lagi, kekhawatiran akan resesi bisa berdampak signifikan pada permintaan ETF BTC spot di AS.