Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru perusahaan analitik blockchain Chainalysis menunjukkan Indonesia berada pada posisi ketiga adopsi kripto secara global. Indonesia berhasil mengalahkan Amerika Serikat hingga Rusia dalam indeks adopsi kripto global.
Untuk posisi pertama ditempati oleh India dan posisi ketiga oleh Nigeria. Adapun tujuh dari 20 negara teratas dalam indeks adopsi global Chainalysis adalah negara-negara Asia Tengah dan Selatan yakni Vietnam dan Filipina. Data terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan, nilai transaksi dan jumlah investor kripto masih berada pada tren positif hingga Juli 2024.
Baca Juga
Nilai transaksi aset kripto di Indonesia pada Juli 2024 menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai Rp 42,34 triliun. Angka tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 3,69 persen dari bulan sebelumnya yang mencatatkan nilai Rp 40,83 triliun.
Advertisement
Sedangkan jumlah total investor hingga Juli 2024 mencapai 20,59 juta investor. Jumlah ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 20,24 juta investor.
Dalam laporannya, Chainalysis menjelaskan antara kuartal keempat 2023 dan kuartal pertama 2024, total nilai aktivitas kripto global meningkat secara substansial, mencapai level yang lebih tinggi daripada 2021 selama pasar kripto sedang naik daun. Tahun lalu, pertumbuhan adopsi kripto terutama didorong oleh negara-negara berpendapatan menengah ke bawah.
"Namun, tahun ini, aktivitas kripto meningkat di seluruh negara dari semua golongan pendapatan, dengan penurunan di negara-negara berpendapatan tinggi sejak awal 2024," kata Chainalysis dalam laporannya, dikutip Kamis (12/9/2024).
Peluncuran Bitcoin ETF di Amerika Serikat memicu peningkatan nilai total aktivitas Bitcoin di seluruh kawasan, dengan pertumbuhan tahun-ke-tahun yang sangat kuat dalam transfer berskala institusional dan di kawasan dengan negara-negara berpendapatan lebih tinggi, seperti Amerika Utara dan Eropa Barat.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Tumbuh 354%, Transaksi Aset Kripto Indonesia Tembus Rp 344 Triliun per Agustus 2024
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan nilai transaksi dan jumlah investor kripto masih berada pada tren positif hingga Juli 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi menjelaskan sehubungan dengan perkembangan aktivitas aset kripto di Indonesia, per Juli 2024, jumlah total investor berada dalam tren meningkat dengan total 20,59 juta investor. Jumlah ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu sebesar 20,24 juta investor.
“Sedangkan nilai transaksi aset kripto tumbuh dari Rp 40,85 triliun di Juni 2024 menjadi Rp 42,34 triliun di Juli 2024,” kata Hasan dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Agustus 2024, dikutip Sabtu (7/9/2024).
Dengan demikian, secara akumulatif nilai transaksi aset kripto pada Januari-Agustus 2024 mencapai Rp 344,09 triliun atau tumbuh 354 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Hasan menambahkan, OJK telah menerbitkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Sektor Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Periode 2024-2028
Adapun roadmap IAKD dimaksud menjadi dasar atas kebijakan dan rencana kerja strategis yang akan dilakukan oleh OJK untuk mengembangkan dan memperkuat sektor IAKD pasca penambahan mandat kewenangan OJK untuk mengatur dan mengawasi Sektor Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Advertisement
2 Perusahaan Ini Bakal Keliling Indonesia Kejar Literasi Kripto
Sebelumnya, dua perusahaan di bidang kripto akan berkeliling ke 10 kota di Indonesia hingga Maret 2025 mendatang. Tujuannya, tak lain untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kripto di Indonesia.
Dua perusahaan tersebut yakni Tether Operations Limited, perusahaan terbesar di industri aset digital, dan Reku, penyedia layanan jual-beli kripto. Keduanya akan memulai roadshow pada September 2024 hingga Maret 2025.
Acara ini akan mencakup sejumlah kota seperti Bali, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Padang, Palembang, Pekanbaru, dan Balikpapan, dengan acara penutupan di Jakarta.
"Reku dan Tether memiliki visi yang sama untuk memajukan literasi kripto, memastikan bahwa setiap orang dapat membuat keputusan keuangan yang tepat dalam lanskap digital yang berubah dengan cepat," kata CEO Tether Paolo Ardoino dalam keterangannya, Sabtu (7/9/2024).
Keduanya akan mengadakan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat aset kripto dan teknologi peer-to-peer. Dengan begitu, Tether dan Reku dapat membekali masyarakat Indonesia dengan pengetahuan untuk mengambil keputusan yang bijak dalam aset digital.
Menurut Chainalysis, Indonesia menduduki peringkat ketujuh dari 146 negara dalam hal adopsi kripto pada tahun 2023. Indonesia juga mengalami lonjakan signifikan dalam transaksi kripto, mencapai Rp 211 triliun (USD 13 miliar) pada Mei 2024.
Selain itu, jumlah investor kripto yang terdaftar di Indonesia juga mengalami peningkatan secara substansial, mencapai 20,16 juta orang pada bulan April tahun ini. Pertumbuhan ini menunjukkan semakin pentingnya posisi Indonesia sebagai pusat aktivitas kripto.
"Kami sangat antusias untuk berkolaborasi dengan Reku guna menggabungkan keahlian kami dan secara kolektif mempromosikan pengetahuan dan edukasi tentang aset kripto dan teknologi blockchain di seluruh Indonesia,” tuturnya.
Masyarakat Semakin Paham
Co-CEO Reku, Jesse Choi, mengatakan, pihaknya akan menjangkau dan mengedukasi ribuan peserta melalui rangkaian literasi bersama Tether selama roadshow edukasi di sepuluh kota besar.
"Kami berharap semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengenal aset kripto dan teknologi blockchain,” imbuh Jesse.
Inisiatif dengan Reku ini merupakan bagian dari strategi Tether yang lebih luas untuk mendorong adopsi aset kripto di pasar berkembang dan menunjukkan kekuatan transformatif keuangan digital.
Inti dari strategi ini adalah Tether EDU, departemen baru yang berfokus pada pendidikan kripto. Tether EDU berkomitmen untuk mengedukasi individu dan masyarakat tentang manfaat dan penggunaan praktis mata uang digital melalui lokakarya, kursus online, dan kolaborasi dengan organisasi lokal.
Advertisement