Harga Bitcoin Diramal Sentuh 6 Digit Usai Pilpres AS, Benarkah?

Bitcoin telah diperdagangkan antara USD 55.000 dan USD 70.000 selama sebagian besar tahun 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Sep 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 06:00 WIB
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin diperkirakan akan bertahan di posisi saat ini terlepas kandidat mana yang memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) yang akan berlangsung pada November 2024. Saat ini, harga Bitcoin berada di kisaran USD 58.000 per koin.

"Apakah saya pikir kita akan mencapai angka enam digit pada 2025? Hampir pasti. Apakah saya pikir kita akan mencapai angka enam digit terlepas dari siapa yang menang? Hampir pasti," kata Steven Lubka, kepala klien swasta dan kantor keluarga di Swan Bitcoin, dikutip dari CNBC International, Sabtu (14/9/2024).

Lubka menjelaskan, "Bitcoin selalu menjadi investasi yang lebih berakar pada profil fiskal dan moneter negara, negara berdaulat, dan Amerika Serikat. Sehingga, kemenangan kandidat presiden manapun tak dapat mengubah itu.

Salah satu pendiri platform perdagangan kripto, Crypto Valley Exchange James Davies juga menilai kekhawatiran terhadap Kamala Harris akan membatasi harga Bitcoin atau mendorongnya lebih rendah merupakan gagasan yang berlebihan.

"Yang sebenarnya adalah bahwa pasar itu kuat, tidak berpusat di AS, dan tidak bereaksi negatif terhadap peristiwa besar dari kedua sisi” dari perpecahan partisan," kata Davies.

"Ini tentang peluang dan regulasi bagi pengguna yang berbasis di AS, bukan harga komoditas global,” tambahnya. 

 Bitcoin telah diperdagangkan antara USD 55.000 dan USD 70.000 selama sebagian besar tahun 2024, setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas USD 73.000 pada Maret 2024. Investor secara luas memperkirakan harga akan terus menurun hingga pemilih AS memutuskan presiden berikutnya.

Setelah debat capres AS pada Selasa malam antara Harris dan Trump, harga Bitcoin turun sekitar 3%, meskipun investor mengaitkannya dengan pembaruan suku bunga di Jepang dan beberapa posisi seputar data inflasi AS yang dirilis Rabu pagi (12/9).

"Jika Trump menang pada bulan November, apakah akan ada lonjakan langsung? Ya, tentu saja. Jika Harris menang, apakah akan ada tekanan jual langsung? Itu tentu tidak akan mengejutkan saya. Namun dalam jangka menengah, saya rasa dinamikanya tidak seperti itu," imbuh Lubka.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengamat: Hasil Pilpres AS Miliki Dampak Minim pada Bitcoin

Bitcoin
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Tyrone Ross, pendiri dan presiden penasihat investasi terdaftar 401 Financial juga memperkirakan hasil Pilpres AS akan memberi dampak yang minim pada kinerja Bitcoin selama 12 hingga 18 bulan ke depan.

"Masih banyak perusahaan yang bekerja melalui akses ETF, akan ada pemotongan suku bunga dan perdagangan ritel di kustodian terpusat berada pada titik terendah. (Hal itu) pasti akan lebih sulit bagi perusahaan rintisan muda, tetapi sebagai aset berkualitas dan berkelas institusional yang sedang berkembang, Bitcoin akan terus membuktikan dirinya, tidak peduli siapa yang menjabat," jelasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya