Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kripto memberikan sejumlah bantuan kepada badan amal untuk korban kebakaran hutan yang melanda Los Angeles sejak 7 Januari, yang menewaskan 24 orang dan menghancurkan 12.000 bangunan.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (16/1/2025), perusahaan blockchain Ripple, yang berkantor pusat di San Francisco, akan menyumbangkan XRP senilai USD 100.000 melalui The Giving Block ke World Central Kitchen, sebuah badan amal yang menyediakan makanan segar untuk responden pertama dan pengungsi.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, Ripple juga mengirim bantuan melalui GiveDirectly, sebuah badan amal yang mengirimkan uang langsung kepada mereka yang hidup dalam kemiskinan, menurut perusahaan tersebut.
Advertisement
Selanjutnya, Blockchain Association, sebuah lembaga nirlaba yang mempromosikan kebijakan pro-kripto, juga mendukung upaya bantuan dengan meningkatkan kesadaran kepada badan amal yang telah diperiksa untuk membantu mereka yang membutuhkan dan membantu memadamkan kebakaran hutan.
Kemudian Blockdaemon, perusahaan infrastruktur blockchain, mengumumkan pada Senin mereka akan menyumbangkan UD 50.000 untuk upaya bantuan melalui badan amal termasuk Megafire Action, Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles, Dana Bantuan Bencana Bank Makanan LA, We Got This, dan Mutual Aid LA Network.
Selain itu, The Giving Block, lembaga nirlaba yang memungkinkan para donatur untuk memberikan kripto kepada badan amal, memimpin upaya untuk mengumpulkan UD 2 juta bagi badan amal yang menyumbangkan bantuan kepada responden pertama, penduduk, perawatan medis, dan hewan.Â
The Giving Block mengubah mata uang kripto menjadi dolar AS dan mentransfer sumbangan langsung ke rekening bank badan amal.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Â
Dampak Kebijakan The Fed, Bitcoin dan Kripto Lainnya Turun Tajam
Sebelumnya, Â Bitcoin mengalami penurunan tajam pada perdagangan Kamis 19 Desember 2024. Bitcoin jatuh di bawah angka psikologis USD 100.000, seiring dengan prospek suku bunga yang lebih tinggi dan pengurangan pemotongan suku bunga yang diharapkan pada tahun 2025.
Harga Bitcoin tercatat turun lebih dari 5% hingga mencapai sekitar USD 98.835 pada tengah hari, sementara aset kripto lainnya juga tertekan.
Dikutip dari Market Business Insider, Sabtu (21/12/2024), penurunan harga Bitcoin ini terjadi setelah pertemuan kebijakan The Federal Reserve (Fed) pada Desember yang mengungkapkan rencana agresif mengenai suku bunga.
Meskipun Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, prospek pemotongan suku bunga pada tahun 2025 diperkecil secara signifikan, dengan hanya dua pemotongan yang diproyeksikan, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan empat pemotongan yang sebelumnya diharapkan.
Pernyataan dari Ketua Fed, Jerome Powell, semakin memperburuk situasi bagi investor kripto. Powell menegaskan bahwa Fed akan lebih hati-hati dalam mengubah suku bunga, dengan menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini memperburuk aksi jual di pasar aset berisiko, termasuk kripto.
Sementara saham berusaha pulih setelah penurunan tajam pada hari Rabu, Bitcoin dan sektor kripto lainnya terus mengalami tekanan. Ethereum dan XRP tercatat masing-masing turun lebih dari 4%, dengan total kapitalisasi pasar kripto anjlok hampir 7%, mencapai USD3,41 triliun, menurut data dari CoinMarketCap.
Advertisement
Sempat Tembus USD 100.000
Pada awal Desember, Bitcoin sempat menembus angka USD 100.000 untuk pertama kalinya, didorong oleh reli yang dipicu oleh kemenangan pemilihan Donald Trump. Banyak penggemar kripto berharap bahwa pemerintahan Trump akan mendukung pasar dengan regulasi yang lebih longgar dan mendorong pemerintah AS untuk membeli Bitcoin. Namun, proyeksi suku bunga yang lebih ketat kini meredam harapan tersebut.
Kepala investasi di Navellier & Associates Louis Navellier, mencatat bahwa setelah Bitcoin menembus USD108.000 pada Rabu, harga kini merosot ke bawah USD100.000, menambah tekanan pada sektor kripto yang sudah tertekan oleh kondisi pasar ekuitas yang memburuk.
"Setelah menembus USD108K pada hari Rabu, Bitcoin kini telah turun di bawah USD100K. Seluruh sektor kripto telah berada di bawah tekanan setelah kemunduran pasar ekuitas," kata Navellier.
Dengan berkurangnya ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar, para investor kripto kini dihadapkan pada ketidakpastian besar, dan reli harga Bitcoin yang sebelumnya sangat menguntungkan kini menghadapi tantangan yang lebih besar pada 2025.
Perusahaan Penyedia ETF AS Berlomba Luncurkan Dana Kripto Baru
Sebelumnya, perusahaan penyedia ETF di AS berlomba-lomba untuk meluncurkan produk ETF berbasis kripto yang lain. Ini ditunjukkan dalam berkas yang mencakup sejumlah besar penawaran baru diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menjelang akhir 2024.
Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (6/10/2025), di antara produk yang diusulkan adalah ETF dari ProShares yang akan mendenominasikan pengembalian S&P 500 dalam Bitcoin. Dana yang direncanakan oleh Strive Asset Management dan REX Shares akan menawarkan eksposur ke obligasi konversi yang diterbitkan oleh perusahaan untuk membeli Bitcoin.
Kemudian perusahaan ETF Volatility Shares berencana meluncurkan dana Solana yang terbalik dan dengan leverage, di samping kendaraan yang akan melacak token digital terbesar keenam menggunakan kontrak berjangka.
Secara keseluruhan, pengajuan tersebut, jika disetujui, akan mendatangkan lebih dari selusin dana baru yang berpusat pada kripto ke sektor ini pada 2025, hanya setahun setelah dimulainya ETF Bitcoin AS pertama.
Tahun 2024 menjadi tahun bersejarah untuk industri kripto, yang menyaksikan Bitcoin aset digital terbesar di dunia melonjak lebih dari 120 persen hingga melampaui USD 100.000.
Peningkatan itu terjadi sebagian berkat dukungan presiden terpilih Donald Trump terhadap industri ini, dengan banyak pengamat pasar bertaruh bahwa sikap regulasi yang lebih longgar oleh pemerintahannya dapat membantu sektor kripto tumbuh lebih jauh.
Antusiasme atas pemilihannya membantu mendorong arus masuk tahunan untuk ETF Bitcoin terbesar salah satunya oleh BlackRock di atas USD 37 miliar untuk tahun ini, yang merupakan dana ketiga terbanyak, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Advertisement