Influencer Ratu Kripto Didakwa Curi Bitcoin, Kerugian Capai Rp 347,6 Miliar

Influencer Rusia Fedyakina dikenal sebagai "Ratu Kripto" dengan jumlah pengikut yang besar di media sosial, di mana ia kerap mengunggah gambar dan foto dirinya menjalani gaya hidup mewah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Jan 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 18:00 WIB
Ilustrasi kripto (Foto By AI)
Pengadilan dilaporkan telah memerintahkan juru sita untuk membekukan rekening bank Fedyakina, dompet kripto, dan aset lainnya untuk mengganti kerugian. Ilustrasi kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Seorang influencer kripto asal Rusia, Valeria Fedyakina menghadapi dakwaan terkait tuduhan pencurian Bitcoin (BTC) dan mata uang asing senilai USD 21,3 juta atau Rp 348,6 miliar (estimasi kurs Rp 16.367 per USD).

Mengutip Cryptonews, Jumat (17/1/2025) laporan kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS menunjukkan jaksa penuntut menyebut Fedyakina, yang juga dikenal sebagai "Bitmama," dan "Ratu Kripto" menawarkan kliennya investasi dalam kripto dengan janji keuntungan tinggi.

Namun, jaksa penuntut menuduh Fedyakina gagal memenuhi janjinya, dengan korban yang kehilangan dana segera setelahnya. Pejabat penuntut juga mengatakan bahwa Fedyakina menggelapkan sejumlah besar uang, termasuk dirham UEA dan Bitcoin.

"Fedyakina diduga menggelapkan sejumlah besar uang, termasuk dirham dan Bitcoin, menggunakan skema terlarang untuk memikat investor. Materi kasus menyatakan bahwa kerugian dalam satu kejadian saja berjumlah sekitar 800 juta Rubel (USD7,8 juta). Secara total, kerugian ini berjumlah sedikitnya 2,2 miliar Rubel (sekitar USD 21,3 juta)," ungkap seorang juru bicara lembaga penegak hukum kepada TASS.

Pengadilan dilaporkan telah memerintahkan juru sita untuk membekukan rekening bank Fedyakina, dompet kripto, dan aset lainnya untuk mengganti kerugian.

Dakwaan baru membuat Fedyakina terancam menghadapi tuntutan karena diduga melanggar Pasal 159 KUHP Rusia. KUHP tersebut menetapkan bahwa hukuman maksimum untuk pelanggaran pasal ini adalah 10 tahun penjara dan denda hingga 1 juta Rubel atau Rp.158 juta.

Fedyakina dikenal sebagai "Ratu Kripto" Rusia dengan jumlah pengikut yang besar di media sosial, di mana ia kerap mengunggah gambar dan foto dirinya menjalani gaya hidup mewah. Di Instagram, ia mengaku sebagai pialang kripto untuk bisnis.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

Menyatakan Tidak Bersalah

Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Tim hukum Fedyakina mengatakan bahwa dia tidak bersalah atas semua tuduhan yang diajukan terhadapnya, termasuk kasus penggelapan baru-baru ini.

Namun, kantor berita TASS  mengklaim penyelidikan jaksa penuntut "masih berlangsung."

Fedyakina pertama kali menghadapi hukuman penjara pada bulan September 2023, ketika dia sempat dituduh mengirim dana ke Angkatan Bersenjata Ukraina.

Pencurian Kripto Sentuh Rp 35,7 Triliun Sepanjang 2024

Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar
Ilustrasi Mata Uang Kripto atau Crypto. Foto: Freepik/Pikisuperstar... Selengkapnya

Sepanjang 2024 pencurian kripto melonjak 21 persen, mencapai USD 2,2 miliar atau setara Rp 35,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.246 per dolar AS) menurut laporan terbaru Chainalysis.

Dilansir dari Yahoo Finance, menurut Chainalysis lebih dari setengah dari jumlah ini dicuri oleh kelompok peretas yang berafiliasi dengan Korea Utara.

Awal tahun ini, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan peretas Korea Utara mencuri aset mata uang kripto senilai USD 3 miliar antara tahun 2017 dan 2023. 

Pada 2024, peretas yang terkait dengan Korea Utara menyumbang 61 persen dari total jumlah yang dicuri senilai USD 1,34 miliar, dalam 47 kasus, menurut laporan oleh Chainalysis.

Laporan tersebut menyoroti sebagian besar peretasan kripto terjadi antara Januari dan Juli 2024, tetapi jumlah yang dicuri telah melampaui USD 1,58 miliar, sekitar 84,4 persen lebih tinggi dari periode yang sama pada 2023.

Namun, setelah Juli, peristiwa peretasan menjadi sangat jarang terjadi, mungkin karena geopolitik. Chainalysis mengaitkannya dengan aliansi Korea Utara dengan Rusia, yang muncul setelah pertemuan antara Vladimir Putin, presiden Rusia, dan Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, pada bulan Juni.

Jumlah aset kripto yang dicuri oleh peretas yang terkait dengan Korea Utara turun sebesar 53,73 persen setelah pertemuan puncak bulan Juni, menurut Chainalysis.

Korea Utara, yang telah meningkatkan kerja samanya dengan Rusia, mungkin telah mengubah taktik kejahatan dunia mayanya, kata laporan tersebut.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya