Liputan6.com, Jakarta - Menurut data CryptoQuant, investor besar atau kelas kakap telah mendorong kenaikan harga Bitcoin sejak Pemilihan Presien (pilpres) Amerika Serikat (AS) di tahun lalu dengan kepemilikan mereka meningkat dari 16,2 juta menjadi 16,4 juta Bitcoin (BTC).
Sebaliknya, investor kecil mengurangi kepemilikan mereka di Bitcoin dari 1,75 juta menjadi 1,69 juta BTC selama periode yang sama.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari U Today, Minggu (25/1/2025) ETF Bitcoin sekarang menjadi pemegang mata uang kripto andalan terbesar.Ke-12 ETF Bitcoin spot yang ada secara kolektif telah melampaui USD 100 miliar dalam aset yang dikelola. Ini menjadi salah satu peluncuran ETF paling sukses dalam sejarah.
Advertisement
Dana tersebut sekarang memiliki sedikit lebih dari 1,1 juta Bitcoin, setara dengan sekitar 5% dari semua Bitcoin yang ada.
Secara kolektif, ETF Bitcoin sekarang memiliki lebih banyak mata uang kripto daripada pendiri sendiri yang memiliki nama samaran Satoshi Nakamoto, yang diyakini mengendalikan sebanyak 1,1 juta Bitcoin.
iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock telah mengumpulkan Bitcoin (BTC) senilai USD 60 miliar, dengan 574.118 BTC di neracanya.
Data terbaru dari Farside Investors mengungkapkan bahwa aliran arus masuk modal sebesar USD 188,7 juta dalam ETF Bitcoin, dengan BlackRock menyumbang USD 154,6 juta dari jumlah tersebut — yang merupakan 81% dari arus masuk bersih.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bitcoin Jadi Incaran Investor Besar, Harga BTC Diprediksi Tembus Level Segini
Sebelumnya, sebuah perusahaan riset terkemuka, 10x Research, telah merilis prediksi menarik mengenai harga Bitcoin. Mereka memperkirakan harga Bitcoin mencapai angka yang sangat signifikan, yaitu USD 122.000 atau setara Rp 1,98 miliar (asumi kurs Rp 16.254 per dolar AS), pada Februari mendatang.
Prediksi optimistis ini didasarkan pada beberapa faktor fundamental dan teknis. Pertama, meningkatnya minat dari investor institusi seperti perusahaan investasi besar dan dana pensiun menjadi salah satu pendorong utama.
"Persetujuan terhadap Bitcoin Exchange Traded Fund (ETF) di Amerika Serikat telah membuka pintu bagi lebih banyak investor institusional untuk masuk ke pasar Bitcoin. Alhasil, permintaan terhadap Bitcoin pun semakin meningkat,” kata 10x Research, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (24/1/2025).
Kedua, analisis teknis yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan adanya pola-pola yang sangat positif pada grafik harga Bitcoin. Pola-pola ini mengindikasikan bahwa tren kenaikan harga Bitcoin masih akan berlanjut dalam jangka pendek.
Ketiga, sentimen pasar saat ini sangat bullish terhadap Bitcoin. Hal ini tercermin dari meningkatnya volume perdagangan dan jumlah investor baru yang masuk ke pasar.
“Selain itu, banyak analis dan pakar keuangan ternama yang juga memberikan pandangan positif mengenai prospek jangka panjang Bitcoin," ujar dia.
Namun, perlu diingat pasar cryptocurrency sangat volatil. Meskipun prediksi ini terdengar menjanjikan, harga Bitcoin dapat berubah secara drastis dalam waktu singkat. Oleh karena itu, setiap keputusan investasi harus didasarkan pada riset yang mendalam dan toleransi risiko yang tinggi.
Advertisement
Fase Konsolidasi
Meskipun ada prediksi bullish, Bitcoin diperkirakan akan memasuki fase konsolidasi setelah mencapai level USD 122.000. Secara historis, Bitcoin telah menunjukkan pola lonjakan harga diikuti oleh periode stabilisasi.
Konsolidasi semacam itu tidak dianggap negatif; sebaliknya, mereka memberikan peluang bagi investor untuk masuk kembali pada harga yang lebih rendah. Harga Bitcoin secara konsisten naik dalam gelombang, dan fase konsolidasi sebelumnya telah mendahului lonjakan besar.
Selain itu, pemegang Bitcoin jangka panjang, yang dikenal sebagai "smart money," telah memperlambat aktivitas penjualan mereka. Lebih dari 1 juta BTC telah terjual sejak September, tetapi tingkat penjualan telah menurun.
Level support Bitcoin kini berada di USD 100.000, dan analis melihat ini sebagai tanda penting dalam menentukan arah pasar. Trajektori Bitcoin menunjukkan momentum naik lebih lanjut, dengan prediksi menunjukkan potensi kenaikan ke USD 130.000 pada Februari 2025.