Menilik Peluang Pasar Kripto dari Ketidakpastian Kebijakan Donald Trump

Jika kripto Bitcoin menembus support USD 94.000, kemungkinan harga akan turun lebih dalam ke level psikologis USD 90.000.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 23 Feb 2025, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2025, 16:00 WIB
Donald Trump saat dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Pelantikan Trump berlangsung di Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump saat dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Pelantikan Trump berlangsung di Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Kevin Lamarque/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Pasar kripto disebut-sebut kembali terpengaruh pada kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS). Ada prediksi koreksi harga pasar kripto bisa terjadi kedepannya.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengutip Indeks Fear & Greed saat ini berada di level 38, menunjukkan dominasi sentimen fear di kalangan investor.

Fyqieh menyebut koreksi ini lebih dipengaruhi oleh ketidakpastian makroekonomi, terutama setelah inflasi AS naik dan The Fed menunda pemangkasan suku bunga.

“Selama Bitcoin masih bertahan di atas USD 95.000, tren bullish jangka panjang tetap terjaga. Fase fear seperti ini justru sering menjadi peluang akumulasi bagi investor institusional, terutama dengan adopsi ETF Bitcoin yang masih berjalan,” ujar Fyqieh dalam keterangannya, dikutip Minggu (23/2/2025).

Sementara itu, laporan Bitfinex menunjukkan volatilitas Bitcoin berada di titik terendah dalam sejarah, menyebabkan pasar tetap tanpa arah. Inter-Exchange Flow Pulse (IFP) Bitcoin berubah menjadi bearish untuk pertama kalinya sejak Juni 2024, menandakan potensi penurunan lebih lanjut.

Laporan QCP Capital juga mengungkap bahwa pasar opsi kripto masih menunggu kebijakan yang konkret, bukan sekadar retorika pro-kripto. Dengan volatilitas yang terus menurun, pergerakan harga kripto tampaknya lebih bergantung pada faktor makroekonomi.

"Jika Bitcoin menembus support USD 94.000, kemungkinan harga akan turun lebih dalam ke level psikologis USD 90.000," ucap dia.

"Namun, jika berhasil pulih dan menembus batas atas konsolidasi di USD 100.000, pemulihan bisa berlanjut hingga menguji kembali level tertinggi sebelumnya di USD 106.012," sambung Fyqieh.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi. 

 

Pasar Kripto Terpengaruh Negatif Gara-Gara Kebijakan Donald Trump

Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)
Ilustrasi harga kripto (Foto By AI)... Selengkapnya

Sebelumnya, Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mempengaruhi pasar kripto global. Investor kripto disebut mulai khawatir ada dampak buruk kedepannya dari kebijakan yang akan diambil.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengatakan penundaan tarif timbal balik AS oleh Presiden AS Donald Trump yang awalnya dijadwalkan minggu ini juga gagal mendorong optimisme pasar. Padahal, kemenangan Donald Trump pada kontestasi pemilihan presiden AS sempat mengangkat kondisi pasar.

“Pasar kripto sempat optimis pasca kemenangan Trump dengan harapan kebijakan ekonomi yang lebih longgar dan regulasi kripto yang lebih ramah," ungkap Fyqieh dalam keterangannya, dikutip Sabtu (22/2/2025).

Meskipun ada penundaan, investor tetap khawatir bahwa tarif tersebut akan diterapkan pada kuartal kedua tahun 2025, yang berpotensi memperburuk sentimen global.

"Namun, sentimen tersebut kini berubah negatif akibat meningkatnya arus keluar dari pasar. Dalam empat hari terakhir, ETF Bitcoin mengalami outflow sebesar $680 juta, menandakan aksi profit-taking dan pengurangan eksposur terhadap aset berisiko,” jelasnya.

 

Masih Ada Tekanan

Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)... Selengkapnya

Dia mencatat, pasar kripto masih dalam tekanan setelah Bitcoin (BTC) gagal mempertahankan level USD 95.000. Total kapitalisasi pasar turun 5 persen dalam sepekan terakhir, mencapai $3,19 triliun.

Inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari ekspektasi dan sikap hawkish The Federal Reserve (The Fed) menjadi faktor utama yang membebani sentimen investor. Inflasi AS meningkat menjadi 3 persen secara tahunan (YoY), lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya.

The Fed juga menegaskan belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, yang menyebabkan investor mengurangi eksposur terhadap aset berisiko, termasuk kripto.

 

Aliran Dana Keluar

Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)
Ilustrasi harga kripto. (Foto by AI)... Selengkapnya

Fyqieh menyebut, ada pula aliran keluar dari ETF Bitcoin Spot juga meningkat signifikan. Dalam sepekan terakhir, outflow mencapai USD 581,2 juta, menghentikan tren arus masuk yang sebelumnya positif.

Ethereum (ETH) juga mencatatkan outflow sebesar USD 26,3 juta, mengindikasikan investor mulai mengurangi kepemilikan altcoins. Dari sisi on-chain, sebanyak 277.240 dompet BTC aktif keluar dari pasar, menunjukkan berkurangnya aktivitas investor ritel akibat ketidakpastian makroekonomi.

"Koreksi pasar juga diperburuk oleh crash di pasar derivatif kripto pada 2-3 Februari, yang mengakibatkan lebih dari $2 miliar likuidasi," katanya.

Alhasil, Bitcoin saat ini masih tertahan di kisaran USD 95.000-96.000, sementara altcoins mengalami koreksi lebih dalam karena likuiditas yang lebih rendah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya