Komunitas Mobil di Bandung Jadi Ajang Berbagi Pengetahuan dan Nilai Inklusi bagi Disabilitas

Komunitas pengendara mobil di Bandung, HBC, menghabiskan akhir pekan dengan melakukan perjalanan bersama-sama ke daerah Purwakarta. Namun, perjalan kali ini sedikit berbeda karena salah satu pesertanya adalah penyandang disabilitas.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Agu 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 10:00 WIB
Komunitas Inklusi HBC
Julianto (Kiri), ketua HBC (Kanan). Foto dokumen pribadi Julianto.

Liputan6.com, Jakarta Komunitas Honda Brio Community (HBC) di Bandung, menghabiskan akhir pekan dengan melakukan perjalanan bersama-sama ke daerah Purwakarta. Namun, perjalan kali ini sedikit berbeda karena salah satu pesertanya adalah penyandang disabilitas.

Zulhamka Julianto Kadir akrab disapa Anto adalah penyandang disabilitas daksa yang mengikuti acara tersebut. Sebagai satu-satunya penyandang disabilitas yang ikut serta, ia mengaku nilai inklusi sangat bisa dirasakan.

Pengguna kursi roda itu memaparkan bahwa keikutsertaannya dalam komunitas itu bukan sekadar ajang bergaya namun juga untuk memperkuat tali persaudaraan dan memupuk kebersamaan.

Bahkan, anggota komunitas bekerja sama untuk memberi akses pada Anto dengan mengangkatkan kursi roda untuk membuatnya sampai di tempat tujuan.

Menurutnya, selama perjalanan, ada beberapa tempat peristirahatan yang cukup akses dengan dilengkapi jalur landai (ramp). Namun, di beberapa fasilitas umum lainnya masih banyak juga yang tidak akses seperti penggunaan anak tangga yang tidak disertai bidang landai.

“Di Purwakarta saat makan itu banyak anak tangga tapi tidak ada jalur landai bagi pengguna kursi roda. Tapi anggota komunitas membantu Anto naik ke tempat makan itu,” kata Anto kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Minggu (9/8/2020).

Simak Video Berikut Ini:

Saling Berbagi

Komunitas Inklusif HBC
foto: dokumen pribadi Julianto.

Kehadiran Anto dalam komunitas tersebut seakan memberi suasana baru. Ia tak segan memberitahukan beberapa etika yang baik untuk memperlakukan penyandang disabilitas.

“Di situ juga Anto menerapkan etika interaksi dengan difabel, misal membantu disabilitas angkat kursi nya seperti apa. Ini juga jadi poin tambahan untuk masyarakat agar melihat langsung interaksi antara difabel dan non difabel guna mewujudkan inklusi dan jadi perhatian fasilitas-fasilitas umum lain untuk menyegerakan pemenuhan hak-hak disabilitas terkait aksesibilitas.”

Ketua HBC, Wahyu, mengatakan bahwa komunitas ini sangat terbuka untuk difabel yang ingin bergabung.

"Untuk member kami sangat welcome untuk difabel juga karena kita jadi bisa lebih mengetahui dan menambah wawasan tentang disabilitas. Teman-teman HBC juga sangat terbuka dengan teman difabel," katanya.

Ia berharap, ke depannya anggota difabel bisa bertambah dan bisa melakukan kerja sama dengan komunitas difabel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya