Liputan6.com, Jakarta Gelaran Pekan Paralimiade Nasional (Peparnas) 2021 sudah di depan mata. Para atlet disabilitas telah melakukan persiapan maksimal untuk berlaga di ajang yang digelar 4 tahun sekali itu.
Salah satu atlet Peparnas, Vino Bratama, menceritakan persiapannya menuju Peparnas 2021 di cabang boccia.
Boccia adalah cabang olahraga baru yang dirancang untuk atlet dengan disabilitas daksa seperti cerebral palsy dan osteogenesis imperfecta atau keropos tulang seperti yang disandang Vino.
Advertisement
Menurutnya, pihak Komite Paralimpiade Nasional Sumatera Barat sudah mempersiapkan 45 atlet untuk berlaga di Peparnas 2021 sejak 3 bulan lalu. Vino sebagai satu-satunya perwakilan cabang olahraga boccia dari Sumatera Barat telah melakukan persiapan mandiri sejak 2 bulan lalu.
Baca Juga
“Sejauh ini yang sudah dipersiapkan paling teknik melempar bola, karena saya berlatih bukan dengan bola boccia asli sehingga karakteristiknya beda,” kata atlet asal Padang kepada kanal Disabilitas Liputan6.com melalui sambungan telepon ditulis Senin (1/11/2021).
Pria usia 28 ini menambahkan, para atlet telah dikarantina di hotel sejak 24 hingga 31 Oktober sebelum berangkat ke Papua.
Kendala Persiapan
Persiapan Vino menuju Peparnas tak luput dari kendala. Cabang olahraga boccia yang terbilang baru menyulitkannya mendapatkan bola boccia yang asli.
“Bola boccia masih sulit ditemukan, harus dibeli di luar negeri dan harganya mahal, satu set bola bisa sampai 10 juta,” katanya.
Maka dari itu, untuk menyiasati kendala tersebut, ia dan pelatih membuat bola boccia dari bola mainan anak-anak yang diisi pasir agar beratnya sama seperti bola asli yakni 200 gram.
Walau bagaimanapun, bola tersebut tidak sama dengan bola boccia asli. Bola boccia cenderung tidak memiliki sifat memantul sehingga ketika dilempar maka akan diam di titik pendaratan pertama.
“Kendala ini bukan hanya di Sumatera Barat, tapi juga di daerah lain, mungkin yang sudah ada bola aslinya tuh di Solo.”
Advertisement
Harapan Vino
Melihat kendala tersebut, Vino berharap pemerintah bisa memfasilitasi para atlet boccia dengan bola-bola asli agar dapat berlatih lebih maksimal.
“Kami sedang kesulitan mencari bola itu, makanya kami meminta kepada pemerintah untuk membantu mendapatkan bolanya.”
Sebetulnya, pihak Vino telah berpikir untuk membeli bola boccia secara daring, tapi banyak kekhawatiran timbul. Ia dan pelatih takut jika bolanya tidak sampai padahal uangnya sudah dikirimkan.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Advertisement