Tak Hanya pada Anak, ADHD Juga Bisa Didiagnosis di Usia Dewasa

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah jenis disabilitas yang sering ditemukan pada anak-anak. Namun, tak hanya pada anak, ADHD juga bisa dimiliki dan baru ditemukan di usia dewasa,

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Apr 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi ADHD pada dewasa
Ilustrasi ADHD pada dewasa Foto oleh Tara Winstead dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah jenis disabilitas yang sering ditemukan pada anak-anak. Namun, tak hanya pada anak, ADHD juga bisa dimiliki dan baru ditemukan di usia dewasa,

ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang sering ditandai dengan kurangnya perhatian, disorganisasi, hiperaktif, dan impulsif.

Ini adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum. Menurut Federasi ADHD Dunia, kondisi ini diperkirakan terjadi pada hampir 6 persen anak-anak dan 2,5 persen orang dewasa.

Di Amerika Serikat, 5,4 juta anak, atau sekitar 8 persen dari semua anak AS berusia tiga hingga 17 diperkirakan menyandang ADHD pada 2016, seperti dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Selama beberapa dekade, para ahli percaya bahwa ADHD hanya terjadi pada anak-anak dan berakhir setelah masa remaja. Tetapi sejumlah penelitian di tahun 90-an menunjukkan bahwa ADHD dapat berlanjut hingga dewasa. Para ahli sekarang mengatakan bahwa setidaknya 60 persen anak-anak dengan ADHD juga akan memiliki gejalanya di usia dewasa.

Tidak mengherankan bahwa begitu banyak orang sekarang bertanya-tanya apakah mereka mungkin memiliki gangguan tersebut, terutama jika gejalanya diperparah oleh pandemi.

The Attention Deficit Disorder Association (ADDA), sebuah organisasi yang didirikan pada 1990 untuk orang dewasa dengan ADHD, memiliki keanggotaan hampir dua kali lipat antara 2019 dan 2021.

Selain itu, Children and Adults With Attention-Deficit Hyperactivity Disorder, atau CHADD, melaporkan bahwa proporsi tertinggi orang yang menghubungi saluran bantuan ADHD mereka adalah orang dewasa yang mencari bimbingan dan sumber daya untuk diri mereka sendiri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengenal ADHD Dewasa

Ilustrasi ADHD
Ilustrasi ADHD

ADHD masa kanak-kanak sering dikaitkan dengan kegelisahan dan kesulitan duduk diam.

“Pada orang dewasa, biasanya hiperaktifnya kurang menonjol,” kata Dr Lidia Zylowska, seorang psikiater di University of Minnesota Medical School dan penulis The Mindfulness Prescription for Adult ADHD mengutip Channel News Asia, Sabtu (23/4/2022).

Orang dewasa dengan gangguan ADHD sering berjuang dengan kurangnya fokus dan disorganisasi yang disebut keterampilan fungsi eksekutif. Ini mencakup kemampuan perencanaan, pengorganisasian, dan manajemen waktu. Ini adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan para orang dewasa, Zylowska.

Ketika orang dewasa mengabaikan tugas-tugas yang membutuhkan keterampilan ini, hal itu dapat menciptakan kekacauan. Seperti tagihan menumpuk, keterlambatan di tempat kerja dapat menyebabkan pemecatan, janji cek kesehatan tertunda atau terabaikan, hingga terjadi kecelakaan.

ADHD pada orang dewasa yang tidak ditangani dengan baik juga dapat memicu berbagai masalah di lingkungan pendidikan dan di tempat kerja. Berbagai masalah ini dapat ditimbulkan akibat kemampuan perencanaan yang buruk.

Dampak ADHD

Ilustrasi dampak ADHD bagi orang dewasa
Ilustrasi dampak ADHD bagi orang dewasa

Dampak ADHD pada orang dewasa di lingkungan pendidikan dan tempat kerja dijelaskan oleh profesor klinis psikiatri di Virginia Commonwealth University School of Medicine dan penulis buku tentang penanganan ADHD dewasa, Russell A Barkley.

Dalam lingkungan pendidikan dan tempat kerja, orang dewasa dengan ADHD yang tidak diobati sering merasa tidak termotivasi. Mereka juga cenderung memiliki perencanaan yang buruk dan kurangnya keterampilan memecahkan masalah ketika hambatan muncul.

“Saya menyebut mereka buta waktu,” kata Barkley. "Mereka tidak bisa mengatur diri mereka sendiri terkait batas waktu."

Sementara, juru bicara ADDA yang juga menyandang ADHD Kylie Barron, menyebutnya sebagai "gangguan kinerja."

Baginya, ini seperti perilaku yang selalu melakukan kekacauan tanpa sengaja dan melakukan hal yang salah pada waktu yang salah.

Kekhawatiran ini umum di antara mereka yang menderita ADHD, kata Barkley.

Penyandang ADHD dewasa biasanya menetapkan tujuan dan mereka bermaksud untuk mencapainya. Namun, hambatan pengaturan waktu dan rencana seringkali menjadi hambatan tersendiri.

Masalah Mengatur Emosi

Ilustrasi dampak ADHD bagi orang dewasa
Ilustrasi dampak ADHD bagi orang dewasa

Barkley juga mengatakan, banyak orang dewasa dengan ADHD memiliki masalah mengatur emosi. Mereka juga dapat menunjukkan kemarahan, ketidaksabaran, ketidakmampuan untuk bergaul di tempat kerja, keraguan diri dan kesulitan mengelola stres.

Dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, bagaimanapun, orang dengan ADHD bisa sangat sukses.

ADHD memang dapat didiagnosis ketika sudah di usia dewasa. Namun, orang dewasa yang didiagnosis dengan ADHD pasti juga mengalami gejala gangguan yang signifikan sebelum usia 12. Bahkan, jika mereka tidak didiagnosis secara formal selama masa kanak-kanak seperti disampaikan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).

“Ada berbagai macam alasan mengapa orang bisa menjadi dewasa tanpa terdiagnosis atau terdeteksi,” Barkely.

Anak perempuan, misalnya, lebih kecil kemungkinannya untuk didiagnosis daripada anak laki-laki, yang merupakan bagian dari alasan prevalensi ADHD di kalangan wanita biasanya kurang dikenali, tambahnya.

Selain itu, kriteria DSM untuk gangguan ini bersifat subjektif, kata Dr Martin Teicher, seorang profesor psikiatri dan editor panduan Harvard Medical School tentang ADHD dewasa.

“Anda harus menarik beberapa perbedaan sewenang-wenang tentang perilaku mana yang sering terjadi," tambahnya.

“Beberapa anak yang sangat cerdas dapat terlihat tanpa ADHD. Mereka terdeteksi karena secara akademis memang bagus, tetapi umumnya akan memiliki masalah lain seperti menjadi sangat gelisah,” kata Teicher.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya