ADHD Bukanlah Autisme Walau Punya Kemiripan Ciri, Kenali 3 Perbedaan Utamanya

ADHD dan autisme seringkali memiliki gejala yang tumpang tindih, namun keduanya merupakan kondisi neurologis berbeda dengan perawatan yang berbeda pula.

oleh Tim Disabilitas Diperbarui 08 Apr 2025, 13:11 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2025, 13:11 WIB
Diagnosis Autisme Tidak Mudah, Skrining Mandiri Secara Online Bisa Membantu
Diagnosis ADHD dan autisme tidak mudah, butuh bantuan ahli untuk penanganannya. Foto: Liputan6.com/Ade Nasihudin.... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Istilah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) kembali mencuat seiring meledaknya film Jumbo yang rilis 31 Maret 2025. Adalah sang sutradara, Ryan Adriandhy yang sukses menggarap film animasi ini ternyata merupakan penyandang ADHD. Dengan terapi yang tepat, Ryan dapat menjadikan sifat hyper focus yang dimilikinya menjadi sesuatu yang berharga. 

Seiring berjalannya waktu, ADHD sering disamakan dengan autisme (Autism Spectrum Disorder/ASD). Keduanya memang merupakan kondisi neurologis yang seringkali menunjukkan gejala atau ciri yang mirip, sehingga membingungkan banyak orang. Pemahaman tentang perbedaan mendasar antara keduanya menjadi penting untuk memastikan bagaimana peyandang mendapatkan perawatan dan dukungan yang tepat.  Perbedaan ini mencakup usia munculnya gejala, kemampuan komunikasi, interaksi sosial, kemampuan kognitif, dan respons terhadap rangsangan sensorik. 

"ADHD merupakan gangguan pada neurobiologis yang biasanya diturunkan secara genetik. Hal ini menyebabkan anak dengan ADHD memiliki perilaku berbeda dari anak non-ADHD lainnya," jelas dokter spesialis anak RS EMC Tangerang, Setyo Handryastuti mengutip laman EMC, Selasa (8/4/2025). 

 

Ciri-Ciri ADHD

Anak dengan ADHD sering menunjukkan hiperaktivitas, seperti banyak bergerak, sulit duduk diam, dan selalu gelisah. Mereka juga sering mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, mudah teralihkan, dan sulit menyelesaikan tugas. Impulsivitas juga menjadi ciri khas, ditunjukkan dengan tindakan spontan tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti menyela pembicaraan orang lain atau mengambil barang tanpa izin.

Selain itu, anak dengan ADHD seringkali mengalami kesulitan dalam mengatur emosi, mudah frustrasi, dan sulit mengendalikan perilaku. Mereka mungkin juga mengalami masalah dalam mengikuti instruksi, mengorganisir tugas, dan beradaptasi dengan perubahan. Meskipun demikian, anak dengan ADHD umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan dapat berinteraksi sosial secara normal, meskipun mungkin ada tantangan dalam beberapa aspek.

Meskipun memiliki tantangan, anak dengan ADHD juga memiliki kelebihan. "Namun, karakteristik ini juga dapat memiliki manfaat. Misalnya, meskipun tidak dapat duduk diam (hiperaktivitas) dapat membuat frustrasi, penelitian menunjukkan bahwa itu juga berarti orang yang hidup dengan ADHD memiliki tingkat energi yang lebih tinggi daripada orang yang tidak memiliki kondisi tersebut," melansir tulisan di laman Verywell Health yang ditinjau ulang dokter spesialis psikiatri umum dan forensik di AS, Michael MacIntyre, MD. Tingkat energi dan kreativitas yang tinggi sering menjadi salah satu kelebihannya.

Ciri-Ciri Autisme

Autisme ditandai dengan gangguan dalam komunikasi dan interaksi sosial. Anak dengan autisme mungkin kesulitan dalam memahami bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara. Mereka mungkin juga mengalami kesulitan dalam memulai dan mempertahankan percakapan, serta memahami isyarat sosial.

Minat yang terbatas dan berulang juga menjadi ciri khas autisme. Anak-anak dengan autisme seringkali terpaku pada hal-hal tertentu dan memiliki rutinitas yang kaku. Perubahan dalam rutinitas dapat menyebabkan kecemasan dan perilaku yang menantang. Mereka juga mungkin mengalami gangguan sensorik, seperti sensitivitas yang berlebihan atau kurang terhadap suara, cahaya, atau sentuhan.

Beberapa anak dengan autisme mungkin memiliki kemampuan kognitif yang tinggi, sementara yang lain mengalami keterbatasan. Namun, terlepas dari kemampuan kognitif, anak-anak dengan autisme seringkali membutuhkan dukungan khusus dalam pendidikan dan terapi untuk membantu mereka mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Mereka mungkin juga menunjukkan kesulitan dalam perkembangan motorik, seperti koordinasi yang buruk dan gerakan tubuh yang kaku.

Perbedaan Utama ADHD dan Autisme

Beberapa perbedaan utama antara ADHD dan autisme meliputi usia munculnya gejala, kemampuan komunikasi, dan interaksi sosial. Gejala autisme seringkali terlihat sejak usia 1-3 tahun, sedangkan gejala ADHD biasanya muncul sebelum usia 7 tahun.

Anak dengan ADHD umumnya memiliki kemampuan komunikasi yang normal, sementara anak dengan autisme seringkali mengalami kesulitan berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal. Dalam hal interaksi sosial, anak dengan ADHD dapat berinteraksi secara normal, meskipun mungkin ada beberapa tantangan. Sebaliknya, anak dengan autisme seringkali mengalami kesulitan signifikan dalam berinteraksi sosial dan memahami isyarat sosial.

Perbedaan lain terletak pada fokus dan perkembangan motorik. Anak dengan autisme mungkin sangat fokus pada hal-hal yang mereka minati, tetapi berjuang untuk fokus pada hal-hal yang tidak mereka sukai. Anak dengan ADHD seringkali menghindari hal-hal yang memerlukan fokus. Anak dengan autisme juga mungkin memiliki masalah pada perkembangan motorik, seperti koordinasi yang buruk dan gerakan tubuh yang kaku, yang tidak selalu terjadi pada anak dengan ADHD.

Kesamaan Gejala ADHD dan Autisme

Meskipun berbeda, ADHD dan autisme dapat memiliki beberapa gejala yang tumpang tindih. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan kesulitan mengatur emosi, kesulitan mengikuti instruksi, kesulitan mengorganisir tugas, dan kesulitan beradaptasi dengan perubahan.

Karena adanya tumpang tindih gejala ini, penting untuk melakukan diagnosis yang komprehensif untuk membedakan ADHD dan autisme. Diagnosis yang akurat akan memastikan anak menerima perawatan dan dukungan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.

Diagnosis dan Pengobatan ADHD dan Autisme

Diagnosis ADHD dan autisme dilakukan melalui evaluasi medis, psikologis, dan perilaku yang komprehensif. Pengobatan untuk kedua kondisi ini berbeda.

Untuk ADHD, pengobatan dapat meliputi obat-obatan, terapi perilaku (seperti terapi perilaku kognitif), dan perubahan gaya hidup. Sementara itu, pengobatan autisme dapat meliputi terapi perilaku (seperti Applied Behavior Analysis/ABA), terapi wicara dan bahasa, terapi okupasi, dan dukungan pendidikan khusus.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak unik, dan rencana perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu. Kerja sama antara orangtua, profesional kesehatan, dan pendidik sangat penting untuk memastikan keberhasilan perawatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya