Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak orang tua, Halloween adalah waktu untuk menantikan kostum, pesta, dan tentu saja permen. Tetapi bagi orang tua dari seorang anak penyandang disabilitas, mungkin menjadi tugas yang sulit untuk memikirkan tentang mendapatkan kostum yang sempurna. Mengingat kebutuhan mereka akan kostum yang dapat dimanipulasi di sekitar alat bantu gerak, helm, tabung dan barang-barang lainnya.
Namun, sebuah kelompok yang dikenal sebagai "Magic Wheelchair" berupaya membantu memberikan beberapa senyuman bagi mereka, salah satu yang beruntung, Smith.
Baca Juga
Dilansir dari NBC Newyork, Savannah Smith yang didiagnosis dengan Ogden Syndrome, Cerebral Palsy, dan memiliki epilepsi serta kondisi jantung yang kompleks, jelas ibunya Lacey Smith, menerima hadiah dari kelompok tersebut berupa modifikasi kursi rodanya.
Advertisement
Anak berusia 11 tahun dari Salem itu terikat dengan kursi roda dan berkomunikasi melalui komputer menggunakan tombol merah besar yang dikenal sebagai "big Mac switch."
Savannah yang menyukai acara kompetisi menyanyi NBC "The Voice" dan bermimpi duduk di kursi merah berputar pelatih, memberikan ide bagi keluarga untuk membuatkannya tombol merah besar juga sebagai bagian pesta Halloween tahun ini.
Magic Wheelchair, lembaga nirlaba yang berbasis di Massachusetts, turut andil dalam memenuhi impian Savannah. Organisasi tersebut bekerja dengan Solidworks untuk merancang dan memasang kembali kursi roda Savannah menjadi kursi replika "The Voice". Mesin komunikasinya diprogram dengan frasa "Trick-or-Treat" dan "Terima kasih, selamat Halloween."
"Savannah akan menekan tombolnya untuk mengatakan 'Trick or Treat' dan kemudian memukulnya lagi untuk mengatakan 'Terima kasih, Selamat Halloween.' Kami selalu berusaha memberikan suaranya sendiri sebanyak yang kami bisa," jelas Lacey.
Takjub dan Kegirangan
Itu memungkinkan Savannah memiliki suaranya sendiri ketika ia menekan tombol merah besar tersebut.
Tentunya Savannah tampak takjub dan kegirangan setelah melihat kursinya tersebut minggu lalu. Ia pun langsung mendebutkannya di parade tahunan Salem Haunted Happenings.
Sementara Lacey merasa sangat berterima kasih atas sikap dari kedua perusahaan tersebut, dengan menambahkan bahwa sungguh menakjubkan cara orang-orang menggandeng putrinya ke lingkungan sosial.
Advertisement
Kondisi Langka Savannah
Ketika Savannah berusia empat tahun, ia didiagnosis menderita Ogden Syndrome. Ogden syndrome merupakan mutasi genetik langka yang hanya mempengaruhi sekitar 100 orang di dunia.
Sementara sang ibunda berharap agar putrinya tersebut tidak kehilangan kebahagiaannya hanya karena merasa tidak cocok untuk ikut serta di pesta Halloween, mengingat sulitnya menemukan kostumnya yang sempurna bagi seseorang yang terikat kursi roda.
Beruntung, keluarga ini selalu totalitas dalam segala hal, mulai dari pemeran The Wizard of Oz hingga sekelompok Care Bears. Hingga bahkan yang terbaru dibantu organisasi nirlaba mewujudkan impian Savannah yang ingin duduk di kursi merah pelatih The Voice, dengan memodifikasi kursi rodanya.
Kerjasama Mewujudkan Impian Savannah
Tim yang terdiri dari Magic Wheelchair dan Solidworks yang berbasis di Waltham mulai bekerja membangun replika skala kursi merah mengkilap yang kita semua impikan untuk diduduki di The Voice, bahkan menggunakan tombol yang digunakan Savannah untuk berkomunikasi.
"Pada dasarnya, cara kerjanya adalah mereka dapat memprogram kursi untuk melakukan sesuatu, menghapus teks, font, lampu di seluruh kursi. Yang harus dilakukan Savannah adalah menekan tombol dan kursi akan melakukannya," rinci Sara Zuckerman dari Solidworks.
Tidak hanya itu, tim desain menggunakan perangkat lunak yang sama dengan yang digunakan perusahaan seperti Tesla dan Boeing.
Dari kastil untuk putri kehidupan nyata hingga truk monster dan sepeda motor, mereka menciptakannya dan tidak mengambil jalan pintas dalam prosesnya.
"Membuat pengalaman ini untuk keluarga ini adalah bagian pekerjaan favorit semua orang," lanjut Zuckerman.
Lacey berharap orang-orang di komunitas mendapat pelajaran berharga yang ia ajarkan kepada mereka, yaitu "untuk memiliki hati yang terbuka, karena Savannah benar-benar memimpin jalan saya menjadi saya hari ini."
"Meskipun kami semua mungkin mengenakan kostum yang berbeda, kami melakukan trick-or-treat dengan cara yang sama persis," ujarnnya.
Advertisement