Liputan6.com, Jakarta Anak perempuan berusia 9, Memey yang menyandang mikrosefalus mendapat perhatian dari Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI).
Perhatian ini diberikan Kemensos melalui Sentra Handayani di Jakarta setelah mendapat laporan dari masyarakat.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sentra Handayani Meerada Saryati menyampaikan, harus segera dilakukan penelusuran ke keluarga agar dapat mengetahui kondisi anak disabilitas tersebut secara komprehensif.
Advertisement
“Asesmen yang dilakukan kepada anak dan keluarga benar-benar harus memerhatikan kepentingan anak dan apa kebutuhannya. Pastikan apakah anak sudah mendapatkan perawatan dan terapi kesehatan atau belum? Bagaimana kondisi keluarganya? Bagaimana pemenuhan kebutuhannya sehari-hari,” ujar Meerada mengutip keterangan Kemensos, Sabtu (4/3/2023).
Petugas Sentra Handayani pun langsung menelusuri informasi terkait keberadaan Memey dan mendatangi tempat tinggalnya untuk melakukan asesmen. Petugas bertemu dengan Ibu Memey, Ardita, yang kemudian menjelaskan kondisi anaknya.
Menurut Ardita, Memey lahir prematur di usia kehamilan 6 bulan. Berat badannya 1,3 kg atau hanya sebesar botol.
Anak perempuan itu cukup lama berada di dalam inkubator karena kondisinya yang sangat lemah. Setelah pulang dari rumah sakit, ia tidak menunjukkan perkembangan atau perubahan berat badan yang signifikan. Sementara itu, Memey juga mengalami kaku pada sekujur tubuhnya sehingga ia tidak bisa bergerak bebas seperti anak-anak seusianya. Tubuh Memey berulang kali bergerak-gerak di luar kendali.
Riwayat Perkembangan Memey
Saat menginjak umur tiga tiga tahun, sang ibu membawa Memey ke rumah sakit dan didiagnosis menyandang mikrosefalus.
Mikrosefalus merupakan kondisi d imana seseorang memiliki ukuran kepala yang lebih kecil daripada ukuran normal. Kondisi tersebut menghambat pertumbuhan otak dan pada akhirnya berpengaruh pada kinerja tubuh lainnya.
Memey memiliki ukuran kepala yang kecil diikuti dengan ukuran kaki, tangan, dan bagian tubuh lainnya yang juga berukuran kecil.
Di usianya yang kesembilan, berat badannya hanya 8 kg dengan tinggi badan 135 cm. Sehari-hari, Memey hanya tidur di kasur dan bantal yang lusuh karena ia tidak bisa berpindah tempat tanpa bantuan orang lain.
Advertisement
Sulit ke Rumah Sakit
Ardita hanya membawa Memey ke rumah sakit saat buah hatinya berusia 3 tahun. Ia kesulitan untuk membawa Memey ke rumah sakit seorang diri.
Pasalnya, suaminya harus bekerja dan anak pertamanya merupakan seorang siswi SMP yang belum bisa membantu banyak.
Di sisi lain, Ardita sendiri mengidap diabetes dan kondisi ekonomi pun semakin mempersulit keluarga tersebut untuk memberi pengobatan pada Memey.
Sedangkan, untuk sampai ke rumah sakit, keluarga itu harus menyewa mobil atau memanggil taksi daring. Mengingat, kondisi Memey yang tidak memungkinkan jika dibawa dengan angkutan umum.
Memey dan keluarga menempati rumah warisan keluarga yang ditempati oleh empat kepala keluarga dan anak-anak lainnya. Kondisi rumah yang ditinggali Memey pun kurang memadai untuk perawatannya, karena terdapat banyak debu di sekitar tembok dan lantai serta barang-barang yang tidak terawat dan jarang dibersihkan.
Bantuan Sentra Handayani
Petugas Sentra Handayani pun memberikan rekomendasi kepada Ardita untuk tinggal sementara di fasilitas rumah asrama yang dimiliki Sentra Handayani untuk memudahkan pemeriksaan dan terapi Memey. Ardita pun diberi kesempatan untuk belajar berwirausaha sambil menjaga Memey.
Ardita perlu mempertimbangkan hal tersebut dan berdiskusi dengan suaminya, mengingat anak pertamanya bersekolah di dekat rumah dan suaminya yang bekerja dari pagi hingga tengah malam sebagai petugas kebersihan.
Sembari mempertimbangkan hal tersebut, Sentra Handayani sementara memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan hidup layak bagi Memey berupa biskuit, pampers, susu, madu, pakaian, peralatan tidur, serta alat bantu aksesibilitas berupa kursi roda adaptif.
“Alhamdulillah, sekarang saya bisa ajak Memey jalan-jalan pagi dan sore keluar rumah, kasihan selama ini ia tidak pernah bisa bermain dengan teman-temannya,” ujar Ardita.
Saat ini, Sentra Handayani akan mencari solusi bagi keluarga Memey, agar Memey bisa mendapatkan terapi yang diperlukannya dan kondisi keluarganya juga teratasi.
Advertisement