Liputan6.com, Jakarta Gangguan penglihatan kerap menjadi kendala dalam beraktivitas. Kabar baiknya, gangguan penglihatan seperti refraksi mata atau mata minus, plus, dan silinder masih bisa diatasi dengan penggunaan alat bantu penglihatan misalnya kacamata dan lensa kontak.
Namun, bagi sebagian orang, penggunaan alat bantu lihat dinilai mengganggu bahkan merusak penampilan. Maka dari itu, operasi lasik kerap menjadi opsi berikutnya.
Laser-Assisted in Situ Keratomileusis atau lasik adalah tindakan bedah dengan menggunakan laser untuk menangani gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi pada mata.
Advertisement
Namun, tidak semua orang bisa melakukan operasi lasik karena alasan tertentu. Sebelum menjalani lasik, calon pasien juga perlu melakukan skrining atau tahap pre-lasik.
Sejumlah pemeriksaan komprehensif yang wajib diikuti oleh semua calon pasien lasik di antaranya:
Pemetaan (Topografi) Kornea
Topografi kornea atau pemetaan kornea yang akurat perlu dilakukan mengingat tindakan lasik dilakukan pada bagian kornea mata. Setiap mata orang bersifat unik dan berbeda-beda satu sama lain, seperti sidik jari atau DNA.
Hasil dari pemeriksaan ini adalah deskripsi yang mendetail mengenai bentuk dan kekuatan kornea calon pasien lasik.
Pemeriksaan Produksi Air Mata
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, memeriksakan kesehatan mata sebelum tindakan dapat meminimalkan risiko. Termasuk juga menentukan keberhasilan lasik.
“Apabila calon pasien terdeteksi memiliki mata kering, akan diberikan perawatan terhadap mata kering terlebih dahulu, sebelum dapat menjadwalkan prosedur lasik,” kata dokter spesialis mata dari KMN EyeCare, Kevin mengutip keterangan pers, Kamis (5/10/2023).
Pengukuran Ketebalan Kornea
Tahap pre-lasik selanjutnya adalah pengukuran ketebalan kornea. Kondisi ketebalan kornea sangat menentukan apakah pasien dapat menjalani lasik atau tidak.
Ada standar ketebalan tersendiri yang harus dipenuhi sebelum dilakukan lasik. Apabila kornea pasien tidak sesuai persyaratan maka dapat dinyatakan tidak dapat melanjutkan prosedur lasik.
Pemeriksaan Specular Microscope
Adanya penyakit atau gangguan pada kornea dapat terdeteksi dengan akurat melalui pemeriksaan specular microscope.
Ini adalah pemeriksaan mata menggunakan alat bernama specular microscope yang fungsinya serupa dengan mikroskop tapi penggunaannya khusus untuk masalah mata.
Advertisement
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium mencakup pengecekan gula darah di laboratorium. Setiap tindakan bedah selalu memerlukan pengecekan gula darah untuk mengurangi risiko komplikasi. Termasuk juga tindakan bedah lasik.
Pemeriksaan Fisik Mata
Terakhir, dokter akan memberi obat tetes mata untuk membesarkan pupil. Tujuannya untuk mempermudah pemeriksaan kesehatan retina sebelum prosedur.
Saat calon pasien sudah menjalani seluruh pemeriksaan komprehensif, barulah dokter dapat menentukan apakah seseorang dapat menjalani lasik. Tindakan lasik pun dapat segera dijadwalkan.
2,2 Miliar Orang Alami Gangguan Penglihatan
Kevin juga menyampaikan, Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa secara global setidaknya ada 2,2 miliar orang yang mengalami gangguan penglihatan.
Gangguan itu terdiri dari kesulitan untuk melihat jarak dekat atau jarak jauh. Hingga saat ini, masih banyak kasus gangguan penglihatan yang belum ditangani.
Menurut WHO, gangguan penglihatan memiliki dampak besar terhadap segala aspek kehidupan. Mulai dari keterbatasan dalam interaksi sehari-hari dengan masyarakat hingga menurunnya kemampuan dalam mengakses layanan publik.
Kacamata seringkali dijadikan solusi sebagai alat bantu agar dapat melihat dengan jelas. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak yang merasa lelah saat menggunakan kacamata atau lensa kontak.
“Tindakan lasik mungkin bisa jadi solusi yang paling tepat untuk memperbaiki penglihatan Anda,” pungkas Kevin.
Advertisement