Penasihat Khusus AS Sara Minkara Apresiasi Ajang AHLF yang Khusus Bahas Isu Disabilitas

Penasihat Khusus AS Sara Minkara mengapresiasi langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam penyelenggaraan ajang AHLF di Makassar.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Okt 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2023, 18:00 WIB
Penasihat Khusus AS Sara Minkara Apresiasi Ajang AHLF yang Arusutamakan Isu Disabilitas
Penasihat Khusus AS Sara Minkara Apresiasi Ajang AHLF yang Arusutamakan Isu Disabilita. Foto: Kemensos.

Liputan6.com, Makassar Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025 sudah dimulai pada tanggal 10 Oktober di Makassar, Sulawesi Selatan. 

Forum ini dihadiri 200 delegasi dari berbagai negara, salah satunya Penasihat Khusus Amerika Serikat untuk perwujudan dan penghormatan isu disabilitas Sara Minkara.

Perempuan penyandang disabilitas netra itu mengapresiasi langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam penyelenggaraan ajang yang disebut pula The ASEAN High Level Forum (AHLF) 2023 on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership Beyond 2025.

Pasalnya, ini adalah agenda yang secara khusus membahas pengarusutamaan hak penyandang disabilitas. Ini juga merupakan forum tingkat tinggi pertama yang melibatkan Amerika Serikat dengan negara-negara ASEAN.

“Kami senang bisa ke sini, ini pertama kali forum tingkat tinggi antara US-ASEAN, terima kasih kepada Menteri Sosial Indonesia sudah menjadi tuan rumah acara ini,” katanya di sela-sela agenda yang berlangsung di Hotel Fourpoints by Sheraton Makassar, Selasa 10 Oktober 2023, mengutip keterangan resmi Kemensos.

Menurutnya, forum tingkat tinggi ini dapat meningkatkan perspektif para delegasi dan peserta tentang isu disabilitas. Baik dari segi keamanan maupun fasilitas penunjang bagi kelompok disabilitas.

Sara juga menyampaikan, diskriminasi pada kelompok disabilitas harus dihapuskan karena banyak masyarakat global yang belum memahami konsep inklusif terhadap penyandang disabilitas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penyediaan Akses dapat Hapuskan Diskriminasi dan Batasan Penyandang Disabilitas

Forum Tingkat Tinggi ASEAN, Mensos Risma Dorong Penanganan Disabilitas Secara Komprehensif
The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan.

Menurut Sara, diskriminasi atau batasan yang dihadapi penyandang disabilitas dapat dihapuskan dengan penyediaan akses.

“Diskriminasi atau batasan tersebut dapat dihapuskan melalui perluasan akses bagi kelompok disabilitas agar mereka bisa mengembangkan nilai-nilai dan potensi yang ada di dalam diri mereka.”

Hal ini termasuk akses pada pengembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), pendidikan, transportasi, dan ekonomi. Oleh karena itu, lanjut Sara, inovasi adalah sebuah keharusan.


Inovasi di Bidang Disabilitas

Forum Tingkat Tinggi ASEAN, Mensos Risma Dorong Penanganan Disabilitas Secara Komprehensif
The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan.

Berbicara soal inovasi, dalam kurun dua tahun terakhir, Kemensos telah mengembangkan tiga inovasi alat bantu disabilitas dengan fitur teknologi tinggi.

Inovasi itu berupa tongkat penuntun adaptif, gelang Gruwi untuk penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, serta gelang Grita untuk penyandang disabilitas intelektual.

Teknologi ini terbukti mampu mempermudah para penyandang disabilitas dalam kesehariannya.

“Alat bantu ini meningkatkan aksesibilitas penyandang disabilitas sehingga mereka dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari,” kata Risma saat membuka forum.


Alat Bantu Pendukung Disabilitas

Forum Tingkat Tinggi ASEAN, Mensos Risma Dorong Penanganan Disabilitas Secara Komprehensif
The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan.

Risma merinci, setiap alat bantu memiliki fungsi masing-masing. Tongkat adaptif misalnya, diciptakan dan didesain dengan fitur-fitur yang mampu mendukung aktivitas para penyandang disabilitas sensorik netra. Seperti mengeluarkan peringatan suara ketika menangkap suatu objek di depannya.

Secara fungsi, tongkat adaptif juga mampu mendeteksi jarak yang ada di depan tongkat, mendeteksi air atau genangan air, mendeteksi asap, dan panas.

Adapun Grita dan Gruwi diciptakan untuk mencegah tindakan kekerasan terhadap penyandang disabilitas. Gruwi memiliki fitur tombol panik dengan alarm darurat, sensor suara dengan pengaturan level tangkapan dan jarak, indikator LED dan getaran yang dapat mendeteksi suara.

Sedangkan Grita dilengkapi dengan fitur unggulan seperti sensor denyut nadi dengan alarm jika melebihi batas wajar, lampu indikator darurat untuk perhatian sekitar. Dan delapan level sensitivitas denyut nadi yang dapat diatur, serta koneksi ponsel untuk mengirim koordinat GPS dan data realtime.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya