Liputan6.com, Jakarta - Mengatasi keterbatasan yang ada, anggota grup Kpop Big Ocean yang seluruh membernya Tuli, memanfaatkan teknologi untuk bernyanyi dan memastikan member tetap sinkron dengan musik.
Parastar Entertainment sebagai agensi Big Ocean mengatasi keterbatasan pendengaran member dengan memanfaatkan teknologi yang dikembangkan sendiri seperti Metronome Visual, seperti dikutip dari Korean Vibe pada Rabu, 17 Juli 2024.
Layar besar dengan metronom visual membuat para member yang seluruhnya penyandang tuli tetap sinkron dengan musik.
Advertisement
Salah satu member Big Ocean, Kim Jiseok mengatakan awalnya terdapat staf yang membantu member mengikuti irama secara visual dengan tangan mereka sehingga para member bisa melakukannya dengan benar.
"Kemudian, kami mulai menggunakan layar yang memberikan cahaya berkedip pada waktu yang tepat. Kami dapat menggunakan penglihatan samping untuk melihat monitor," ungkapnya sebagaimana dikutip dari Allkpop.
Selain itu, Jiseok juga menyebutkan jam tangan yang bergetar pada setiap ketukan juga membatu ketiga member.
"Untuk menjaga tempo, kami mengandalkan getaran yang dirasakan melalui langkah kaki. Kemudian, agensi membuat sistem metronom yang memberikan sinyal getaran melalui jam tangan pintar di pergelangan tangan kami," katanya.
Sebagai grup Kpop, bernyanyi merupakan hal yang penting, tetapi kelompok tersebut awalnya gagal mengenali nada tinggi dan rendah karena ketidakmampuan untuk mengukur bagaimana suara mereka terdengar oleh orang lain.
"Melalui latihan, kami menghafal suara apa yang harus dibuat sesuai dengan gerakan otot perut kami. Sekarang kami dapat dengan mudah membedakan setiap tangga nada," kata kelompok tersebut tentang kunci bernyanyi.
Mengenal Member Big Ocean
Anggota Big Ocean terdiri dari tiga member yaitu Kim Jiseok, Park Hyunjin, dan Lee Chanyeon.
Mengutip dari Korea JoongAng Daily, Jiseok terlahir dengan gangguan pendengaran, sementara Hyunjin kehilangan sebagian pendengarannya pada usia 3 tahun dan Chanyeon pada usia 11 tahun.
Diketahui bahwa Chanyeon menjalani operasi implan koklea di kedua telinganya, dan Hyunjin memiliki implan hanya di satu telinga dan memakai alat bantu dengar di telinga lainnya. Sementara Jiseok hanya memakai alat bantu dengar.
Debut tidaklah mudah bagi trainee Kpop, tetapi tantangannya terasa lebih besar bagi ketiga pemuda ini. Setiap hal kecil memerlukan usaha ekstra, terutama dalam menentukan kapan mereka harus mulai dan berhenti bernyanyi.
Advertisement
Big Ocean Bawakan Lagu Debut dengan Sentuhan Bahasa Isyarat
Grup ini memulai debutnya dengan lagu "Glow" yang merupakan remake lagu terkenal dari grup Kpop generasi pertama HOT yaitu "Hope".
Lagu "Glow" dibawakan oleh ketiga anggota Big Ocean dengan sentuhan koreografi yang juga menggabungkan bahasa isyarat Korea, Amerika, dan internasional.
Big Ocean tidak hanya membuat lagu dalam bahasa isyarat Korea, tetapi juga bahasa isyarat Amerika dan bahasa isyarat Internasional.
"Kami dapat membuat lagu tidak hanya dalam bahasa isyarat Korea, tetapi juga bahasa isyarat negara lain seperti Amerika Serikat atau standar internasional, sehingga meningkatkan cakupan pertukaran bahasa lebih jauh lagi," kata grup ini pada Korea.net.
Debutnya Big Ocean sebagai grup Kpop disabilitas pertama ini memberikan pengaruh positif di kalangan penggemar, para member mengatakan banyak yang jadi ingin belajar bahasa isyarat Korea.
"Saat ini, kami melihat banyak komentar dari orang-orang yang mengatakan bahwa mereka ingin belajar bahasa isyarat Korea, jadi kami yakin bahwa akan semakin banyak orang yang mulai mempelajarinya, begitu pula budaya dan bahasa Korea," ungkap mereka.
Big Ocean Sampaikan Pesan untuk Meraih Mimpi
Big Ocean berharap debut mereka akan memberikan pengaruh positif dan menyampaikan pesan untuk tidak pernah menyerah meraih mimpi.
"Kami berharap debut kami akan meningkatkan kesadaran akan penyandang disabilitas dan menyampaikan pesan kepada kaum muda, baik penyandang disabilitas atau tidak, untuk tidak pernah menyerah meraih mimpi mereka," kata grup tersebut.
Di masa mendatang, Big Ocean berharap akan melihat lebih banyak artis yang menunjukkan keterampilan unik mereka sendiri, bukan hanya gangguan pendengaran mereka.
"Kami ingin Big Ocean menjadi seperti 'cahaya' yang memberi kekuatan kepada semua orang, baik yang cacat maupun tidak. Mari bersama-sama membangun dunia tanpa prasangka."
Advertisement