Hari Lumba-Lumba Nasional 14 April, Ingatkan Kembali pada Dolphin Assisted Therapy untuk Anak Autisme

Dalam dunia disabilitas, lumba-lumba kerap dikaitkan dengan terapi untuk anak-anak autisme yang disebut Dolphin Assisted Therapy (DAT).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori Diperbarui 14 Apr 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2025, 18:00 WIB
Hari Lumba-Lumba Nasional 14 April, Ingatkan Kembali pada Dolphin Assisted Therapy untuk Anak Autisme
Hari Lumba-Lumba Nasional 14 April, Ingatkan Kembali pada Dolphin Assisted Therapy untuk Anak Autisme (Sumber: Pixabay)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hari Lumba-Lumba Nasional jatuh setiap 14 April. Hari ini diperingati untuk menghormati mamalia laut yang lucu nan pintar.

Dalam dunia disabilitas, lumba-lumba kerap dikaitkan dengan terapi untuk anak-anak autisme yang disebut Dolphin Assisted Therapy (DAT).

DAT sempat diteliti oleh Lori Marino, PhD dari Proyek Suaka Paus & Departemen Studi Hewan, Universitas New York. Penelitian yang diunggah ulang di laman Association for Science in Autism Treatment (ASAT) menjelaskan, DAT adalah bentuk terapi dengan bantuan hewan (animal‐assisted therapy/AAT). Di mana anak-anak atau orang dewasa dengan berbagai kondisi berinteraksi dengan atau berenang dengan lumba-lumba hidup yang terlatih.

DAT diperkenalkan sebagai terapi untuk berbagai kondisi fisik dan psikologis (misalnya, depresi, disabilitas intelektual, masalah muskuloskeletal, epilepsi) tetapi sebagian besar difokuskan pada individu dengan spektrum autisme (Marino & Lilienfeld, 2021).

Terapi ini memiliki durasi dan frekuensi sesi yang bervariasi di setiap fasilitas. Namun, biasanya melibatkan beberapa sesi selama seminggu hingga sebulan. Dalam sesi DAT yang umum, klien terlibat dalam tugas verbal, motorik, atau perhatian tradisional di hadapan lumba-lumba.

“Tugas tersebut mungkin termasuk menanggapi arahan sederhana, menjawab pertanyaan sederhana, atau meminta individu untuk mendekati lumba-lumba,” jelas Marino dalam penelitiannya seperti dilansir di laman ASAT, Senin (14/4/2025).

 

Kurang Bukti Pendukung sebagai Terapi Jangka Panjang

Keterlibatan dengan lumba-lumba selama terapi mencakup berbagai hal. Mulai dari sekadar duduk di tepi kolam dan mengamati lumba-lumba, menyentuh atau memberi makan lumba-lumba, hingga memasuki air dan berenang bersama atau ditarik oleh lumba-lumba.

Klien akan diberi kesempatan untuk mengelus, memberi makan, berenang bersama lumba-lumba jika ia menyelesaikan tugas yang diberikan.

DAT dimulai pada tahun 1970-an ketika antropolog pendidikan Betsy Smith memerhatikan bahwa saudara laki-lakinya yang menyandang disabilitas intelektual senang berinteraksi dengan lumba-lumba yang dilatih untuk pertunjukkan. Namun, setelah bertahun-tahun mengenalkan DAT di Florida, ia melihat kurangnya bukti pendukung sebagai terapi jangka panjang.

 

Kurang Bukti Soal Efektivitas DAT

Selama bertahun-tahun, para pendukung DAT telah mengajukan berbagai teori tentang mengapa DAT mungkin bersifat terapeutik.

Teori-teori ini termasuk mengusulkan bahwa sonar lumba-lumba (juga disebut ekolokasi) memiliki khasiat penyembuhan, bahwa lumba-lumba memiliki hubungan khusus dengan manusia, dan bahwa interaksi dengan lumba-lumba meningkatkan motivasi untuk melakukan tugas dengan baik (Marino & Lilienfeld, 2021).

Dalam ringkasan penelitian, Marino memaparkan bahwa beberapa tinjauan umum telah mencatat kurangnya dukungan substantif untuk klaim yang dibuat oleh industri DAT serta ketidakmungkinan teori yang diajukan tentang mengapa hal itu mungkin efektif.

 

Banyak Makalah Coba Tunjukkan Efektivitas DAT, tapi Tak Maksimal

Selama beberapa dekade terakhir, banyak makalah telah diterbitkan dalam jurnal peer-review untuk menunjukkan efektivitas DAT bagi autisme dan kondisi lain. Namun, pemeriksaan yang lebih dekat dari studi-studi ini mengungkapkan kelemahan yang signifikan.

Studi-studi ini sering memeriksa ukuran hasil yang berbeda sebelum dan sesudah interaksi dengan lumba-lumba, tetapi mereka sering tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mungkin menjadi penjelasan atau alasan yang lebih tepat.

Beberapa penelitian yang dimaksud misalnya, Diltz et al., 2011; Griffioen et al., 2019; dan MdYusof & Chia, 2012.

Artinya, mereka tidak dengan hati-hati mengendalikan semua kemungkinan penjelasan. Selain itu, mereka mungkin mengandalkan laporan diri atau laporan orangtua sebagai bukti perbaikan, tetapi hal ini sering kali tidak valid, karena hal ini mungkin disebabkan oleh harapan klien akan perbaikan, bukan perbaikan aktual.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya