Liputan6.com, Jakarta Skin care, jangan hanya tahu efeknya, namun juga bahan kandungan yang ada di dalam setiap produk. Label natural dan alami tidak selalu lebih baik dari produk lainnya.
Melansir dari popsugar.com, Minggu (13/5/2018), berikut ini adalah beberapa bahan kandungan dalam produk skin care yang sebaiknya Anda hindari.
Advertisement
1. Parabens VS Leuconostoc Radis Root Ferment
Advertisement
Mungkin Anda telah akrab dengan Parabens, hampir semua produk skin care saat ini memiliki label 'Bebas Parabens.' Namun, sebenarnya Parabens berfungsi untuk mempertahankan formula tetap stabil untuk digunakan dalam dua sampai lima tahun ke depan.
Jika Anda mencari alternatif, maka gunakan Leuconostoc Radis Root Ferment, bakteri yang sama untuk menjaga makanan yang difermentasi sangat baik dan alami. Leuconostoc Radis Root Ferment dapat menjamin produk Anda bertahan hingga 12 bulan, setidaknya tidak menambahkan risiko kesehatan lainnya.
2. Phenoxyethanol VS Anise Berry
Phenoxyethanol memang kurang populer dibandingkan dengan Parabens, namun tetap memiliki kualitas pengawet yang sama. Phenoxyethanol dapat menyebabkan masalah kesehatan potensial, seperti alergi.
Beralihlah pada Anise Berry, senyawa organik yang dapat mempertahankan integritas dan kemanjuran formula skin care Anda. Bahan ini paling baik digunakan dalam produk skin care berbasis minyak, daripada emulsi.
Bahan kandungan dalam skin care yang sebaiknya dihindari
3. Hydroquinone VS Sea Fern Extract
Hydroquinone adalah bahan yang banyak terdapat pada skin care pemutih kulit, yang justru dapat melemahkan kulit itu sendiri. Selain itu, Hydroquinone juga berpotensi menyebabkan kanker, keracunan organ dan sistem tubuh, serta iritasi saluran pernapasan.
Sea Fern Extract secara alami dapat mendetoksifikasi dan mengurangi munculnya bintik-bintik gelap pada kulit wajah. Sea Fern Extract juga bisa merangsang proses alami kulit untuk menghilangkan melanin, bukan hanya memutihkannya.
4. Dimethicone VS Bamboo Ferment dan Irish Moss
Dimethicone adalah silikon sintesis yang digunakan untuk memberi tekstur. Dimethicone bekerja dengan menyebar, membentuk penghalang pelindung pada kulit, dan mengisi tampilan garis halus, serta kerutan.
Bamboo Ferment dan Irish Moss adalah dua bahan yang bisa memberikan hidrasi yang mendalam untuk kulit halus dan membentuk pelindung untuk mencegah hilangnya kelembapan.
5. Polyethylene Glycol VS Cetearyl Olivate
Polyethylene Glycol sebenarnya adalah bahan yang berfungsi untuk meningkatkan penetrasi bahan lain ke dalam kulit. Bahan ini seringkali dapat terkontaminasi dengan kotoran, seperti etilen oksida dan logam berat.
Sedangkan Cetearyl Olivate adalah asam lemak dari buah zaitun yang memiliki sifat-sifat untuk menghidrasi dan membantu menghaluskan kulit. Bahan ini dapat membuat tekstur produk skin care menjadi halus.
Advertisement
Bahan kandungan dalam skin care yang sebaiknya dihindari
6. Retinol VS Rosehip Oil dan Sea Buckthorn
Retinol adalah bahan skin care yang bisa membantu menghaluskan kulit dan mengurangi munculnya bekas jerawat, serta kerutan. Sedangkan alternatif Rosehip oil dan Sea Buckthorn adalah minyak yang bisa memberikan efek halus pada kulit, seperti retinol, namun tidak menyebabkan efek pengeringan, iritasi, dan kepekaan pada sinar matahari.
7. Synthetic Peptides VS Avocado Peptides
Synthetic Peptides biasanya digunakan pada produk anti penuaan untuk meminimalisir kerutan dan meningkatkan produksi kolagen. Sebaiknya beralihlah pada Avocado Peptides, peptida alami untuk menghidrasi dan menumbuhkan kolagen baru pada kulit, efek yang sama seperti Synthetic Peptides.
8. Propylene Glycol VS Madu
Propylene Glycol adalah bahan yang membantu menstabilkan produk skin care, menyerap air untuk membantu mempertahankan tingkat kelembapan. Sedangkan madu adalah humektan yang dapat menarik dan mengunci kelembapan.