Memahami RoHS Adalah: Pedoman Penting untuk Industri Elektronik

RoHS adalah pedoman penting yang membatasi penggunaan zat berbahaya dalam produk elektronik. Pelajari dampak dan manfaatnya bagi industri dan lingkungan.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Nov 2024, 03:02 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2024, 03:02 WIB
rohs adalah
rohs adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Dalam era teknologi yang semakin maju, industri elektronik terus berkembang pesat. Namun, perkembangan ini juga membawa tantangan tersendiri, terutama terkait dampak lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu upaya untuk mengatasi tantangan ini adalah melalui penerapan pedoman RoHS. Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan RoHS dan mengapa hal ini sangat penting bagi industri elektronik global?

Definisi RoHS: Apa itu RoHS?

RoHS adalah singkatan dari Restriction of Hazardous Substances, yang dalam Bahasa Indonesia berarti Pembatasan Zat Berbahaya. Pedoman ini pertama kali diinisiasi oleh Uni Eropa pada tahun 2002 dan mulai diberlakukan secara efektif pada 1 Juli 2006. Tujuan utama dari RoHS adalah membatasi penggunaan enam bahan berbahaya dalam produksi berbagai jenis peralatan listrik dan elektronik.

Secara lebih spesifik, RoHS membatasi penggunaan zat-zat berikut:

  • Timbal (Pb)
  • Merkuri (Hg)
  • Kadmium (Cd)
  • Kromium heksavalen (Cr6+)
  • Polibromobifenol (PBB)
  • Polibromodifenil eter (PBDE)

Pedoman RoHS menetapkan batas maksimum konsentrasi untuk zat-zat ini dalam material homogen. Untuk timbal, merkuri, kromium heksavalen, PBB, dan PBDE, batas maksimumnya adalah 0,1% atau 1000 ppm (parts per million). Sementara untuk kadmium, batas maksimumnya lebih ketat yaitu 0,01% atau 100 ppm.

Penting untuk dicatat bahwa RoHS bukan hanya sekadar rekomendasi, melainkan persyaratan wajib bagi produsen yang ingin memasarkan produk mereka di Uni Eropa. Sejak diberlakukan, pedoman ini telah mengalami beberapa kali revisi untuk memperluas cakupan dan meningkatkan efektivitasnya.

Sejarah dan Latar Belakang RoHS

Kemunculan RoHS tidak terjadi begitu saja, melainkan merupakan hasil dari kesadaran global yang semakin meningkat terhadap dampak lingkungan dari industri elektronik. Sebelum RoHS, penggunaan zat berbahaya dalam produk elektronik sangat umum karena sifat-sifatnya yang menguntungkan dalam proses produksi.

Misalnya, timbal sering digunakan dalam solder karena titik lelehnya yang rendah, sementara kadmium digunakan dalam baterai karena efisiensinya yang tinggi. Namun, seiring waktu, dampak negatif dari zat-zat ini terhadap lingkungan dan kesehatan manusia menjadi semakin jelas.

Kasus asbes menjadi salah satu contoh yang mencolok. Meskipun asbes memiliki sifat tahan api yang sangat baik, ternyata zat ini sangat berbahaya ketika terhirup dalam bentuk bubuk, menyebabkan masalah kesehatan serius seperti kanker paru-paru. Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi industri dan regulator tentang pentingnya mengevaluasi dampak jangka panjang dari bahan-bahan yang digunakan dalam produksi.

Uni Eropa, sebagai salah satu pasar elektronik terbesar di dunia, mengambil inisiatif dengan memperkenalkan RoHS. Tujuannya bukan hanya untuk melindungi konsumen dan lingkungan di Eropa, tetapi juga untuk mendorong perubahan global dalam industri elektronik. Sejak diperkenalkan, banyak negara lain di luar Uni Eropa yang telah mengadopsi standar serupa, menciptakan efek domino positif di seluruh dunia.

Cakupan dan Aplikasi RoHS

RoHS memiliki cakupan yang luas dalam industri elektronik. Pedoman ini berlaku untuk berbagai jenis produk, termasuk namun tidak terbatas pada:

  • Peralatan rumah tangga besar (misalnya kulkas, mesin cuci)
  • Peralatan rumah tangga kecil (misalnya blender, pengering rambut)
  • Peralatan IT dan telekomunikasi (misalnya komputer, ponsel)
  • Peralatan konsumen (misalnya TV, radio)
  • Peralatan penerangan (termasuk bola lampu)
  • Alat-alat listrik dan elektronik
  • Mainan, peralatan olahraga dan rekreasi
  • Mesin penjual otomatis
  • Komponen semikonduktor

Penting untuk dicatat bahwa RoHS tidak hanya berlaku untuk produk akhir, tetapi juga untuk komponen dan sub-rakitan yang digunakan dalam pembuatan produk-produk tersebut. Ini berarti bahwa seluruh rantai pasokan dalam industri elektronik harus mematuhi standar RoHS.

Meskipun demikian, ada beberapa pengecualian untuk aplikasi tertentu di mana penggunaan zat-zat yang dibatasi masih diizinkan karena belum ada alternatif yang layak. Pengecualian ini ditinjau secara berkala dan dapat dicabut jika alternatif yang aman sudah tersedia.

Manfaat Penerapan RoHS

Penerapan RoHS membawa sejumlah manfaat signifikan, baik bagi industri, konsumen, maupun lingkungan:

  1. Perlindungan Lingkungan: Dengan membatasi penggunaan zat berbahaya, RoHS membantu mengurangi pencemaran lingkungan, terutama ketika produk elektronik dibuang atau didaur ulang.
  2. Peningkatan Kesehatan Manusia: Mengurangi paparan terhadap zat berbahaya dapat menurunkan risiko masalah kesehatan jangka panjang, baik bagi pekerja di industri elektronik maupun konsumen.
  3. Mendorong Inovasi: Kebutuhan untuk mencari alternatif yang lebih aman telah mendorong inovasi dalam industri, menghasilkan teknologi dan material baru yang lebih ramah lingkungan.
  4. Harmonisasi Standar Global: Dengan banyak negara yang mengadopsi standar serupa dengan RoHS, terjadi harmonisasi standar global yang memudahkan perdagangan internasional.
  5. Peningkatan Citra Perusahaan: Kepatuhan terhadap RoHS dapat meningkatkan reputasi perusahaan sebagai entitas yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan konsumen.
  6. Efisiensi Daur Ulang: Produk yang sesuai dengan RoHS lebih mudah dan aman untuk didaur ulang, mendukung ekonomi sirkular.
  7. Pengurangan Biaya Jangka Panjang: Meskipun mungkin ada biaya awal untuk menyesuaikan dengan RoHS, dalam jangka panjang dapat mengurangi biaya terkait penanganan limbah berbahaya dan potensi litigasi.

Manfaat-manfaat ini menunjukkan bahwa RoHS bukan hanya tentang kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga tentang menciptakan industri elektronik yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Proses Implementasi RoHS

Mengimplementasikan RoHS dalam proses produksi bukanlah tugas yang sederhana. Ini memerlukan pendekatan sistematis dan komitmen dari seluruh organisasi. Berikut adalah langkah-langkah kunci dalam proses implementasi RoHS:

  1. Audit dan Analisis: Langkah pertama adalah melakukan audit menyeluruh terhadap semua bahan dan komponen yang digunakan dalam produksi. Ini melibatkan analisis detail komposisi kimia dari setiap material.
  2. Identifikasi Area yang Perlu Perbaikan: Berdasarkan hasil audit, perusahaan dapat mengidentifikasi area mana yang memerlukan perubahan untuk memenuhi standar RoHS.
  3. Pencarian Alternatif: Untuk komponen atau bahan yang tidak memenuhi standar RoHS, perusahaan perlu mencari alternatif yang aman. Ini mungkin melibatkan kerjasama dengan pemasok atau pengembangan solusi internal.
  4. Modifikasi Proses Produksi: Seringkali, perubahan dalam bahan yang digunakan juga memerlukan modifikasi dalam proses produksi. Ini bisa melibatkan investasi dalam peralatan baru atau pelatihan staf.
  5. Pengujian dan Verifikasi: Setelah perubahan dilakukan, produk harus diuji secara ketat untuk memastikan kepatuhan terhadap RoHS. Ini melibatkan penggunaan metode pengujian seperti X-Ray Fluorescence (XRF) atau Inductively Coupled Plasma (ICP).
  6. Dokumentasi: Perusahaan harus menyimpan dokumentasi yang rinci tentang kepatuhan mereka terhadap RoHS. Ini termasuk sertifikat kepatuhan dari pemasok, hasil pengujian, dan catatan proses produksi.
  7. Pelatihan Staf: Semua personel yang terlibat dalam proses produksi dan pengadaan harus dilatih tentang persyaratan RoHS dan pentingnya kepatuhan.
  8. Pemantauan Berkelanjutan: Kepatuhan terhadap RoHS bukanlah proses satu kali, melainkan upaya berkelanjutan. Perusahaan perlu terus memantau dan memperbarui proses mereka sesuai dengan perubahan dalam regulasi.
  9. Sertifikasi: Meskipun tidak selalu wajib, banyak perusahaan memilih untuk mendapatkan sertifikasi RoHS dari badan sertifikasi independen sebagai bukti kepatuhan mereka.

Implementasi RoHS mungkin tampak menantang pada awalnya, tetapi dengan pendekatan yang sistematis dan komitmen terhadap keberlanjutan, perusahaan dapat mencapai kepatuhan dan bahkan mengubahnya menjadi keunggulan kompetitif.

Tantangan dalam Penerapan RoHS

Meskipun RoHS membawa banyak manfaat, implementasinya juga menghadirkan beberapa tantangan signifikan bagi industri elektronik:

  1. Biaya Awal yang Tinggi: Mengubah proses produksi dan mencari alternatif untuk bahan yang dibatasi seringkali memerlukan investasi besar. Ini bisa menjadi beban terutama bagi perusahaan kecil dan menengah.
  2. Kompleksitas Rantai Pasokan: Banyak produsen elektronik bergantung pada jaringan pemasok global yang kompleks. Memastikan kepatuhan RoHS di seluruh rantai pasokan bisa menjadi tugas yang rumit dan memakan waktu.
  3. Keterbatasan Teknologi: Untuk beberapa aplikasi, menemukan alternatif yang sepenuhnya memenuhi persyaratan RoHS tanpa mengorbankan kinerja produk bisa menjadi tantangan teknis yang signifikan.
  4. Variasi Regulasi Global: Meskipun banyak negara telah mengadopsi standar serupa dengan RoHS, masih ada variasi dalam persyaratan spesifik antar negara. Ini bisa menyulitkan perusahaan yang beroperasi di pasar global.
  5. Pengujian dan Verifikasi: Proses pengujian untuk memastikan kepatuhan RoHS bisa mahal dan memakan waktu, terutama untuk produk dengan komponen yang kompleks.
  6. Ketersediaan Bahan Alternatif: Dalam beberapa kasus, bahan alternatif yang aman mungkin tidak tersedia dalam jumlah yang cukup atau dengan harga yang terjangkau.
  7. Perubahan Performa Produk: Penggunaan bahan alternatif kadang-kadang dapat memengaruhi kinerja atau daya tahan produk, yang memerlukan pengujian dan pengembangan lebih lanjut.
  8. Pembaruan Regulasi: RoHS terus berkembang, dengan penambahan zat baru yang dibatasi dari waktu ke waktu. Perusahaan harus terus memperbarui pengetahuan dan proses mereka untuk tetap patuh.
  9. Edukasi Konsumen: Banyak konsumen mungkin tidak menyadari pentingnya RoHS, yang bisa memengaruhi keputusan pembelian mereka. Edukasi konsumen tentang manfaat produk yang patuh RoHS bisa menjadi tantangan tersendiri.

Meskipun tantangan-tantangan ini signifikan, banyak perusahaan telah berhasil mengatasinya dan bahkan mengubahnya menjadi peluang untuk inovasi dan diferensiasi pasar. Kunci keberhasilannya adalah pendekatan proaktif, investasi dalam penelitian dan pengembangan, serta kolaborasi yang erat dengan pemasok dan mitra industri.

Perkembangan Terkini dalam RoHS

RoHS bukanlah regulasi yang statis; ia terus berkembang untuk mengikuti perkembangan teknologi dan pemahaman ilmiah tentang dampak zat berbahaya. Beberapa perkembangan terkini dalam RoHS meliputi:

  1. RoHS 3: Pada tahun 2015, Uni Eropa menerbitkan RoHS 3 (2015/863/EU), yang menambahkan empat ftalat ke daftar zat yang dibatasi. Ini termasuk Bis(2-etilheksil) ftalat (DEHP), Butil benzil ftalat (BBP), Dibutil ftalat (DBP), dan Diisobutil ftalat (DIBP). Pembatasan ini mulai berlaku pada Juli 2019.
  2. Perluasan Cakupan: RoHS terus memperluas cakupannya untuk mencakup lebih banyak kategori produk. Misalnya, peralatan medis dan instrumen pemantauan dan kontrol yang sebelumnya dikecualikan, kini juga harus mematuhi RoHS.
  3. Harmonisasi Global: Semakin banyak negara di luar Uni Eropa yang mengadopsi regulasi serupa dengan RoHS. Contohnya termasuk China RoHS, Korea RoHS, dan Japan RoHS. Ini mendorong harmonisasi standar global, meskipun masih ada beberapa perbedaan dalam implementasi spesifik.
  4. Fokus pada Ekonomi Sirkular: Ada peningkatan penekanan pada bagaimana RoHS dapat mendukung prinsip-prinsip ekonomi sirkular, termasuk desain untuk daur ulang dan penggunaan kembali bahan.
  5. Integrasi dengan Regulasi Lain: RoHS semakin terintegrasi dengan regulasi lingkungan lainnya, seperti REACH (Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemicals) di Uni Eropa, untuk menciptakan pendekatan yang lebih komprehensif terhadap manajemen zat berbahaya.
  6. Peningkatan Metode Pengujian: Metode pengujian untuk kepatuhan RoHS terus berkembang, dengan peningkatan akurasi dan efisiensi. Ini termasuk pengembangan teknik analisis non-destruktif yang lebih canggih.
  7. Fokus pada Nanomaterial: Ada diskusi yang sedang berlangsung tentang potensi pembatasan nanomaterial tertentu dalam konteks RoHS, mengingat sifat unik dan potensi risiko mereka.
  8. Peningkatan Transparansi: Ada dorongan untuk meningkatkan transparansi dalam rantai pasokan terkait dengan kepatuhan RoHS, termasuk penggunaan platform digital untuk berbagi informasi kepatuhan.

Perkembangan-perkembangan ini menunjukkan bahwa RoHS terus menjadi instrumen penting dalam upaya global untuk menciptakan industri elektronik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perusahaan yang ingin tetap kompetitif di pasar global perlu terus memantau dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan ini.

Dampak RoHS terhadap Industri Elektronik Global

Penerapan RoHS telah memberikan dampak yang signifikan terhadap industri elektronik global. Berikut adalah beberapa cara di mana RoHS telah memengaruhi lanskap industri:

  1. Perubahan dalam Desain Produk: Produsen harus mendesain ulang banyak produk mereka untuk menghilangkan atau mengurangi penggunaan zat yang dibatasi. Ini telah mendorong inovasi dalam desain produk dan penggunaan material alternatif.
  2. Peningkatan Kesadaran Lingkungan: RoHS telah membantu meningkatkan kesadaran tentang dampak lingkungan dari produk elektronik di seluruh industri, dari produsen hingga konsumen.
  3. Transformasi Rantai Pasokan: Perusahaan harus bekerja lebih erat dengan pemasok mereka untuk memastikan kepatuhan RoHS di seluruh rantai pasokan. Ini telah mendorong transparansi dan kolaborasi yang lebih besar dalam industri.
  4. Standarisasi Global: Meskipun ada variasi dalam implementasi, RoHS telah mendorong standarisasi global dalam penggunaan bahan dalam produk elektronik, memfasilitasi perdagangan internasional.
  5. Peningkatan Investasi dalam R&D: Kebutuhan untuk menemukan alternatif yang aman telah mendorong investasi besar dalam penelitian dan pengembangan material baru.
  6. Perubahan dalam Proses Manufaktur: Banyak perusahaan harus mengubah proses manufaktur mereka untuk mengakomodasi penggunaan bahan alternatif yang memenuhi standar RoHS.
  7. Peningkatan Biaya Produksi: Dalam jangka pendek, kepatuhan terhadap RoHS seringkali meningkatkan biaya produksi. Namun, dalam jangka panjang, ini dapat menghasilkan efisiensi dan pengurangan biaya terkait penanganan limbah berbahaya.
  8. Pergeseran Pasar: RoHS telah menciptakan pasar baru untuk produk dan komponen yang patuh, sementara mengurangi permintaan untuk produk yang mengandung zat yang dibatasi.
  9. Peningkatan Fokus pada Daur Ulang: Dengan pembatasan zat berbahaya, proses daur ulang produk elektronik menjadi lebih aman dan lebih efisien, mendorong peningkatan tingkat daur ulang di industri.
  10. Perubahan dalam Strategi Pemasaran: Kepatuhan terhadap RoHS telah menjadi poin penjualan penting bagi banyak perusahaan, dengan banyak yang menggunakan status "RoHS compliant" sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka.

Dampak-dampak ini menunjukkan bahwa RoHS telah menjadi katalis penting untuk perubahan positif dalam industri elektronik global. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, RoHS telah membantu mendorong industri ke arah praktik yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Perbandingan RoHS dengan Regulasi Serupa

RoHS bukanlah satu-satunya regulasi yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk elektronik. Ada beberapa regulasi serupa di seluruh dunia. Berikut adalah perbandingan RoHS dengan beberapa regulasi lainnya:

  1. REACH (Registration, Evaluation, Authorisation and Restriction of Chemicals):
    • Cakupan: REACH lebih luas, mencakup semua bahan kimia yang diproduksi atau diimpor ke UE, tidak hanya yang digunakan dalam produk elektronik.
    • Pendekatan: REACH menggunakan pendekatan berbasis risiko, sementara RoHS lebih fokus pada pembatasan zat tertentu.
    • Implementasi: REACH memerlukan registrasi zat, sementara RoHS langsung membatasi penggunaannya.
  2. China RoHS:
    • Cakupan: Mirip dengan RoHS UE, tetapi dengan beberapa perbedaan dalam zat yang dibatasi dan kategori produk yang dicakup.
    • Pelabelan: China RoHS memiliki persyaratan pelabelan yang lebih rinci, termasuk pengungkapan periode penggunaan ramah lingkungan.
    • Implementasi: China RoHS diterapkan secara bertahap, dengan pendekatan yang lebih fleksibel dalam beberapa aspek.
  3. California's Proposition 65:
    • Fokus: Lebih luas dari RoHS, mencakup berbagai zat yang diketahui menyebabkan kanker atau cacat lahir.
    • Pendekatan: Menekankan pada peringatan konsumen daripada pembatasan langsung.
    • Cakupan Produk: Berlaku untuk berbagai produk, tidak hanya elektronik.
  4. Japan RoHS:
    • Pendekatan: Lebih berfokus pada pengungkapan informasi daripada pembatasan ketat.
    • Zat yang Diatur: Mencakup zat yang sama dengan RoHS UE, tetapi dengan beberapa perbedaan dalam implementasi.
    • Pelabelan: Memiliki sistem pelabelan J-Moss yang unik.
  5. Korea RoHS:
    • Cakupan: Mirip dengan RoHS UE, tetapi dengan beberapa perbedaan dalam kategori produk yang dicakup.
    • Implementasi: Memiliki pendekatan yang lebih bertahap dalam penerapannya.
    • Persyaratan Tambahan: Mencakup persyaratan untuk daur ulang dan pengelolaan limbah elektronik.

Meskipun ada perbedaan dalam implementasi spesifik, semua regulasi ini memiliki tujuan umum untuk mengurangi dampak lingkungan dan kesehatan dari zat berbahaya dalam produk konsumen. Harmonisasi global terus berlanjut, dengan banyak negara yang menyelaraskan regulasi mereka dengan standar RoHS UE, meskipun perbedaan regional tetap ada.

Bagi perusahaan yang beroperasi di pasar global, memahami nuansa dari berbagai regulasi ini sangat penting untuk memastikan kepatuhan di semua pasar yang mereka layani.

Masa Depan RoHS dan Industri Elektronik

Seiring dengan perkembangan teknologi dan meningkatnya kesadaran lingkungan, masa depan RoHS dan dampaknya terhadap industri elektronik terus berkembang. Berikut adalah beberapa tren dan prediksi untuk masa depan:

  1. Perluasan Daftar Zat yang Dibatasi: Kemungkinan besar akan ada penambahan zat baru ke dalam daftar yang dibatasi oleh RoHS, seiring dengan penemuan baru tentang dampak lingkungan dan kesehatan dari berbagai bahan kimia.
  2. Integrasi dengan Ekonomi Sirkular: RoHS akan semakin terintegrasi dengan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, mendorong desain produk yang lebih mudah didaur ulang dan penggunaan kembali bahan.
  3. Fokus pada Nanomaterial: Dengan meningkatnya penggunaan nanomaterial dalam elektronik, RoHS mungkin akan mulai mengatur penggunaan nanomaterial tertentu yang berpotensi berbahaya.
  4. Harmonisasi Global yang Lebih Besar: Akan ada upaya yang lebih besar untuk menyelaraskan berbagai versi RoHS di seluruh dunia, mengurangi kompleksitas bagi produsen global.
  5. Peningkatan Transparansi Rantai Pasokan: Teknologi blockchain dan solusi digital lainnya mungkin akan digunakan untuk meningkatkan transparansi dan pelacakan kepatuhan RoHS di seluruh rantai pasokan.
  6. Inovasi dalam Material Alternatif: Penelitian dan pengembangan akan terus menghasilkan material baru yang lebih aman dan lebih ramah lingkungan sebagai pengganti zat yang dibatasi.
  7. Integrasi dengan Internet of Things (IoT): Dengan pertumbuhan IoT, RoHS mungkin akan diperluas untuk mencakup aspek-aspek baru dari perangkat terhubung dan sensor.
  8. Fokus pada Efisiensi Energi: RoHS mungkin akan diperluas untuk mencakup aspek efisiensi energi, mendorong pengembangan produk elektronik yang lebih hemat energi.
  9. Peningkatan Peran Konsumen: Konsumen akan semakin sadar dan menuntut produk yang patuh RoHS, mendorong industri untuk lebih transparan tentang komposisi produk mereka.
  10. Kolaborasi Industri yang Lebih Besar: Akan ada peningkatan kolaborasi antar perusahaan dan industri untuk mengatasi tantangan kepatuhan RoHS dan mengembangkan solusi bersama.

Masa depan RoHS dan industri elektronik akan ditandai oleh inovasi berkelanjutan, peningkatan kesadaran lingkungan, dan integrasi yang lebih besar dengan inisiatif keberlanjutan global. Perusahaan yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan ini dan mengambil pendekatan proaktif terhadap keberlanjutan akan berada dalam posisi yang kuat untuk sukses di masa depan.

Kesimpulan

RoHS telah menjadi tonggak penting dalam upaya global untuk menciptakan industri elektronik yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sejak diperkenalkan oleh Uni Eropa pada tahun 2002, pedoman ini telah membawa perubahan signifikan dalam cara produk elektronik dirancang, diproduksi, dan didaur ulang di seluruh dunia.

Meskipun implementasi RoHS menghadirkan tantangan bagi industri, terutama dalam hal biaya dan kompleksitas teknis, manfaat jangka panjangnya jauh lebih besar. Dari pengurangan dampak lingkungan dan peningkatan kesehatan manusia hingga mendorong inovasi dan menciptakan standar global, RoHS telah memainkan peran kunci dalam membentuk lanskap industri elektronik modern.

Ke depannya, RoHS akan terus berkembang, mungkin mencakup lebih banyak zat dan kategori produk, serta berintegrasi lebih erat dengan inisiatif keberlanjutan global lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya