Pengertian Konjungsi Subordinatif, Jenis, dan Penggunaannya dalam Kalimat

Konjungsi subordinatif adalah kata penghubung yang menggabungkan klausa utama dan klausa bawahan. Pelajari jenis dan penggunaannya dalam kalimat di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Nov 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2024, 14:13 WIB
subordinatif adalah
subordinatif adalah ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Pengertian Konjungsi Subordinatif

Liputan6.com, Jakarta Konjungsi subordinatif adalah kata penghubung yang berfungsi untuk menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaksis yang berbeda. Salah satu klausa berperan sebagai klausa utama, sedangkan klausa lainnya menjadi klausa bawahan atau anak kalimat. Penggunaan konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat.

Berbeda dengan konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua unsur setara, konjungsi subordinatif menghubungkan unsur-unsur yang tidak sederajat. Klausa bawahan yang dihasilkan dari penggunaan konjungsi subordinatif berfungsi untuk melengkapi atau menerangkan klausa utama. Tanpa kehadiran klausa utama, klausa bawahan tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh.

Beberapa ciri khas konjungsi subordinatif antara lain:

  • Menghubungkan dua klausa atau lebih dengan status sintaksis berbeda
  • Menghasilkan kalimat majemuk bertingkat
  • Klausa bawahan tidak dapat berdiri sendiri tanpa klausa utama
  • Posisinya dapat berada di awal atau tengah kalimat
  • Jika di awal kalimat, dipisahkan dengan koma dari klausa utama

Pemahaman tentang konjungsi subordinatif penting dalam mempelajari struktur kalimat bahasa Indonesia. Penggunaannya yang tepat dapat menghasilkan kalimat yang lebih kompleks namun tetap padu dan bermakna.

Jenis-Jenis Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif memiliki beragam jenis berdasarkan hubungan makna yang dihasilkan antara klausa utama dan klausa bawahan. Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis konjungsi subordinatif beserta contohnya:

1. Konjungsi Subordinatif Waktu

Konjungsi ini menunjukkan hubungan waktu antara peristiwa pada klausa utama dan klausa bawahan. Contohnya: sejak, semenjak, sedari, ketika, sementara, seraya, selagi, selama, sambil, setelah, sesudah, sebelum, hingga, sampai.

Contoh kalimat:

  • Sejak ibunya meninggal, Andi tinggal bersama neneknya.
  • Saya akan menunggumu sampai kamu datang.

2. Konjungsi Subordinatif Syarat

Konjungsi ini menunjukkan syarat terjadinya peristiwa pada klausa utama. Contohnya: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

Contoh kalimat:

  • Jika hujan turun, acara akan dibatalkan.
  • Kamu boleh bermain asalkan tugasmu sudah selesai.

3. Konjungsi Subordinatif Tujuan

Konjungsi ini menunjukkan tujuan dari tindakan pada klausa utama. Contohnya: agar, supaya, untuk.

Contoh kalimat:

  • Dia belajar dengan giat agar lulus ujian.
  • Ibu memasak makanan lezat supaya anak-anak mau makan.

4. Konjungsi Subordinatif Penyebaban

Konjungsi ini menunjukkan sebab terjadinya peristiwa pada klausa utama. Contohnya: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

Contoh kalimat:

  • Dia tidak masuk sekolah karena sakit.
  • Oleh karena hujan deras, jalan menjadi banjir.

5. Konjungsi Subordinatif Pengandaian

Konjungsi ini menunjukkan pengandaian atau kondisi yang belum terjadi. Contohnya: andaikan, seandainya, andai kata, seumpama.

Contoh kalimat:

  • Andaikan saya kaya, saya akan membantu banyak orang.
  • Seandainya dia datang lebih awal, dia tidak akan ketinggalan bus.

6. Konjungsi Subordinatif Perbandingan

Konjungsi ini menunjukkan perbandingan antara dua hal. Contohnya: seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, seakan-akan, seolah-olah.

Contoh kalimat:

  • Dia berlari secepat kilat seolah-olah dikejar setan.
  • Wajahnya cantik bagaikan bidadari.

7. Konjungsi Subordinatif Akibat

Konjungsi ini menunjukkan akibat dari peristiwa pada klausa utama. Contohnya: sehingga, sampai-sampai, maka.

Contoh kalimat:

  • Hujan turun sangat deras sehingga banyak rumah terendam banjir.
  • Dia bekerja terlalu keras sampai-sampai jatuh sakit.

8. Konjungsi Subordinatif Konsesif

Konjungsi ini menunjukkan keadaan yang berlawanan dengan yang seharusnya terjadi. Contohnya: meskipun, walaupun, sekalipun, biarpun, kendatipun.

Contoh kalimat:

  • Meskipun sakit, dia tetap pergi bekerja.
  • Walaupun sudah tua, dia masih sangat energik.

Pemahaman tentang berbagai jenis konjungsi subordinatif ini penting untuk dapat menggunakannya dengan tepat dalam kalimat. Setiap jenis memiliki fungsi spesifik dalam menghubungkan klausa utama dan klausa bawahan.

Penggunaan Konjungsi Subordinatif dalam Kalimat

Penggunaan konjungsi subordinatif yang tepat dapat meningkatkan kualitas dan kejelasan tulisan. Berikut adalah beberapa pedoman dan tips untuk menggunakan konjungsi subordinatif dalam kalimat:

1. Posisi Konjungsi Subordinatif

Konjungsi subordinatif dapat diletakkan di awal atau di tengah kalimat. Jika diletakkan di awal kalimat, konjungsi subordinatif diikuti oleh klausa bawahan, kemudian dipisahkan dengan koma dari klausa utama.

Contoh:

  • Ketika hujan turun, kami memutuskan untuk tinggal di rumah.
  • Kami memutuskan untuk tinggal di rumah ketika hujan turun.

2. Penggunaan Tanda Baca

Perhatikan penggunaan tanda baca, terutama koma, saat menggunakan konjungsi subordinatif. Koma digunakan untuk memisahkan klausa bawahan dari klausa utama jika klausa bawahan mendahului klausa utama.

Contoh:

  • Meskipun lelah, dia tetap tersenyum.
  • Dia tetap tersenyum meskipun lelah.

3. Pemilihan Konjungsi yang Tepat

Pilih konjungsi subordinatif yang sesuai dengan hubungan makna yang ingin disampaikan antara klausa utama dan klausa bawahan. Penggunaan konjungsi yang tidak tepat dapat mengubah makna kalimat.

Contoh:

  • Benar: Dia belajar dengan giat agar lulus ujian.
  • Salah: Dia belajar dengan giat karena lulus ujian.

4. Variasi Penggunaan

Gunakan berbagai jenis konjungsi subordinatif untuk membuat tulisan lebih menarik dan tidak monoton. Variasi ini juga dapat membantu menyampaikan ide dengan lebih tepat dan jelas.

Contoh variasi:

  • Setelah makan siang, kami pergi ke taman.
  • Kami pergi ke taman seusai makan siang.
  • Begitu selesai makan siang, kami langsung menuju taman.

5. Hindari Penggunaan Berlebihan

Meskipun konjungsi subordinatif berguna untuk menghubungkan ide, penggunaan yang berlebihan dapat membuat kalimat menjadi rumit dan sulit dipahami. Gunakan secukupnya dan sesuai kebutuhan.

Contoh penggunaan berlebihan:

  • Ketika saya bangun pagi, karena alarm berbunyi, meskipun masih mengantuk, saya segera bersiap-siap agar tidak terlambat ke kantor.

Perbaikan:

  • Saya bangun pagi karena alarm berbunyi. Meskipun masih mengantuk, saya segera bersiap-siap agar tidak terlambat ke kantor.

6. Perhatikan Konteks

Penggunaan konjungsi subordinatif harus memperhatikan konteks kalimat secara keseluruhan. Pastikan hubungan logis antara klausa utama dan klausa bawahan tetap terjaga.

Contoh yang tepat:

  • Walaupun sudah berusaha keras, dia tetap gagal dalam ujian.

Contoh yang tidak tepat:

  • Walaupun sudah berusaha keras, dia berhasil dalam ujian.

7. Konsistensi Waktu

Perhatikan konsistensi penggunaan kala (tense) dalam klausa utama dan klausa bawahan, terutama saat menggunakan konjungsi subordinatif waktu.

Contoh yang tepat:

  • Setelah dia pulang, kami akan makan malam bersama.

Contoh yang tidak tepat:

  • Setelah dia pulang, kami makan malam bersama.

Dengan memperhatikan pedoman-pedoman ini, penggunaan konjungsi subordinatif dalam kalimat akan menjadi lebih efektif dan bermakna. Praktik yang konsisten akan membantu meningkatkan keterampilan menulis dan berkomunikasi secara lebih baik.

Perbedaan Konjungsi Subordinatif dengan Jenis Konjungsi Lainnya

Untuk memahami konjungsi subordinatif dengan lebih baik, penting untuk membandingkannya dengan jenis konjungsi lainnya. Berikut adalah perbedaan utama antara konjungsi subordinatif dengan konjungsi koordinatif dan konjungsi korelatif:

1. Konjungsi Subordinatif vs Konjungsi Koordinatif

Perbedaan utama:

  • Konjungsi subordinatif menghubungkan klausa yang tidak setara, sedangkan konjungsi koordinatif menghubungkan unsur-unsur yang setara.
  • Konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, sementara konjungsi koordinatif menghasilkan kalimat majemuk setara.
  • Klausa yang dihubungkan oleh konjungsi subordinatif tidak dapat berdiri sendiri, sedangkan klausa yang dihubungkan oleh konjungsi koordinatif dapat berdiri sendiri.

Contoh konjungsi koordinatif: dan, atau, tetapi, serta, melainkan

Contoh perbandingan:

  • Konjungsi subordinatif: Dia tidak datang karena sakit. (klausa "karena sakit" tidak dapat berdiri sendiri)
  • Konjungsi koordinatif: Dia sakit tetapi tetap datang. (kedua klausa dapat berdiri sendiri)

2. Konjungsi Subordinatif vs Konjungsi Korelatif

Perbedaan utama:

  • Konjungsi subordinatif terdiri dari satu kata, sedangkan konjungsi korelatif terdiri dari dua bagian yang berpasangan.
  • Konjungsi subordinatif menghubungkan klausa utama dan klausa bawahan, sementara konjungsi korelatif menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang setara.
  • Konjungsi subordinatif dapat diletakkan di awal atau tengah kalimat, sedangkan konjungsi korelatif selalu memisahkan dua unsur yang dihubungkan.

Contoh konjungsi korelatif: baik...maupun..., tidak hanya...tetapi juga..., bukan hanya...melainkan juga...

Contoh perbandingan:

  • Konjungsi subordinatif: Meskipun hujan, dia tetap pergi. (satu kata penghubung)
  • Konjungsi korelatif: Dia tidak hanya pandai, tetapi juga rajin. (dua kata penghubung yang berpasangan)

3. Fungsi dalam Kalimat

Fungsi masing-masing jenis konjungsi:

  • Konjungsi subordinatif: Membentuk kalimat kompleks dengan menghubungkan ide utama dan ide pendukung.
  • Konjungsi koordinatif: Menggabungkan dua ide setara dalam satu kalimat.
  • Konjungsi korelatif: Menekankan hubungan antara dua elemen yang setara dalam kalimat.

4. Fleksibilitas Posisi

Perbedaan dalam penempatan:

  • Konjungsi subordinatif: Dapat diletakkan di awal atau tengah kalimat.
  • Konjungsi koordinatif: Biasanya diletakkan di antara dua unsur yang dihubungkan.
  • Konjungsi korelatif: Selalu memisahkan dua unsur yang dihubungkan.

5. Pengaruh terhadap Struktur Kalimat

Pengaruh pada struktur:

  • Konjungsi subordinatif: Menciptakan hierarki dalam kalimat, dengan satu klausa bergantung pada klausa lainnya.
  • Konjungsi koordinatif: Mempertahankan kesetaraan antara unsur-unsur yang dihubungkan.
  • Konjungsi korelatif: Menekankan keseimbangan atau kontras antara dua elemen dalam kalimat.

Memahami perbedaan ini penting untuk menggunakan konjungsi dengan tepat dan efektif dalam berbagai konteks penulisan. Setiap jenis konjungsi memiliki peran unik dalam membentuk struktur dan makna kalimat.

Manfaat Penggunaan Konjungsi Subordinatif

Penggunaan konjungsi subordinatif dalam bahasa Indonesia membawa sejumlah manfaat penting bagi penulis dan pembaca. Berikut adalah beberapa keuntungan utama dari penggunaan konjungsi subordinatif:

1. Meningkatkan Kompleksitas dan Kedalaman Ide

Konjungsi subordinatif memungkinkan penulis untuk menggabungkan ide-ide yang kompleks dalam satu kalimat. Ini membantu dalam menyampaikan pemikiran yang lebih mendalam dan nuansa yang lebih halus.

Contoh:

  • Sederhana: Dia belajar keras. Dia ingin lulus ujian.
  • Dengan konjungsi subordinatif: Dia belajar keras karena ingin lulus ujian.

2. Memperjelas Hubungan antar Ide

Penggunaan konjungsi subordinatif membantu menjelaskan hubungan logis antara berbagai bagian dari sebuah kalimat, seperti sebab-akibat, tujuan, atau kondisi.

Contoh:

  • Tanpa konjungsi: Hujan turun. Acara dibatalkan.
  • Dengan konjungsi subordinatif: Acara dibatalkan karena hujan turun.

3. Meningkatkan Variasi Struktur Kalimat

Konjungsi subordinatif memungkinkan penulis untuk menciptakan variasi dalam struktur kalimat, menghindari pengulangan dan membuat teks lebih menarik untuk dibaca.

Contoh variasi:

  • Meskipun lelah, dia tetap tersenyum.
  • Dia tetap tersenyum walaupun lelah.
  • Sekalipun merasa lelah, senyumnya tak pernah pudar.

4. Membantu dalam Penekanan Informasi

Dengan menempatkan informasi dalam klausa utama atau klausa bawahan, penulis dapat menekankan aspek tertentu dari pesan yang ingin disampaikan.

Contoh:

  • Penekanan pada akibat: Karena terlambat bangun, dia ketinggalan bus.
  • Penekanan pada sebab: Dia ketinggalan bus karena terlambat bangun.

5. Meningkatkan Efisiensi Bahasa

Konjungsi subordinatif memungkinkan penyampaian informasi yang lebih padat dalam satu kalimat, mengurangi kebutuhan untuk menggunakan banyak kalimat pendek.

Contoh:

  • Tidak efisien: Dia pergi ke toko. Dia ingin membeli buku. Buku itu untuk adiknya.
  • Efisien: Dia pergi ke toko untuk membeli buku yang diinginkan adiknya.

6. Memfasilitasi Alur Logis dalam Tulisan

Penggunaan konjungsi subordinatif membantu menciptakan alur yang logis dalam tulisan, menghubungkan ide-ide dengan cara yang koheren dan mudah diikuti.

Contoh:

  • Setelah menyelesaikan pekerjaan rumahnya, dia memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan belajar untuk ujian besok.

7. Meningkatkan Presisi dalam Komunikasi

Konjungsi subordinatif memungkinkan penulis untuk menyampaikan nuansa dan detail yang lebih spesifik, meningkatkan presisi dalam komunikasi.

Contoh:

  • Kurang presisi: Dia tidak datang ke pesta. Dia sakit.
  • Lebih presisi: Dia tidak datang ke pesta karena sedang menderita flu berat.

8. Membantu dalam Argumentasi dan Persuasi

Dalam tulisan argumentatif, konjungsi subordinatif dapat membantu memperkuat argumen dengan menghubungkan premis dan kesimpulan secara logis.

Contoh:

  • Mengingat bahwa polusi plastik semakin meningkat, kita harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Dengan memahami dan memanfaatkan manfaat-manfaat ini, penulis dapat meningkatkan kualitas tulisan mereka secara signifikan. Penggunaan konjungsi subordinatif yang tepat tidak hanya membuat tulisan lebih menarik dan mudah dibaca, tetapi juga membantu dalam menyampaikan ide-ide kompleks dengan lebih efektif.

Kesalahan Umum dalam Penggunaan Konjungsi Subordinatif

Meskipun konjungsi subordinatif sangat berguna dalam meningkatkan kualitas tulisan, ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam penggunaannya. Mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan ini penting untuk memastikan komunikasi yang efektif. Berikut adalah beberapa kesalahan umum beserta cara mengatasinya:

1. Penggunaan Konjungsi yang Tidak Tepat

Kesalahan: Menggunakan konjungsi yang tidak sesuai dengan hubungan logis yang ingin disampaikan.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Dia tidak datang ke sekolah karena dia rajin belajar.
  • Benar: Dia tidak datang ke sekolah karena dia sakit.

Solusi: Pahami dengan baik makna setiap konjungsi dan gunakan sesuai dengan konteks yang tepat.

2. Klausa Tidak Lengkap

Kesalahan: Menggunakan konjungsi subordinatif tanpa klausa yang lengkap.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Meskipun hujan lebat.
  • Benar: Meskipun hujan lebat, mereka tetap pergi piknik.

Solusi: Pastikan setiap klausa memiliki subjek dan predikat yang lengkap.

3. Penggunaan Tanda Baca yang Salah

Kesalahan: Salah menempatkan atau tidak menggunakan tanda baca, terutama koma.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Ketika hujan turun mereka berlari mencari tempat berteduh.
  • Benar: Ketika hujan turun, mereka berlari mencari tempat berteduh.

Solusi: Gunakan koma untuk memisahkan klausa bawahan yang mendahului klausa utama.

4. Penggunaan Ganda Konjungsi

Kesalahan: Menggunakan dua konjungsi subordinatif dalam satu kalimat tanpa struktur yang tepat.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Karena dia sakit sehingga dia tidak masuk sekolah.
  • Benar: Karena dia sakit, dia tidak masuk sekolah.

Solusi: Hindari penggunaan ganda konjungsi subordinatif kecuali dalam struktur kalimat yang kompleks dan benar.

5. Ketidakkonsistenan Waktu

Kesalahan: Tidak konsisten dalam penggunaan kala (tense) antara klausa utama dan klausa bawahan.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Setelah dia pulang, kami makan malam bersama.
  • Benar: Setelah dia pulang, kami akan makan malam bersama.

Solusi: Pastikan konsistensi waktu antara klausa utama dan klausa bawahan.

6. Kalimat yang Terlalu Panjang

Kesalahan: Membuat kalimat yang terlalu panjang dengan banyak klausa subordinatif.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Ketika dia bangun pagi, karena alarmnya berbunyi, meskipun masih mengantuk, dia segera bersiap-siap agar tidak terlambat ke sekolah yang baru dibuka setelah libur panjang.

Solusi: Pecah kalimat panjang menjadi beberapa kalimat yang lebih pendek dan mudah dipahami.

7. Penggunaan yang Berlebihan

Kesalahan: Menggunakan konjungsi subordinatif terlalu sering dalam satu paragraf atau tulisan.

Contoh kesalahan: Menggunakan "karena" di setiap kalimat dalam satu paragraf.

Solusi: Variasikan struktur kalimat dan gunakan konjungsi subordinatif secara bijak untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu.

8. Kesalahan Logika

Kesalahan: Menggunakan konjungsi subordinatif yang menciptakan hubungan logis yang tidak masuk akal.

Contoh kesalahan:

  • Salah: Meskipun dia rajin belajar, nilainya selalu bagus.
  • Benar: Karena dia rajin belajar, nilainya selalu bagus.

Solusi: Periksa kembali logika kalimat dan pastikan konjungsi yang digunakan menciptakan hubungan yang masuk akal.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini dan menerapkan solusi yang disarankan, penggunaan konjungsi subordinatif akan menjadi lebih efektif dan tepat. Praktik yang konsisten dan perhatian terhadap detail akan membantu meningkatkan keterampilan menulis secara keseluruhan.

Kesimpulan

Konjungsi subordinatif merupakan alat penting dalam bahasa Indonesia untuk menciptakan kalimat yang kompleks namun tetap koheren. Penggunaannya yang tepat dapat meningkatkan kualitas tulisan dengan menghubungkan ide-ide secara logis dan efektif. Meskipun ada beberapa tantangan dalam penggunaannya, pemahaman yang baik tentang jenis-jenis konjungsi subordinatif dan praktik yang konsisten dapat membantu mengatasi kesulitan tersebut.

Penting untuk diingat bahwa konjungsi subordinatif bukan hanya tentang menghubungkan kata-kata, tetapi juga tentang menghubungkan ide dan menciptakan alur pemikiran yang jelas. Dengan memperhatikan konteks, logika, dan struktur kalimat, penggunaan konjungsi subordinatif dapat menjadi kunci untuk menghasilkan tulisan yang

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya