Cara Mengobati Gondongan pada Anak, Ini Panduan Lengkap untuk Orangtua

Pelajari cara mengobati gondongan pada anak dengan efektif, mulai dari pengobatan medis hingga perawatan di rumah. Panduan lengkap untuk orangtua.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Nov 2024, 09:41 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2024, 09:40 WIB
cara mengobati gondongan pada anak
cara mengobati gondongan pada anak ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Gondongan merupakan salah satu penyakit menular yang sering menyerang anak-anak. Sebagai orangtua, penting untuk memahami cara mengobati gondongan pada anak dengan tepat agar proses penyembuhan berjalan optimal. Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai gondongan pada anak, mulai dari definisi, gejala, penyebab, hingga berbagai metode pengobatan yang dapat dilakukan.

Definisi Gondongan

Gondongan, yang dalam istilah medis disebut parotitis, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus. Virus ini menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah terbesar yang terletak di bawah telinga. Akibatnya, terjadi peradangan dan pembengkakan pada area tersebut.

Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak berusia 2-12 tahun, meskipun orang dewasa juga bisa terkena. Gondongan sangat mudah menular melalui percikan air liur (droplet) dari orang yang terinfeksi, baik melalui batuk, bersin, atau berbicara.

Meskipun gondongan termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting disease), penanganan yang tepat tetap diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul.

Gejala Gondongan pada Anak

Gejala gondongan biasanya muncul sekitar 16-18 hari setelah terpapar virus. Berikut adalah gejala-gejala umum yang perlu diwaspadai:

  • Pembengkakan pada satu atau kedua sisi pipi dan rahang
  • Nyeri pada area yang membengkak
  • Demam dengan suhu 38°C atau lebih tinggi
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Kesulitan mengunyah atau menelan
  • Mulut kering
  • Nyeri telinga, terutama saat mengunyah atau menelan

Penting untuk diingat bahwa tidak semua anak yang terinfeksi virus gondongan akan menunjukkan gejala. Beberapa anak mungkin hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Penyebab Gondongan

Gondongan disebabkan oleh virus paramyxovirus yang sangat menular. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui berbagai cara:

  • Kontak langsung dengan air liur atau lendir dari orang yang terinfeksi
  • Percikan air liur (droplet) saat batuk atau bersin
  • Berbagi alat makan atau minum dengan orang yang terinfeksi
  • Menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mulut atau hidung

Virus gondongan dapat menular mulai dari beberapa hari sebelum gejala muncul hingga beberapa hari setelah gejala hilang. Periode paling menular biasanya terjadi 1-2 hari sebelum pembengkakan kelenjar parotis muncul hingga 5 hari setelahnya.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko anak terkena gondongan antara lain:

  • Belum mendapatkan vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)
  • Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi gondongan
  • Tinggal di lingkungan yang padat penduduk atau fasilitas umum seperti sekolah atau panti asuhan
  • Perjalanan ke daerah dengan tingkat vaksinasi rendah
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah

Diagnosis Gondongan

Diagnosis gondongan umumnya dapat dilakukan berdasarkan gejala klinis yang muncul, terutama pembengkakan khas pada area pipi dan rahang. Namun, untuk memastikan diagnosis, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan:

  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa pembengkakan pada kelenjar parotis dan gejala lain yang muncul.
  • Tes darah: Untuk mengecek adanya antibodi terhadap virus gondongan.
  • Tes air liur: Sampel air liur diambil untuk mendeteksi keberadaan virus gondongan.
  • Tes urin: Dalam beberapa kasus, virus gondongan dapat ditemukan dalam urin.

Penting untuk melakukan diagnosis yang akurat agar pengobatan yang diberikan tepat sasaran. Beberapa kondisi lain yang gejalanya mirip dengan gondongan dan perlu dibedakan antara lain:

  • Infeksi bakteri pada kelenjar ludah
  • Batu kelenjar ludah
  • Tumor kelenjar ludah
  • Pembesaran kelenjar getah bening

Pengobatan Medis untuk Gondongan

Gondongan merupakan infeksi virus yang umumnya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Meskipun demikian, pengobatan medis tetap diperlukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Berikut adalah beberapa pengobatan medis yang biasa diberikan untuk mengatasi gondongan pada anak:

1. Obat Pereda Nyeri dan Penurun Demam

Dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti:

  • Paracetamol: Membantu menurunkan demam dan meredakan nyeri. Dosis untuk anak biasanya 10-15 mg/kg berat badan, diberikan setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan.
  • Ibuprofen: Berfungsi sebagai anti-inflamasi sekaligus pereda nyeri. Dosis untuk anak umumnya 5-10 mg/kg berat badan, diberikan setiap 6-8 jam.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter atau informasi pada kemasan obat mengenai dosis yang tepat. Aspirin tidak dianjurkan untuk anak-anak karena risiko sindrom Reye.

2. Obat Antivirus

Meskipun jarang digunakan, dalam kasus tertentu dokter mungkin meresepkan obat antivirus seperti acyclovir untuk membantu mempercepat penyembuhan, terutama jika ada risiko komplikasi.

3. Terapi Cairan Intravena

Jika anak mengalami dehidrasi berat akibat kesulitan menelan, mungkin diperlukan pemberian cairan melalui infus di rumah sakit.

4. Perawatan Simptomatik

Dokter juga mungkin meresepkan obat-obatan tambahan untuk mengatasi gejala spesifik, seperti:

  • Obat kumur antiseptik untuk meredakan sakit tenggorokan
  • Obat tetes mata jika terjadi konjungtivitis
  • Obat antihistamin jika ada gejala alergi

5. Pemantauan Komplikasi

Dokter akan memantau perkembangan penyakit untuk mendeteksi kemungkinan komplikasi seperti meningitis atau peradangan testis (orkitis) pada anak laki-laki. Jika terjadi komplikasi, pengobatan tambahan mungkin diperlukan.

Penting untuk diingat bahwa antibiotik tidak efektif melawan virus gondongan. Antibiotik hanya diberikan jika terjadi infeksi bakteri sekunder.

Pengobatan Rumahan untuk Gondongan

Selain pengobatan medis, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah untuk membantu meredakan gejala gondongan pada anak dan mempercepat proses penyembuhan:

1. Istirahat yang Cukup

Pastikan anak beristirahat dengan cukup, terutama selama 5 hari pertama setelah gejala muncul. Ini akan membantu tubuh anak fokus untuk melawan infeksi virus.

2. Kompres Dingin atau Hangat

Aplikasikan kompres dingin atau hangat pada area yang bengkak untuk meredakan nyeri dan pembengkakan:

  • Kompres dingin: Bungkus es dalam handuk dan tempelkan pada area yang bengkak selama 15-20 menit. Ulangi setiap beberapa jam.
  • Kompres hangat: Gunakan handuk hangat atau botol air panas yang dibungkus kain. Tempelkan selama 10-15 menit beberapa kali sehari.

Pilih metode yang paling nyaman untuk anak Anda.

3. Perbanyak Minum Air Putih

Pastikan anak minum cukup air untuk mencegah dehidrasi, terutama jika mengalami demam. Air putih, sup hangat, atau es loli buah dapat menjadi pilihan.

4. Berikan Makanan Lunak

Sajikan makanan yang mudah ditelan untuk menghindari rasa sakit saat mengunyah. Beberapa pilihan makanan yang baik antara lain:

  • Bubur atau sup
  • Yogurt atau es krim
  • Puree buah atau sayur
  • Telur orak-arik
  • Kentang tumbuk

5. Hindari Makanan dan Minuman Tertentu

Beberapa jenis makanan dan minuman sebaiknya dihindari karena dapat memperparah rasa sakit:

  • Makanan asam seperti jeruk atau tomat
  • Makanan yang memerlukan banyak kunyahan
  • Minuman berkarbonasi
  • Jus buah yang terlalu asam

6. Gunakan Pereda Nyeri Topikal

Oleskan gel atau krim pereda nyeri yang mengandung mentol atau capsaicin pada area yang bengkak. Pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan dengan seksama.

7. Jaga Kebersihan

Ajarkan anak untuk sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk atau bersin, dan tidak berbagi alat makan atau minum dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus.

8. Gunakan Pelembab Udara

Jika udara terlalu kering, gunakan pelembab udara di kamar anak untuk membantu meredakan ketidaknyamanan pada tenggorokan dan mulut.

9. Berikan Pijatan Lembut

Pijat lembut di sekitar area yang bengkak dapat membantu melancarkan aliran darah dan meredakan nyeri. Lakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan rasa sakit tambahan.

10. Gunakan Obat Herbal

Beberapa obat herbal yang dipercaya dapat membantu meredakan gejala gondongan antara lain:

  • Teh hijau
  • Ekstrak elderberry
  • Echinacea
  • Bawang putih

Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan suplemen herbal apapun pada anak.

Ingatlah bahwa meskipun pengobatan rumahan dapat membantu meredakan gejala, penting untuk tetap memantau kondisi anak dan segera hubungi dokter jika gejala memburuk atau tidak membaik setelah beberapa hari.

Cara Mencegah Gondongan

Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk melindungi anak dari penyakit gondongan. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah gondongan:

1. Vaksinasi MMR

Vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) merupakan cara paling efektif untuk mencegah gondongan. Jadwal pemberian vaksin MMR adalah sebagai berikut:

  • Dosis pertama: Usia 12-15 bulan
  • Dosis kedua (booster): Usia 4-6 tahun

Vaksin MMR memberikan perlindungan sekitar 88% terhadap gondongan setelah dua dosis. Meskipun tidak 100% efektif, vaksinasi dapat mengurangi keparahan gejala jika anak tetap terinfeksi.

2. Praktik Kebersihan yang Baik

Ajarkan anak-anak untuk:

  • Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet
  • Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku bagian dalam
  • Tidak berbagi alat makan, minuman, atau barang pribadi lainnya dengan orang lain

3. Isolasi Diri

Jika anak atau anggota keluarga terkena gondongan:

  • Isolasi diri selama minimal 5 hari setelah gejala pertama muncul
  • Hindari kontak dekat dengan orang lain, terutama bayi, anak kecil, dan orang dengan sistem kekebalan lemah
  • Jangan kirim anak ke sekolah atau tempat penitipan anak selama masa penularan

4. Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Bantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak dengan:

  • Memberikan makanan bergizi seimbang
  • Memastikan anak mendapat cukup tidur
  • Mendorong aktivitas fisik secara teratur
  • Mengelola stres dengan baik

5. Edukasi

Berikan pemahaman kepada anak tentang:

  • Pentingnya menjaga kebersihan
  • Cara penularan penyakit menular seperti gondongan
  • Pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyakit

6. Hindari Kontak dengan Penderita

Jika ada kasus gondongan di lingkungan sekitar:

  • Hindari kontak dekat dengan penderita
  • Pastikan anak tidak bermain atau berinteraksi dengan teman yang sedang menderita gondongan

7. Perhatikan Lingkungan

Jika tinggal atau bepergian ke daerah dengan tingkat vaksinasi rendah atau riwayat wabah gondongan:

  • Tingkatkan kewaspadaan terhadap gejala-gejala gondongan
  • Pertimbangkan untuk mendapatkan dosis booster vaksin MMR jika diperlukan

Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan ini, risiko anak terkena gondongan dapat dikurangi secara signifikan. Namun, jika anak tetap terinfeksi meskipun telah divaksinasi, gejala yang dialami umumnya akan lebih ringan dan durasi penyakit lebih singkat.

Komplikasi Gondongan

Meskipun sebagian besar kasus gondongan pada anak sembuh tanpa komplikasi, dalam beberapa kasus dapat terjadi komplikasi serius. Penting bagi orangtua untuk mengetahui potensi komplikasi ini agar dapat segera mencari bantuan medis jika diperlukan.

Komplikasi yang Mungkin Terjadi:

  1. Meningitis: Peradangan pada selaput otak dan sumsum tulang belakang. Gejala meliputi sakit kepala parah, kaku leher, dan sensitivitas terhadap cahaya.
  2. Ensefalitis: Peradangan pada otak yang dapat menyebabkan kebingungan, kejang, atau bahkan koma.
  3. Orkitis: Peradangan pada testis yang umumnya terjadi pada remaja atau pria dewasa. Dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan dalam kasus yang jarang, infertilitas.
  4. Ooforitis: Peradangan pada ovarium yang dapat terjadi pada wanita setelah pubertas. Meskipun jarang, dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi kesuburan.
  5. Pankreatitis: Peradangan pada pankreas yang dapat menyebabkan nyeri perut parah, mual, dan muntah.
  6. Kehilangan Pendengaran: Dalam kasus yang jarang, gondongan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau permanen.
  7. Miokarditis: Peradangan pada otot jantung yang dapat menyebabkan nyeri dada dan gangguan irama jantung.
  8. Artritis: Peradangan pada sendi yang dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan.

Faktor Risiko Komplikasi:

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko komplikasi antara lain:

  • Usia (remaja dan dewasa lebih berisiko dibanding anak-anak)
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Tidak mendapatkan vaksinasi MMR
  • Gizi buruk
  • Kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya

Pencegahan dan Penanganan Komplikasi:

  1. Vaksinasi: Mendapatkan vaksin MMR sesuai jadwal dapat secara signifikan mengurangi risiko komplikasi.
  2. Pemantauan Ketat: Orangtua harus memantau gejala anak dengan seksama, terutama jika demam tinggi atau gejala tidak membaik setelah beberapa hari.
  3. Segera Ke Dokter: Jika ada tanda-tanda komplikasi, seperti sakit kepala parah, kejang, atau nyeri testis, segera bawa anak ke dokter atau rumah sakit.
  4. Perawatan Suportif: Komplikasi seperti meningitis atau ensefalitis mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan intensif.
  5. Pengobatan Spesifik: Tergantung pada jenis komplikasi, dokter mungkin meresepkan obat-obatan tertentu seperti antiinflamasi atau antivirus.
  6. Istirahat Total: Untuk komplikasi seperti orkitis, istirahat total dan penggunaan penyangga skrotum mungkin diperlukan.
  7. Pemeriksaan Lanjutan: Dalam kasus tertentu, pemeriksaan lanjutan seperti tes pendengaran atau pemeriksaan kesuburan mungkin diperlukan untuk memantau efek jangka panjang.

Meskipun komplikasi gondongan jarang terjadi, terutama pada anak-anak yang telah divaksinasi, penting bagi orangtua untuk tetap waspada. Dengan penanganan yang tepat dan cepat, sebagian besar komplikasi dapat diatasi dengan baik tanpa efek jangka panjang yang serius.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun gondongan umumnya dapat diobati di rumah, ada beberapa situasi di mana Anda perlu segera membawa anak ke dokter. Berikut adalah kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian medis segera:

1. Gejala Tidak Membaik atau Memburuk

Jika gejala gondongan tidak menunjukkan perbaikan setelah 7-10 hari, atau justru semakin memburuk, segera konsultasikan dengan dokter. Ini bisa menjadi tanda adanya komplikasi atau infeksi sekunder.

2. Demam Tinggi yang Persisten

Demam di atas 39°C yang berlangsung lebih dari 3 hari atau demam yang tidak turun dengan obat penurun panas memerlukan evaluasi medis.

3. Kesulitan Menelan atau Bernapas

Jika anak mengalami kesulitan menelan atau bernapas, ini bisa menjadi tanda pembengkakan yang parah dan memerlukan penanganan medis segera.

4. Sakit Kepala Parah atau Kaku Leher

Sakit kepala yang intens, terutama jika disertai dengan kaku leher, bisa menjadi tanda meningitis dan memerlukan evaluasi medis darurat.

5. Nyeri Perut yang Parah

Nyeri perut yang intens bisa menjadi tanda pankreatitis, yang merupakan komplikasi serius dari gondongan.

6. Pembengkakan atau Nyeri pada Testis

Pada anak laki-laki, terutama remaja, pembengkakan atau nyeri pada testis bisa menjadi tanda orkitis dan memerlukan evaluasi dokter.

7. Perubahan Perilaku atau Kesadaran

Jika anak mengalami kebingungan, sangat mengantuk, atau sulit dibangunkan, ini bisa menjadi tanda komplikasi neurologis dan memerlukan perhatian medis segera.

8. Dehidrasi

Tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering, kurangnya air mata saat menangis, atau berkurangnya frekuensi buang air kecil memerlukan evaluasi medis.

9. Gejala Mata

Jika anak mengalami penglihatan kabur, sensitif terhadap cahaya, atau nyeri mata, ini bisa menjadi tanda komplikasi dan memerlukan pemeriksaan.

10. Ruam Kulit

Munculnya ruam kulit yang tidak biasa bisa menjadi tanda reaksi alergi atau komplikasi lain dan sebaiknya diperiksa oleh dokter.

11. Kehilangan Pendengaran

Jika anak mengeluhkan penurunan pendengaran, bahkan sementara, ini perlu dievaluasi oleh dokter.

12. Gejala yang Muncul Kembali

Jika gejala gondongan yang sudah membaik tiba-tiba muncul kembali, ini bisa menjadi tanda infeksi sekunder atau komplikasi lain.

13. Kontak dengan Penderita Gondongan

Jika anak Anda belum pernah terkena gondongan atau belum mendapat vaksinasi MMR lengkap, dan baru saja kontak dengan penderita gondongan, konsultasikan dengan dokter untuk tindakan pencegahan yang mungkin diperlukan.

14. Kekhawatiran Orangtua

Jika Anda sebagai orangtua merasa khawatir tentang kondisi anak, meskipun gejala mungkin tampak ringan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Intuisi orangtua seringkali akurat dalam mendeteksi masalah kesehatan pada anak.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki respons yang berbeda terhadap penyakit. Apa yang normal untuk satu anak mungkin tidak normal untuk anak lain. Jika Anda ragu, selalu lebih baik untuk berkonsultasi dengan profesional medis.

Saat membawa anak ke dokter, pastikan untuk memberikan informasi lengkap tentang gejala yang dialami, kapan gejala mulai muncul, obat-obatan yang telah diberikan, dan riwayat vaksinasi anak. Informasi ini akan membantu dokter dalam memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Ingatlah bahwa meskipun gondongan umumnya bukan penyakit yang mengancam jiwa, komplikasi yang mungkin timbul bisa serius. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat dan kesiapan untuk mencari bantuan medis saat diperlukan sangat penting dalam mengelola penyakit ini pada anak-anak.

Kesimpulan

Gondongan pada anak, meskipun umumnya bukan penyakit yang mengancam jiwa, tetap memerlukan perhatian dan penanganan yang tepat. Sebagai orangtua, pemahaman yang komprehensif tentang penyakit ini sangat penting untuk memastikan perawatan yang optimal bagi anak.

Beberapa poin kunci yang perlu diingat:

  1. Pencegahan adalah kunci: Vaksinasi MMR tetap menjadi cara terbaik untuk mencegah gondongan. Pastikan anak Anda mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan.
  2. Kenali gejala: Pembengkakan kelenjar parotis, demam, dan nyeri adalah gejala utama gondongan. Namun, tidak semua anak menunjukkan gejala yang sama.
  3. Perawatan di rumah: Sebagian besar kasus gondongan dapat diobati di rumah dengan istirahat yang cukup, kompres, dan obat pereda nyeri. Namun, pengawasan ketat tetap diperlukan.
  4. Waspada terhadap komplikasi: Meskipun jarang, komplikasi seperti meningitis atau orkitis bisa terjadi. Segera hubungi dokter jika gejala memburuk atau muncul gejala baru yang mengkhawatirkan.
  5. Cegah penyebaran: Isolasi anak yang terinfeksi dan praktik kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
  6. Mitos vs Fakta: Banyak mitos seputar gondongan yang beredar di masyarakat. Penting untuk memahami fakta yang sebenarnya dan mengandalkan informasi dari sumber yang terpercaya.
  7. Konsultasi medis: Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kondisi anak Anda.

Dengan pengetahuan yang tepat dan penanganan yang cermat, sebagian besar anak dapat pulih dari gondongan tanpa komplikasi serius. Namun, setiap anak unik dan mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap penyakit ini. Oleh karena itu, pendekatan yang personal dan konsultasi dengan profesional kesehatan tetap menjadi langkah penting dalam mengelola gondongan pada anak.

Ingatlah bahwa kesehatan anak adalah prioritas utama. Dengan kombinasi antara perawatan yang tepat di rumah, kewaspadaan terhadap gejala yang mengkhawatirkan, dan bantuan medis profesional ketika diperlukan, Anda dapat membantu anak Anda melewati episode gondongan dengan aman dan nyaman.

Akhirnya, edukasi dan kesadaran masyarakat tentang gondongan dan pentingnya vaksinasi juga berperan penting dalam mengurangi prevalensi penyakit ini di masa depan. Dengan upaya bersama dari orangtua, tenaga medis, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi anak-anak kita.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya