16 Ciri-Ciri Radang Testis: Gejala, Penyebab, dan Penanganan Tepatnya

Kenali ciri-ciri radang testis, penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Pelajari kapan harus berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah komplikasi.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Des 2024, 13:28 WIB
Diterbitkan 02 Des 2024, 13:28 WIB
ciri-ciri radang testis
Pria paruh baya didiagnosis radang testis oleh dokter yang memeriksanya ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta - Radang testis atau orchitis merupakan kondisi peradangan yang terjadi pada satu atau kedua testis pria. Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. Jika tidak ditangani dengan tepat, orchitis berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti kemandulan.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif mengenai ciri-ciri radang testis, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, serta langkah-langkah pencegahannya.

Mengenal Radang Testis (Orchitis)

Orchitis didefinisikan sebagai peradangan akut yang terjadi pada testis akibat infeksi. Kondisi ini dapat menyerang salah satu atau kedua testis secara bersamaan. Testis merupakan organ reproduksi pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum dan berperan penting dalam produksi sperma serta hormon testosteron.

Peradangan pada testis seringkali dikaitkan dengan infeksi menular seksual atau penyakit lain seperti gondongan (mumps). Dalam banyak kasus, orchitis juga disertai dengan peradangan pada epididimis, yaitu saluran di belakang testis yang berfungsi menyimpan dan mengangkut sperma. Kondisi ini dikenal sebagai epididimo-orchitis.

Radang testis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Orchitis akut berkembang secara cepat dan gejalanya muncul tiba-tiba, biasanya berlangsung kurang dari 6 minggu. Sementara orchitis kronis berlangsung lebih lama dari 6 minggu dan gejalanya berkembang secara perlahan.

Penyebab Radang Testis

Penyebab utama radang testis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai penyebab orchitis:

1. Infeksi Bakteri

Orchitis bakterial umumnya terjadi akibat penyebaran infeksi dari organ lain di sekitarnya, seperti saluran kemih, prostat, atau epididimis. Beberapa jenis bakteri yang sering menjadi penyebab orchitis antara lain:

  • Escherichia coli (E. coli)
  • Staphylococcus
  • Streptococcus
  • Klebsiella pneumoniae
  • Pseudomonas aeruginosa

Bakteri-bakteri tersebut juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, prostatitis, serta infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia. Pada pria berusia di atas 40 tahun, infeksi bakteri E. coli dari sistem pencernaan juga dapat menyebabkan orchitis.

2. Infeksi Virus

Penyebab tersering orchitis viral adalah virus paramyxovirus, yang merupakan virus penyebab penyakit gondongan (mumps). Orchitis akibat virus gondongan paling sering menyerang anak laki-laki berusia di bawah 10 tahun. Gejala orchitis biasanya muncul 4-6 hari setelah terserang gondongan.

Selain virus gondongan, beberapa jenis virus lain yang dapat menyebabkan orchitis antara lain:

  • Virus coxsackie
  • Virus varicella (penyebab cacar air)
  • Echovirus
  • Cytomegalovirus (CMV)

3. Penyebab Non-Infeksi

Meskipun jarang, orchitis juga dapat disebabkan oleh faktor non-infeksi, seperti:

  • Cedera pada area selangkangan
  • Pembesaran prostat
  • Refluks urine (kondisi ketika urine mengalir balik ke epididimis)
  • Torsio testis
  • Penyakit autoimun seperti sarkoidosis
  • Penggunaan kateter urine jangka panjang
  • Efek samping obat amiodarone
  • Komplikasi pasca operasi pada organ kelamin

Faktor Risiko Radang Testis

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami orchitis antara lain:

  • Berusia lebih dari 45 tahun
  • Tidak mendapatkan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)
  • Memiliki riwayat infeksi saluran kemih berulang
  • Menderita pembesaran prostat
  • Pernah menjalani prosedur medis pada area kelamin atau saluran kemih
  • Terlahir dengan kelainan struktural pada saluran kemih
  • Tidak disunat
  • Menggunakan kateter urine dalam jangka panjang
  • Melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi, seperti berganti-ganti pasangan atau tidak menggunakan kondom
  • Memiliki riwayat infeksi menular seksual

Ciri-Ciri dan Gejala Radang Testis

Gejala orchitis biasanya muncul secara tiba-tiba dan dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Berikut ini adalah ciri-ciri dan gejala umum radang testis:

  1. Pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
  2. Nyeri pada testis, mulai dari ringan hingga berat
  3. Kemerahan dan hangat pada area skrotum
  4. Sensasi berat atau tidak nyaman di skrotum
  5. Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah atau punggung
  6. Demam tinggi
  7. Menggigil
  8. Mual dan muntah
  9. Kelelahan
  10. Nyeri saat buang air kecil
  11. Sering buang air kecil
  12. Kesulitan menahan keinginan buang air kecil
  13. Darah dalam urine atau sperma
  14. Nyeri saat ejakulasi
  15. Penurunan libido
  16. Pembengkakan kelenjar getah bening di selangkangan

Pada orchitis yang disebabkan oleh virus gondongan, gejala biasanya muncul 4-7 hari setelah timbulnya pembengkakan kelenjar parotis (kelenjar ludah di pipi). Namun, orchitis juga dapat terjadi tanpa adanya gejala gondongan yang jelas.

Diagnosis Radang Testis

Untuk mendiagnosis orchitis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi:

1. Anamnesis (Wawancara Medis)

Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan, riwayat aktivitas seksual, serta riwayat penyakit terkait saluran reproduksi dan kemih.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa area testis dan skrotum untuk mendeteksi adanya pembengkakan, kemerahan, atau nyeri tekan. Pemeriksaan kelenjar getah bening di selangkangan juga dilakukan untuk melihat adanya pembengkakan.

3. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang yang mungkin dilakukan antara lain:

  • Urinalisis: untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih atau darah dalam urine
  • Kultur urine: untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi
  • Swab uretra: untuk mendeteksi adanya infeksi menular seksual seperti gonore atau klamidia
  • Tes darah: untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau peradangan
  • USG skrotum: untuk melihat adanya kelainan pada testis dan membedakan orchitis dengan kondisi lain seperti torsio testis
  • USG Doppler: untuk memeriksa aliran darah ke testis
  • CT Scan: jika dicurigai adanya komplikasi atau penyebab lain seperti batu ginjal

Pengobatan Radang Testis

Penanganan orchitis bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, serta mencegah komplikasi. Metode pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab orchitis:

1. Pengobatan Orchitis Bakterial

  • Antibiotik: Dokter akan meresepkan antibiotik spektrum luas seperti golongan fluoroquinolon (ciprofloxacin, ofloxacin, levofloxacin) atau kombinasi ceftriaxone dan doxycycline. Antibiotik biasanya diberikan selama 10-14 hari.
  • Jika orchitis disebabkan oleh infeksi menular seksual, pasangan seksual pasien juga perlu mendapatkan pengobatan.

2. Pengobatan Orchitis Viral

  • Orchitis viral biasanya bersifat self-limiting (dapat sembuh dengan sendirinya).
  • Pengobatan berfokus pada penanganan gejala dan mencegah komplikasi.
  • Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen diberikan untuk mengurangi nyeri dan peradangan.

3. Perawatan Suportif

Selain pengobatan utama, beberapa langkah perawatan suportif yang dapat dilakukan meliputi:

  • Istirahat yang cukup
  • Kompres dingin pada area skrotum selama 15-20 menit beberapa kali sehari
  • Menggunakan penyangga skrotum atau celana dalam yang nyaman
  • Menghindari aktivitas berat dan mengangkat beban
  • Minum banyak air putih
  • Menghindari hubungan seksual hingga gejala mereda sepenuhnya

Komplikasi Radang Testis

Jika tidak ditangani dengan tepat, orchitis dapat menimbulkan beberapa komplikasi serius, antara lain:

  • Atrofi testis: pengecilan ukuran testis akibat kerusakan jaringan
  • Infertilitas: gangguan kesuburan akibat penurunan produksi sperma
  • Hipogonadisme: penurunan produksi hormon testosteron
  • Abses skrotum: terbentuknya kantong nanah di dalam skrotum
  • Epididimitis kronis: peradangan berkepanjangan pada epididimis
  • Hidrokel reaktif: penumpukan cairan di sekitar testis
  • Sepsis: infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh

Pencegahan Radang Testis

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya orchitis antara lain:

  • Mendapatkan vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella) sesuai jadwal
  • Menerapkan praktik seks aman, seperti menggunakan kondom dan membatasi jumlah pasangan seksual
  • Melakukan sunat (sirkumsisi) dapat mengurangi risiko infeksi
  • Menjaga kebersihan area genital
  • Segera mengobati infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual
  • Menghindari penggunaan kateter urine jangka panjang jika memungkinkan
  • Menjaga sistem kekebalan tubuh dengan pola hidup sehat

Kapan Harus ke Dokter?

Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:

  • Nyeri testis yang tiba-tiba dan hebat
  • Pembengkakan atau kemerahan pada skrotum
  • Demam tinggi disertai menggigil
  • Mual dan muntah yang tidak mereda
  • Kesulitan buang air kecil
  • Darah dalam urine atau sperma

Penanganan dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dari orchitis. Dokter spesialis urologi adalah tenaga medis yang tepat untuk menangani kasus radang testis.

Mitos dan Fakta Seputar Radang Testis

Berikut beberapa mitos dan fakta terkait orchitis yang perlu diketahui:

Mitos 1: Orchitis hanya menyerang pria dewasa

Fakta: Orchitis dapat terjadi pada pria dari segala usia, termasuk anak-anak dan remaja.

Mitos 2: Orchitis selalu disebabkan oleh infeksi menular seksual

Fakta: Meskipun infeksi menular seksual dapat menyebabkan orchitis, penyebab lain seperti virus gondongan atau infeksi saluran kemih juga umum terjadi.

Mitos 3: Orchitis pasti menyebabkan kemandulan

Fakta: Meski orchitis dapat mempengaruhi kesuburan, tidak semua kasus menyebabkan kemandulan permanen. Penanganan yang tepat dan cepat dapat membantu mencegah komplikasi jangka panjang.

Mitos 4: Orchitis akan sembuh sendiri tanpa pengobatan

Fakta: Meskipun beberapa kasus orchitis viral dapat sembuh sendiri, pengobatan tetap diperlukan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Orchitis bakterial memerlukan pengobatan antibiotik.

Mitos 5: Orchitis hanya menyerang satu testis

Fakta: Orchitis dapat menyerang salah satu atau kedua testis sekaligus.

Pertanyaan Umum Seputar Radang Testis

1. Apakah orchitis menular?

Orchitis sendiri tidak menular, namun penyebabnya seperti infeksi menular seksual atau virus gondongan dapat ditularkan ke orang lain.

2. Berapa lama waktu penyembuhan orchitis?

Waktu penyembuhan orchitis bervariasi tergantung penyebabnya. Orchitis viral biasanya membaik dalam 3-10 hari, sementara orchitis bakterial dapat memerlukan waktu 1-2 minggu dengan pengobatan antibiotik.

3. Apakah orchitis dapat kambuh?

Ya, orchitis dapat kambuh terutama jika penyebabnya tidak ditangani dengan tuntas atau ada faktor risiko yang masih ada.

4. Apakah orchitis mempengaruhi kemampuan ereksi?

Orchitis umumnya tidak mempengaruhi kemampuan ereksi secara langsung. Namun, rasa nyeri dan ketidaknyamanan dapat mempengaruhi gairah seksual sementara waktu.

5. Bisakah orchitis menyebabkan kanker testis?

Tidak ada bukti langsung bahwa orchitis menyebabkan kanker testis. Namun, peradangan kronis pada testis dapat meningkatkan risiko terjadinya perubahan sel abnormal.

Kesimpulan

Radang testis atau orchitis merupakan kondisi yang memerlukan perhatian serius. Mengenali ciri-ciri radang testis sejak dini sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mencegah komplikasi. Penyebab utama orchitis adalah infeksi bakteri atau virus, namun faktor non-infeksi juga dapat berperan.

Gejala orchitis meliputi pembengkakan, nyeri, dan kemerahan pada testis, disertai gejala sistemik seperti demam dan mual. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan berbagai tes penunjang. Pengobatan disesuaikan dengan penyebabnya, meliputi pemberian antibiotik untuk orchitis bakterial dan penanganan simtomatik untuk orchitis viral.

Pencegahan orchitis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, praktik seks aman, dan mendapatkan vaksinasi yang sesuai. Jika mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya